AGEN DOMINO
Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa
Aku Jeani, saat ini berusia 30 tahun. Setelah aku lulus dari kuliah, aku
langsung mendapatkan pekerjaan sebagai dokter disebuah rumah sakit
terkenal. Karena memang aku mengambil jurusan kedokteran.
Sampai sekarang aku sudah bekerja dirumah sakit itu kurang lebih 3
tahun. Saat aku menjadi dokter aku dikenalkan oleh temanku seorang
laki-laki yang bekerja di suatu perusahaan, akhirnya kita saling
berkenalan dan akrab kemudian kami menjadi pasangan suami istri.
Tapi setelah setahun perkawinanku aku menemukan hal yang aneh pada
suamiku. Di dalam pernikahan, suamiku jarang sekali menyentuhku, dan
jika aku mengajaknya untuk berhubungan Sex dengan segala alasan dia
menolak, dan ketika alasannya habis dia baru mau aku ajak berhubungan
Sex dan itu pun hanya menyenangkanku saja padahal dalam hati aku merasa
tidak terpuaskan.
Suatu waktu aku ditugaskan oleh rumah sakit ke desa sebelah untuk
membantu warga disana yang sedang dilanda wabah penyakit. Setelah aku
meminta ijin pada suamiku, suamiku pun mengijinkannya dengan janji 2
minggu sekali aku pulang dan aku menyanggupinya.
Dari sini lah aku mengetahui sifat buruk suamiku yang sebenarnya.
Setelah 2 minggu aku berada didesa sebelah, aku memutuskan untuk pulang,
sesampainya aku dirumah aku kaget dengan yang aku lihat.
Suamiku sedang bergumul dengan seorang laki-laki dengan sangat
bergairah. Dia tidak pernah se bergairah itu ketika berhubungan Sex
denganku. ternyata suamiku adalah seorng homo, tapi aku hanya memendam
yang aku lihat waktu itu.
Setelah kejadian yang aku lihat siang itu, aku menjadi jarang pulang
dan suamiku pun juga tak pernah menanyakan kenapa aku jarang pulang.
Karena desa tempat aku bertugas adalah daerah laut, aku menghilangkan
penat diotakku dengan berlayar, hingga menjadi kebiasaanku setiap kali
tak pulang rumah.
Dari desa itu aku mempunyai banyak kenalan, muda-mudi, yang lebih tua
banyak sekali yang aku kenal dan ketika aku pulang dari berlayar aku
bertemu dengan seorang laki-laki yang begitu menarik hasratku. Tubuhnya
tinggi kekar, kulitnya kecoklatan, dagu dan sekujur tangannya ditumbuhi
bulu-bulu halus, dimataku terlihat sosok laki-laki yang perkasa.
Tapi setelah hari itu aku jarang lagi melihat sosok laki-laki
tersebut, kemudian aku menanyakan tentang laki-laki tersebut kepada
bapak yang menahkodai perahuku saat berlayar, aku ajak dia mengobrol
sambil mencari tau tentang laki-laki tersebut.
Setelah aku bertanya panjang lebar akhirnya pak nahkoda memberitahuku
namanya pak Jarwo, umurnya sekitar 40 tahunan. Tapi hal itu tak begitu
mempengaruhiku. Setelah selesai berlayar aku kembali kedesa dan aku
langsung menuju tempat praktekku.
Banyak warga yang datang dan pergi, aku pun memeriksanya dengan
sebaik mungkin karena itu tugasku. Setelah malam tiba, aku hampir
menutup tempat praktekku, datanglah sosok laki-laki megetuk pintu yang
ingin di periksa. Karena aku berpikir ini pasien yang terakhir, aku pun
mempersilahkannya untuk masuk.
“Dok, saya tidak mempunyai keluhan. Hanya saya ingin tahu apakah
tekanan darah saya normal ”. Demikian Pak Jarwo mengawali pembicaraan.
“Saya bisa tidur nyenyak setelah makan obat dokter ”.
Sambil memeriksa, kami berdua terlibat pembicaraan ringan, mulai dari
sekolah sampai hobi. Dari situ aku baru tahu, Pak Jarwo telah dua tahun
menduda ditinggal mati istri dan anak tunggalnya yang kecelakaan di
Solo. Sejak saat itu hidupnya membujang.
Ketika pamit dari ruang praktekku, Pak Jarwo menawarkan suasana santai sambil menyelam di kepulauan karang.
“Dok, panoramanya sangat indah, pantainya juga bersih lho”.
Aku setuju atas tawaran itu dan Pak Jarwo akan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan.
Hingga tiba waktunya kami berangkat. Dalam speed boath yang melaju, hanya berisi aku, Pak Jarwo dan pengemudi kapal.
Sesampainya disana, aku merasa canggung ketika harus berganti pakaian
selam di hadapan laki-laki. Tapi aku juga belum tahu cara mengenakan
pakaian selam jika tanpa bantuan Pak Jarwo. Terpaksa dengan pakaian
bikini aku dibantu Pak Jarwo memakai pakaian renang.
Tangan kekar berbulu itu beberapa kali menyentuh pundak dan leherku.
Ada perasaan merinding. Cukup membuat Gejolak dalam darahku mengalir
begitu deras. Penyeaman pertama berlalu begitu saja, aku tak bisa
sepenuhnya menikmati keindahan laut. Hingga tanpa terasa kegiatan
menyelam menjadi kegiatan rutin. Bahkan pergi ke tempat penyelaman
sering hanya dilakukan kami berdua, aku dan pak Jarwo.
Semakin hari jarak hubungan aku dengan Pak Jarwo menjadi lebih akrab
dan dekat. Kami sudah saling terbuka membicarkan keluarga masing-masing
sampai dengan keluahanku mengenai suamiku yang gay. Dia tidak lagi
memanggilku Bu Dokter, tapi cukup namaku, dik Jeani.
Musim penghujan hampir tiba, kami berdua di tengah perjalanan ke
tempat penyelaman. Tiba-tiba datang hujan dan angin sehingga gelombang
laut naik-turun cukup besar. Aku mual, sehingga kapal dibelokkan Pak
Jarwo ke arah sisi pulau yang terlindung.
Kami turun ke pantai, duduk di bangunan kayu beratap rumbia tempat
para penyelam biasa istirahat sambil menikmati bekal. Hanya ada dua
bangku panjang dan meja kayu di tempat itu. Angin kencang menyebabkan
tubuh kami basah dan dingin. Aku duduk mepet ke Pak Jarwo. Aku tidak
menolak ketika Pak Jarwo memelukku dari belakang. Tangan berbulu lebat
itu melingkar dalam dada dan perutku.
Dekapan itu terasa hangat dan erat. Aku memejamkan mata sambil
merebahkan kepalaku di pundaknya, sehingga rasa mabuk laut mulai reda.
Sebuah kecupan ringan melekat di keningku, kemudian bergeser ke bibir,
aku berusaha menolak, tapi tangan yang melingkar di dadaku berubah
posisi sehingga dengan mudah menyusup dalam BHku.
Tiba- tiba badanku terasa lemas saat jari tangan itu membuat putaran
halus di puting susuku. Bibir berkumis lebat itu menjelajah ke bagian
sensitif di leher dan belakang telingaku. Persasaan nikmat dan merinding
menjalar dalam tubuh dan aliran darahku.
Bibir itu kembali bergeser lambat menyusur dagu, bergerak ke leher,
pundak dan akhirnya berhenti di Payudaraku. Aku tidak tahu kapan kaitan
BH itu terbuka. Dorongan kuat muncul di daerah terlarangku, ingin
rasanya ada benda bisa mengganjal masuk.
Tangan kekar itu akhirnya membopongku dan meletakkan di atas meja
kayu. BH ku telah jatuh di atas pasir, gairahsex.com mulut dan tanggan
Pak Jarwo bergantian menghisap dan meremas kedua gunungku, kanan kiri.
Aku bagaikan terbang melayang, kedua tanganku menjambak rambut Pak
Jarwo. Kepalaku tanpa terkendali bergerak ke kanan dan kiri semakin liar
disertai suara eluhan nikmat.
“Oooohhhhh ……oohhhh… ooooohhhh aauuhhhhhh.” Kedua tangannya semakin
kencang meremas Payudaraku. Mulutnya bergeser perlahan ke bawah
menelusur pusar …….. menuju….Vaginaku.
“Ahhh…… husss……. ahh…… aahhhhhh.”
AGEN DOMINO
Ketika mulut itu menemukan klitorisku, jeritanku pun tak tertahan
“Auh..h …h… aahhh….. husss…..” sebuah benda lunak menyeruak bibir
Vaginaku. Bergerak perlahan dalam usapan halus serta putaran di dinding
dalam, membuatku semakin melayang.
Tanpa terasa eranganku semakin keras. Untuk menambah kenikmatan, aku
angkat tinggi pantatku ke atas. Ingin rasanya benda itu masuk lebih
dalam. Tapi aku hanya mendapatkannya dipermukaan.
“Ooohhhh ……..haahh…… haaahh…huuu…….
terus…..se..se..se..dikit…atas..Ooohhh.aahhh ..” Sebuah hisapan kecil di
klitorisku memperkuat cengkeraman tanganku di pinggir meja.
Hisapan itu semakin lama semakin kuat …. kuat dan kuat….. menjadikan
kenikmatan tak terhingga …. memuncul denyutan orgasme. Otot-otot
disekitar Vaginaku mengejang nikmat dan nikmat sekali. Sesekali nafasku
tersengal
“Aaa……..hhhhh…..a ahhhhh….aahhhh……… aaaahhhhhhhh……. ahhhh…… huhhhhhhh…ehhhhhh”.
Denyut itu menjalar dintara pangkal paha dan pantat ke seluruh tubuh.
Orgasme yang sempurna telah aku dapatkan. Puncak kenikmatan telah aku
rasakan. Lemas sekujur tubuhku, aku ingin dipeluk erat, aku ingin ada
sebuah benda yang masih tertinggal dalam Vaginaku untuk mengganjal sisa
denyutan yang masih terasa. Tapi aku hanya menemukan kekosongan.
Tangan-tangan berbulu itu dengan pelan membuka kembali pahaku. Kedua
kakiku diangkat diantara bahunya. Kemudian terasa sebuah benda
digesek-gesek di Vaginaku. Semula terasa geli, tapi kemudian aku sadar
Pak Jarwo sedang membasahi penisnya dengan cairan kenikmatanku.
Seketika aku bangun sambil menutup kedua kakiku. Aku mendorong
badannya, dan aku menangis. Sambil membuang muka aku sesenggukan. Kedua
tanganku menutup dada dan selangkangan. Pak Jarwo tertunduk duduk
dibangku menjauhi aku. Ia sadar aku tidak mau dijamah lebih dari itu.
Sambil menelungkupkan badan di meja, tangisku tetahan.
Pak Jarwo mendekati dan dengan lembut ia membisikkan kata permintaan
maaf. Diapun menyorongkan BH serta celana dalamku. Aku tetap menangis
sambil menutup muka dengan kedua tanganku. Akhirnya pak Jarwo pergi
menjauh menuju kapal mengambil bekal. Kami duduk berjauhan tanpa kata-
kata.
Sekali lagi Pak Jarwo mengajukan permintaan maaf dan berjanji tidak
mengulang kejadian itu. Ia menyerahkan botol air mineral kepadaku.
“Maafkan aku dik Jeani, aku khilaf, aku telah lama tidak merasakan
seperti ini sehingga aku khilaf. Aku minta maaf yah, aku harap kejadian
ini tidak mengganggu persahabatan kita. Yuk kita minum dan makan siang,
lalu pulang ”.
Aku merasa iba pada Pak Jarwo. Ternyata dengan tulus dia masih bisa
menahan syahwatnya. Padahal bisa saja memaksa dan memperkosaku.
Kesadaranku mulai pulih, emosiku mereda.
Aku mulai berpikir pada kejadian tadi, bukankah aku telah terlanjur
basah saat ini ? Bukankah bagian dari kehormatanku telah dijamah Pak
Jarwo ? Bukankah tubuhku yang paling sensitif telah dinikmati Pak Jarwo ?
Apa artinya mempertahankan kesucian perkawinan ? Bukankah aku tidak
pernah menikmati rasa seperti ini dengan suamiku ? Bukankah aku telah
kawin dengan seorang homo ? Yah aku telah diusir dari rumahku oleh teman
gay suamiku.
Tapi itu bukan salah suamiku. Ia terlahir dengan kelainan jiwa. Ia
menjadi gay dengan menanggung penderitaan. Ia terpaksa memperistri aku
hanya untuk menutupi gaynya.
Aku ingin merasakan kenikmatan, tapi aku
tidak ingin jadi korban, aku tidak ingin punya anak dari hubungan ini
dengan Pak Jarwo. Keberanianku mulai muncul. Aku melompat dan memeluk
Pak Jarwo. Kelihatan Pak Jarwo ragu pada sikapku sehingga tangannya
tidak bereaksi memelukku.
Aku bisikan kata mesra.
“Pak, aku kepingin lagi, seperti tadi, tapi aku minta kali ini jangan dikeluarkan di dalam ”.
“Maksud dik Jeani….. ” Sebelum dia menyelesaikan kata- katanya,
tanganku meraba ke penisnya. Kemudian tanganku menyusup dalam celana
renangnya. Sebuah benda yang tidur melingkar, tiba-tiba bangun karena
sentuhanku
“Tapi jangan dikeluarkan di dalam ya Pak ….”.
“Terima kasih dik….”.
Senyum Pak Jarwo berkembang. Kembali aku didekap, aku dipeluk erat
oleh kedua tangan kekar. Aku benamkan mukaku di dada bidang berbulu.
Tanpa komando aku duduk di atas meja sambil tetap memeluk Pak Jarwo.
Aku diam, mataku terpejam ketika pelan-pelan aku direbahkan di atas
meja. Satu persatu pengikat BH ku lepas sehingga tampaklah susuku yang
masih sangat padat lengkap dengan putingnya yang berwarna coklat
kemerahan dan sudah berdiri dengan pongahnya.
Kedua tangannya meraih dadaku, mulut hangat menyelusur gunungku,
perlahan-lahan bergeser ke bawah, semakin ke bawah gerakkannya semakin
liar. Gesekan kumis sepanjang perut membuatku menegang.
Aku pasrah ketika celana dalamku ditarik ke bawah lepas dari kaki
sehingga kini aku sudah benar- benar bagaikan bayi yang baru lahir tanpa
sehelai benangpun yang menutupi tubuhku.
Mulut hangat itu kembali bermain lincah diantara bibir bawahku yang
ditutupi rambut- rambut kemaluan yang berwarna hitam legam dan tumbuh
dengan lebatnya disekeliling lubang kemaluanku dan clitoris terasa sudah
mengeras pertanda aku sudah dilanda hasrat sex yang amat menggelegak.
Kenikmatan kembali menjalar di rahimku.
“Auh ….e.e.e.e.e.e.e…..haaah…haa ah haah. Auhhhhsss……” aku mengerang.
Pak Jarwo sambil berdiri di tepi meja mengusapkan benda panjang dan
keras di klitorisku.
“Aa…hhhh…..uhhh..” jeritan kecil tertahan mengawali dorongan penis
Pak Jarwo menyusup Vaginaku. Pantatku diangkat tinggi dengan kedua
tangannya ketika benda itu semakin dalam terbenam.
Tanpa hambatan penis Pak Jarwo masuk lebih dalam menjelajah Vaginaku.
Dimulai dengan gerakan pendek maju mudur berirama semakin lama menjadi
panjang. Nafasku tersengal menahan setiap gerak kenikmatan.
“Aaah….ahh…..ahh…….haaaa…haassss…….” Entah berapa lama aku menerima
irama gerakan maju mundur benda keras dalam Vaginaku. Aku telah
merasakan denyut orgasme.
“Auuuuuuuuhhhhh”
Jeritan dan cengkeraman tanganku di
pundak belakang penanda aku mencapai puncak orgasme. Gerakan benda itu
dalam Vaginaku masih tetap berirama, tegar maju mundur dan membuat
gesekan dengan sudut- sudut sensitif.
Tiba-tiba irama gerakan itu berubah menjadi cepat, semakin cepat …..
suara eluhan Pak Jarwo terdengar dan otot Vaginaku kembali ikut
menegang, yah … aku mau kembali orgasme…
“aaahhhhhhhhhhhh……. aahhhh….” Tiba-tiba benda dalam Vaginaku ditarik keluar.
Semprotan cairan hangat mengenai
pahaku dan meleleh di atas meja. Pak Jarwo mencapai puncak kenikmatan.
Pak Jarwo memenuhi janjinya, tidak mengeluarkan cairan mani dalam
Vaginaku. Aku lemas…..lemas sekali seperti tidak bertulang. Aku didekap
lembut dan sebuah ciuman di kening menambah berkurang daya kekuatanku.
JAGUARQQ AGEN JUDI POKER ONLINE DAN AGEN DOMINO 99 TERPERCAYA DI INDONESIA
ReplyDeleteSegera daftar dan bermain di JaguarQQ
Hanya dengan minimal deposit dan withdraw sebesar Rp.15.000,-
Anda sudah memiliki kesempatan untuk menangkan hingga jutaan rupiah
JaguarQQ menyediakan 8 Game dalam 1 User ID diantaranya :
-Poker
-AduQ
-BandarQ
-Domino QQ
-Capsa Susun
-Bandar Poker
-Bandar Sakong
-Bandar 66 (NEW)
Segera Gabung dan Dapatkan Promo Terbesar
-Bonus Rollingan 0.5% Setiap Minggu nya (diproses setiap hari Jumat)
-Bonus Refferal 20% Terbesar Seumur Hidup Tanpa Syarat Apapun
Untuk info lebih lanjut Silahkan hubungi Cs JAGUARQQ:
LiveChat 24 Jam Online
WEBSITE : jaguar99.com
PIN BBM : 2AE76E22
WA : 081319506846