Friday, April 1, 2016

Cerita Dewasa , Kedua Sahabat Istriku.

AGEN DOMINO.

Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa


Aku bangun kesiangan. Kulirik jam dinding…ah… pukul 8 pagi…Suasana rumahku sepi. Tumben, pikirku. Segera
aku meloncat bangun, mencari-cari istri dan anak-anakku..tidak ada…Ahh…baru kuingat, hari Minggu ini ada
acara di sekolah anakku mulai jam 9 pagi. Pantas saja mereka sudah berangkat.
Istriku sengaja tidak membangunkan aku untuk ikut ke sekolah anakku, karena malamnya aku pulang kantor
hampir jam 4 pagi. Yah, beginilah nasib auditor kalo lagi dikejar tenggat laporan audit. Untung saja,
ada anggota timku yang bisa mengurangi keteganganku. Ya, Agnes tentunya, yang semalam telah memberikan
kenikmatan untukku.

Baginya, bersetubuh dengan laki-laki lain selain suaminya bukan hal yang tabu, karena dia sendiri juga
tidak mempermasalahkan jika suaminya berkencan dengan wanita lain. Prinsip mereka, yang penting pasangan
tidak melihat kejadian itu dengan mata kepala sendiri. Aku tersenyum mengingat kejadian semalam.

Sebenarnya jam 11 malam kami sepakat untuk pulang kantor, tapi ternyata aku dan Agnes sama-sama lagi
horny berat. Akhirnya, terjadilah seperti yang sudah kuceritakan diatas. Tak terasa, aku mulai horny
lagi. tongkolku pelan-pelan mengangguk-angguk dan mulai mengacung.

“haduuhhh…repot bener nih, pikirku.
“Lagi sendiri, eh ngaceng.” Kebetulan, di rumah tidak ada pembantu, karena istriku, Indah, lebih suka
bersih-bersih rumah sendiri dibantu kedua anakku.
“Biar anak-anak gak manja dan bisa belajar mandiri. Lagian, bisa menghemat pengeluaran,” kilah istriku.

Aku setuju saja. Kurebahkan tubuhku di sofa ruang tengah, setelah memutar DVD BF. Sengaja kusetel, biar
hasratku cepet tuntas. Setelah kubuka celanaku, aku sekarang hanya pakai kaos, dan tidak pakai celana.
Pelan-pelan kuurut dan kukocok tongkolku. Tampak dari ujung lubang tongkolku melelehkan cairan bening,
tanda bahwa birahiku sudah memuncak.

Aku pun teringat Linda, sahabat istriku. Kebetulan Linda berasal dari suku Chinese. Dia adalah sahabat
istriku sejak dari SMP hingga lulus kuliah, dan sering juga main kerumahku. Kadang sendiri, kadang
bersama keluarganya. Ya, aku memang sering berfantasi sedang menyetubuhi Linda. Tubuhnya mungil,
setinggi Agnes, tapi lebih gendut. Yang kukagumi adalah kulitnya yang sangat-sangat-sangat putih mulus,
seperti warna patung lilin. Dan pantatnya yang membulat indah, sering membuatku ngaceng kalo dia
berkunjung. Aku hanya bisa membayangkan seandainya tubuh mulus Linda bisa kujamah, pasti nikmat sekali.
Fantasiku ini ternyata membuat tongkolku makin keras, merah padam dan cairan bening itu mengalir lagi
dengan deras.

Ah Linda…seandainya aku bisa menyentuhmu..dan kamu mau ngocokin tongkolku..begitu pikiranku saat itu.
Lagi enak-enak ngocok sambil nonton bokep dan membayangkan Linda, terdengar suara langkah sepatu dan
seseorang memanggil-manggil istriku.

“Ndah…Indah…aku dateng,” seru suara itu… Oh my gosh…itu suara Linda…mau ngapain dia kesini, pikirku.
Kapan masuknya, kok gak kedengaran? Linda memang tidak pernah mengetuk pintu kalau ke rumahku, karena
keluarga kami sudah sangat akrab dengan dia dan keluarganya. Belum sempat aku berpikir dan bertindak
untuk menyelamatkan diri, tau-tau Linda udah nongol di ruang tengah, dan…

“AAAHHH…ANDREEEEW…!!!!,”jeritnya. “Kamu lagi ngapain?”
“Aku…eh…anu…aku….ee…lagi…ini…,”aku tak bisa menjawa pertanyaannya.

Gugup. Panik. Sal-ting. Semua bercampur jadi satu. Orang yang selama ini hanya ada dalam fantasiku,
tiba-tiba muncul dihadapanku dan straight, langsung melihatku dalam keadaan telanjang, gak pake celana,
Cuma kaos aja. Ngaceng pula.

“Kamu dateng ok gak ngabarin dulu sih?” aku protes.
“Udah, sana, pake celana dulu!” Pagi-pagi telanjang, nonton bf sendirian,lagi ngapain sih?”ucapnya
sambil duduk di kursi didepanku.
“Yee…namanya juga lagi horny…ya udah mending colai sambil nonton bf. Lagian anak-anak sama mamanya lagi
pergi ke sekolah. Ya udah, self service,”sahutku.
“Udah, Ndrew. Sana pake celana dulu. Kamu gak risih apa?”
“Ah, kepalang tanggung kamu dah liat? Ngapain juga dtitutupin? Telat donk,”kilahku.
“Dasar kamu ya. Ya, udah deh, aku pamit dulu. Salam aja buat istrimu. Sana, terusin lagi.” Linda
beranjak dari duduknya, dan pamit pulang. Buru-buru aku mencegahnya.
“Lin, ntar dulu lah…,”pintaku.

“Apaan sih, orang aku mau ngajak Indah jalan, dia nggak ada ya udah, aku mau jalan sendiri,”sahutnya.
“Bentar deh Lin. Tolongin aku, gak lama kok, paling sepuluh menit,”aku berusaha merayunya.
“Gila kamu ya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”Linda protes sambil melotot.
“Kamu jangan macem-macem deh, Ndrew. Gak mungkin donk aku lakukan itu,”sergahnya. “Lin,”sahutku tenang.
“Aku gak minta kamu untuk melakukan hal itu. Enggak. Aku Cuma minta tolong, kamu duduk didepanku, sambil
liatin aku colai.”
“Gimana?” Linda tidak menjawab.

Matanya menatapku tajam. Sejurus kemudian..
“Ok, Lin. Aku janji gak ndeketin apalagi menyentuh kamu. Tapi, sebelum itu, kamu juga buka bajumu dong…
pake BH sama CD aja deh, gak usah telanjang. Kan kamu dah liat punyaku, please?” aku merayunya dengan
sedikit memelas sekaligus khawatir.
“Hm…fine deh. Aku bantuin deh…tapi bener ya, aku masih pake BH dan CDku dan kamu gak nyentuh aku ya.
Janji lho,”katanya.
“Tapi, tunggu. Aku mau tanya, kok kamu berani banget minta tolong begitu ke aku?”
”Yaaa…aku berani-beraniin…toh aku gak nyentuh kamu, Cuma liat doang. Lagian, kamu dah liat punyaku?
Trus, aku lagi colai sambil liat BF…lha ada kamu, kenapa gak minta tolong aja, liat yang asli?”kilahku.
“Dasar kamu. Ya udah deh, aku buka baju di kamar dulu.”
“Gak usah, disini aja,”sahutku.

Perlahan, dibukanya kemejanya…dan…ah payudara itu menyembul keluar. Payudara yang terbungkus BH sexy
berwarna merah…menambah kontras warna kulitnya yang sangat putih dan mulus. ceritasexdewasa.org Aku menelan ludah karena
hanya bisa membayangkan seperti apa isi BH merah itu. Seteah itu, diturunkannya zip celana jeansnya, dan
dibukanya kancing celananya. Perlahan, diturunkannya jeansnya…sedikit ada keraguan di wajahnya. Tapi
akhirnya, celana itu terlepas dari kaki yang dibungkusnya.

Wow…aku terbelalak melihatnya. Paha itu sangat putih sekali. Lebih putih dari yang pernah aku bayangkan.
Tak ada cacat, tak ada noda. Selangkangannya masih terbungkus celana dalam mini berbahan satin, sewarna
dengan Bhnya. Sepertinya, itu adalah satu set BH dan CD.

“Nih, aku udah buka baju. Dah, kamu terusin lagi colinya. Aku duduk ya.” Linda segera duduk, dan hendak
menyilangkan kakinya.

Buru-buru aku cegah.
“Duduknya jangan gitu dong…”
“Ih, kamu tuh ya…macem-macem banget. Emang aku musti gimana?”protes Linda.
“Nungging, gitu?” ”Ya kalo kamu mau nungging, bagus banget,”sahutku.
“Sori ye…emang gue apaan,”cibirnya.
“Kamu duduk biasa aja, tapi kakimu di buka dikit, jadi aku bisa liat celana dalam sama selangkanganmu.
Toh veggy kamu gak keliatan?”usulku.
“Iya…iya…ni anak rewel banget ya. Mau colai aja pake minta macem-macem,”Linda masih saja protes dengan
permintaanku.
“Begini posisi yang kamu mau?”tanyanya sambil duduk dan membuka pahanya lebar-lebar.
“Yak sip.” Sahutku.
“Aku lanjut ya colinya.” Sambil memandangi tbuh Linda, aku terus mengocok tongkolku, tapi kulakukan
dengan perlahan, karena aku nggak mau cepet-cepet ejakulasi.

Sayang, kalau pemandangan langka ini berlalau terlalu cepat. Aku pun menceracau, tapi Linda tidak
menanggapi omonganku.

“Oh…Liiiinnn….kamu kok mulus banget siiiihhh….”aku terus menceracau. Linda menatapku dan tersenyum.
“Susumu montok bangeeeettttt… pahamu sekel dan putiiiihhhh….hhhhh….bikin aku ngaceng, Liiiiiinnn……”
Linda terus saja menatapku dan kini bergantian, menatap wajahku dan sesekali melirik ke arah tongkolku
yang terus saja ngacai alias mengeluarkan lendir dari ujung lobangnya.
“Pantatmu, Liiiinnn….seandainya kau boleh megang….uuuuhhhhh….apalagi kena tongkolku….oouuufff…..pasti
muncrat aku….,”aku merintih dan menceracau memuji keindahan tubuhnya. Sekaligus aku berharap, kata-
kataku dapat membuatnya terangsang.

Linda masih tetap diam, dan tersenyum Matanya mulai sayu, dan dapat kulihat kalo nafasnya seperti orang
yang sesak nafas. Kulirik ke arah celana dalamnya…oppsss….aku menangkap sinyal kalo ternyata Linda juga
mulai ternagsang dengan aktivitasku. Karena celana dalamnya berbahan satin dan tipis, jelas sekali
terlihat ada noda cairan di sekitar selangkannya. Duduknya pun mulai gelisah.

Tangannya mulai meraba dadanya, dan tangan yang satunya turun meraba paha dan selangkangannya. Tapi
Linda nampak ragu untuk melakukannya. Mungkin karena ia belum pernah melakukan ini dihadapan orang lain.
Kupejamkan mataku, agar Linda tau bahwa aku tidak memperhatikan aktivitasku.

Dan benar saja…setelah beberapa saat, aku membuka sedikit mataku, kulihat tangan kiri Linda meremas
payudaranya dan owww…BH sebelah kiri ternyata sudah diturunkan… Astagaaa..!!! Puting itu merah sekali…
tegak mengacung. Meski sudah melahirkan, dan memiliki satu anak, kuakui, payudara Linda lebih bagus dan
kencang dibandingkan Agnes.
Kulihat tangan kiri Linda memilin-milin putingnya, dan tangan kanannya ternyata telah menyusup ke dalam
celana dalamnya.

“Sssshh….oofff….hhhhhh…..:” Kudengar suaranya mendesis seolah menahan kenikmatan.
Aku kembali memejamkan mataku dan meneruskan kocokan pada tongkolku sambil menikmati rintihan-rintihan
Linda.

Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang hangat…basah…lembut…menerpa tongkol dan tanganku.
Aku membuka mata dan terpekik. “Lin…kamu…,”leherku tercekat.
“Aku nggak tega liat kamu menderita, Ndrew,”sahut Linda sambil membelai tongkolku dengan tangannya yang
lembut.

My gosh…perlahan impin dan obsesiku menjadi kenyataan. tongkolku dibelai dan dikocok dengan tangan Linda
yang putih mulus. Aku mendesis dan membelai rambut Linda.

Kemudian secara spontan Linda menjilat tongkolku yang sudah bene-bener sewarna kepiting rebus dan
sekeras kayu. Dan…hap…! Sebuah kejadian tak terduga tetapi sangat kunantikan…akhirnya tongkolku masuk ke
mulutnya. Ya, tongkolku dihisap Linda. Sedikit lagi pasti aku memperoleh lebih dari sekedar cunilingis.
Tak tahan dengan perlakuan sepiha Linda, kutarik pinggulnya dan buru-buru kulepaskan Cdnya.

“Kamu mau ngapain, Ndrew?” Linda protes sambil menghentikan hisapannya.
Aku tidak menjawab, jariku sibuk mengusap dan meremas pantat putih nan montok, yang selama ini hanya
menjadi khayalanku.

“Ohh..Lin…boleh ya aku megang pantat sama memiaw kamu?”pintaku.
“Terserah…yang penting kamu puas.” Segera kuremas-remas pantat Linda yang montok.

Ah, obsesiku tercapai…dulu aku hanya bisa berkhayal, sekarang, tubuh Linda terpampang dihadapanku. Puas
dengan pantatnya, kuarahkan jariku turun ke anus dan vaginanya. Linda merintih menahan rasa nikmat
akibat usapan jariku.

“Achh…Liiiinn…enak bangeeeeett….sssshhh…….”aku menceracau menikmati jilatan lidah dan hangatnya mulut
Linda saat mengenyot tongkolku. Betul-betul menggairahkan melihat bibir dan lidahnya yang merah menyapu
lembut kepala dan batang kelelakianku.

Hingga akhirnya…. “Liiinn….bibir kamu lembut banget sayaaaannggg….aku…kach…aku…” “Keluarin sayang…
tongkol kamu udah berdenyut tuh….udah mau muncrat yaaa….”

“I…iiy…iiyyaaa….Liiiiinnnnnnnnn….Ouuuuufuffffff…..argggghhhhhhhhhh…..” Tak dapat kutahan lagi.
Bobol sudah pertahananku. Crottt…..crooottt….crooootttt… Spermaku muncrat sejadi-jadinya di muka, bibir
dan dada Linda.

Tangan halus Linda tak berhenti mengocok batang kejantananku, seolah ingin melahap habis cairan yang
kumuntahkan Ohhhh…….my dream come true….. Obsesiku tercapai…pagi ini aku muncratin pejuhku di bibir dan
muka Linda.

“Lin…kamu gak geli sayang…? Bibir, muka sama dada kamu kenas permaku?” Linda menggeleng dengan pandangan
sayu.

Tangannya masih tetap memainkan tongkolku yang sedikit melemas.
“Kamu baru pertama kali kan, mainin koto orang selain suami kamu?”
“Iya, Ndrew. Tapi kok aku suka ya…terus terang, bau sperma kamu seger banget…kamu rajin maka buah sama
sayur ya?” tanya Linda.
“Iya…kalo gak gitu, Indah mana mau nelen sperma aku.”
“Aihhh….” Linda terpekik.
“Indah mau nelen sperma?” Aku mengangguk.
“Keapa Lin? Penasaran sama rasanya? Lha itu spremaku masih meleleh di muka sama dada kamu. Coba aja
rasanya,”sahutku.
“Mmmm…ccppp…ssllrppp….” terdengar lidah dan bibir Linda mengecap spermaku. Dengan jarinya yang lentik,
disapunya spermaku yang tumpah didada dan mukanya, kemudian dijilatnyajarinya smape bersih.Cerita Sex Dewasa

Hmmm….akhirnya spermaku masuk kedalam tubuhnya…
“Iya, Ndrew, sperma kamu kok enak ya. Aku gak ngerasa enek pas nelen sperma kamu…”
”Mau lagi….?”
“Ih…kamu tuch ya…masih kurang, Ndrew?” “Lha kan baru oral belum masuk ke meqi kamu, Lin.” Sahutku…
”Tuh, liat…bangun lagi kan?”
“Dasar kamu ya….”
”Benerkamu gak mau spermaku ? Ya udah kalo gitu, aku mau bersih-bersih dulu.”ancamku sambil bangkit
dari kursi.
“Mau sih…Cuma takut kalo Indah dateng…gimana donk….”Linda merajuk.

Perlahan kuhampiri Lida, kuminta dia duduk di sofa, sambil kedua kakiya diangkat mengangkang. Kulihat
meqinya yang licin karena cairan cintanya meleleh akibat perbuatan jariku.

“Hmmm…Lin…meqi kamu masih basah…kamu masih horny dong…”tanyaku.
“Udah, Ndrew….cepetan deh…nanti istrimu keburu dateng…Lagian aku udah…Auuuwwww….!!!!
Ohhh..Shhhhh…….”Linda memiawik saat lidahku menari diujung klitorisnya.
“Ndrewwww…kamu gilaaa yaaa…”bisiknya samil menjambak rambutku.

Kumainkan lidahku dikelentitnya yang udah membengkak. Jari ku menguak bibir vagina Linda yang semakin
membengkak. Perlahan kumasukkan telunjukku, mencari G-spotnya. Akibatnya luar biasa. Linda makin meronta
dan merintih. Jambakannya makin kuat. Cairan birahinya makin membasahi lidah dan mulutku. Tentu saja hal
ini tak kusia-siakan. Kusedot kuat agar aku dapat menelan cairan yang meleleh dari vaginanya. Ya…aroma
vagina Linda lain dengan aroma vagina istriku.

Meskipun keduanya tidak berbau amis, tapi ada sensasi tersendiri saat kuhirup aroma kewanitaan Linda.
“C’mon..Ndrew…I can’t stand…ochhh…ahhhhhh…shhhh……c’mon honey….quick…quick….” Aku paham, gerakan pantt
Linda makin liar. Makin kencang. Kurasakan pula meqinya mulai berdenyut…..seentar lagi dia meledak,
pikirku.
“Ting…tong…”bel rumahku berbunyi.
“Mas…..mas Andrew….”suara wanita didepan memanggil namaku.

Sontak kulepaskan jilatanku. Linda memandang wajahku dengan wajah pucat. Aku pun memandang wajahnya
dengan jantung berdebar.

“Ndrew..kok kayak suara Rika ya…”Linda bertanya
“Wah..mau ngapain dia kesini…..gawat dong…”ucapku ketakutan.
“Udah Lin, kamu masuk kamarku dulu deh…cepetan…” Segera Linda berjingkat masuk ke kamarku, mungkin
sekalian membersihkan tubuhnya karena dikamarku ada kamar mandi.

Aku tau ada sebersit ekspresi kecewa di wajahnya, karena Linda hampir meledakkan orgasmenya, yang
terputus oleh kedatangan Rika, sahabatnya sekaligus sahabat istriku.

Setelah kupakai kaos dan celana yang kuambil dari lemari dan cuci muka sedikit, aku menuju ke ruang
tamu, membuka pintu.

“Halo, mas….’Pa kabar..?” sahut Rika begitu melihatku membuka pintu.
“Baik, dik. Ayo masuk dulu. Tumben nih pagi-pagi, kayaknya ada yang penting?” tanyaku seraya mengajak
Rika menuju ruang tengah.

Mataku sedikit terbelalak melihat pakaiannya. Bagaimana tidak? Kaos ketat menempel dibadannya, dipadukan
dengan celana spandex ketat berwarna putih. Aku melihat lipatan cameltoe di selangkangannya menandakan
bahwa didaerah itu tidak ada bulu jembutnya, dan saat aku berjalan dibelakangnya, tak kulihat garis
celana dalam mebayang di spandexnya. Hmm…mana mungkin dia gak pake CD..mungkin pake G-string, pikirku.

Kami berdua segera menuju ruang tengah. Untung saja, film bokep yang aku setel udah selesai, jadi Rika
nggak sempat melihat film apa yang tengah aku setel.

“Ini lho mas, aku mau anter oleh-oleh. Kan kemarin aku baru dateng dari Jepang. Nah, ini aku bawain
….sedikit bawaan lah, buat kamu sama Indah. Itung-itung membagi kesenangan.”
“Wah…tengkyu banget lho…kamu baik banget”
“Ah, biasa aja lageee..hehehe” Kami berdua sejenak ngobrol-ngobrol, karena memang sudah beberapa bulan
Rika nggak berkunjung ke rumahku.

Rika ini adalah salah satu sahabat istriku, selain Linda . Diam-diam, akupun juga terobsesi dapat
menikmati tubuhnya. Ya, Rika seorang wanita yang mungil. Tinggi badannya nggak lebih dari 155cm.
Bandingkan dengan tinggiku yang 170. Warna kulitnya putih, tapi cenderung kemerahan.

Hmm..aku sering berkhayal lagi ngent*tin Rika, sambil aku gendong dan aku rajam memiawnya dengan
tongkolku. Pasti dia merintih-rintih menikmati hujaman tongkolku…

“Hey…bengong aja…ngeliatin apa sih..” tegur Rika.
“Eh…ah…anu…enggak. Cuma lagi mikir, kapan ya gw bisa jalan-jalan sama kamu…” Eits..kok ngomongku
ngelantur begini sih. Aduh…gawat deh…
“Alaaa..mikirin jalan-jalan apa lagi ngeliatin sesuatu?” Rika melirikku dengan pandangan menyelidik.

Mati aku…berarti waktu aku ngeliatin bodynya, ketahuan dong kalo aku melototin selangkangannya. Wah….
“Ya udah, mas. Aku pamit dulu, abis Indah pergi. Lagian,dari tadi kamu ngeliatin melulu. Ngeri aku…ntar
diperkosa sama kamu deh..hiyyy…” Rika bergidik ambil tertawa. Aku Cuma tersenyum.
“Ya udah, kalo kamu mau pamit. Aku gak bisa ngelarang.”
“Aku numpang pipis dulu ya.”Rika menuju kamar mandi di sebelah kamarku.
“Iya.” Tepat saat Rika masuk kamar mandi, sambil berjingkat Linda keluar dari kamarku.

Aku terkejut, dan segera menyuruhnya masuk lagi, karena takut ketahuan. Ternyata CD Linda ketinggalan di
kursi yang tadi didudukinya waktu sedang aku jilat memiawnya.

Astagaaa…untung Rika nggak ngeliat…atu jangan-jangan dia udah liat, makanya sempat melontarkan pandangan
menyelidik? Entahlah…

“Cepeeeett..ambil trus ke kamar lagi.”perintahku sambil berbisik. Linda mengangguk, segera menyambar
Cdnya dan…
“Ceklek….!” Pintu kamar mandi terbuka, dan saat Rika keluar, kulihat wajahnya terkejut melihat Linda
berdiri terpaku dihadapannya sambil memegang celana dalamnya yang belum sempat dipakainya.

Ditambah keadaan Linda yang hanya memaki kaos, tetapi dibawah tidak memakai celana jeansnya. Akupun
terkejut, dan berdiri terpaku. Hatiku berdebar, tak tahu apa yang harus kuperbuat atau kuucapkan.
Semuanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat dan tak terelakkan. Kepalaku terasa pening.

“Linda…? Kamu lagi ngapain?” Rika bertanya dengan wajah bingung campur kaget.
“Eh…anu…ini lho…”kudengar Linda gelagapan menjawab pertanyaan Rika.
“Kok kamu megang celana dalem? Setengah telanjang lagi?” selidik Rika.
“Oo…aku tau…pasti kamu berdua lagi berbuat yaaa…?”
“Enggak Rik. Ngaco kamu, orang Linda lagi numpang dandan di kamarku kok.” Sergahku membela diri.
“Trus, kalo emang numpang dandan, ngapain dia diruangan ni, pake bawa celana dalem lagi.” Udah gitu
telanjang juga..Hayo!!!” Rika bertanya dengan galak.
“Sini liat.” Rika menghampiri Linda dan cepat merebut celana dalam yang dipegang Linda, tanpa perlawanan
dari Linda.
“Kok basah…?”Rika mengerutkan keningnya.
“Nhaaaaa..bener kan…hayooooo….kamu ngapain…?”
”udah deh, Rik…emang bener, aku lagi mau ML sama Linda. Belum sempet aku ent*t, sih. Baru aku jilat-
jilat memiawnya, keburu kamu dateng.”

Aku menyerah dan memilih menjelaskan apa yang barusan aku lakukan.
“Kamu tuh ya…udah punya istri masih doyan yang lain. Ini cewek juga sama aja, gatel ngeliat suami
sahabatnya sendiri.” Rika memaki kami berdua dengan wajah merah padam.
“Terserah kamu lah…kamu mau laporin aku sama Linda ke polisi…silakan. Mau laporin ke Indah…
terserah….”ucapku pasrah.
“Hmm…kalo aku laporin ke Indah…kasian dia. Nanti dia kaget.Kalo ke polisi….ah…ngrepotin.” Rika
meninmbang-nimbang apa yang hendak dilakukannya.
“Gini aja mas. Aku gak laporin ke mana-mana. Tapi ada syaratnya.” Rika memberikan tawarannya kepadaku.
“Apa syaratnya, Rik?”
“Nggak berat kok. Gampang banget dan mudah.”
“Iya, apaan syaratnya?” Linda ikut bertanya
“Terusin apa yang kamu berdua tadi lakuin. Aku duduk disini, nonton. Bagaimana?”
“WHAT?” aku dan Linda berteriak bebarengan.
“Gila lu ya, masa mau nonton orang lagi ML?”
“Ya terserah kamu.Mau pilih mana…?”Rika mencibir dengan senyum kemenangan.

Aku dan Linda saling berpandangan. Kuhampiri Linda, kubelai tangan dan rambutnya. Linda seolah memahami
dan menyetujui syarat yang diajukan Rika. Segera saja kulumat bibirnya yang ranum dan tanganku meremas
pantatnya yang sekel. Linda segera membuka kaosnya.

Sambil terus berciuman dan meremas pantatnya, kubimbing Linda menuju sofa. Kurebahkan ia disana, dan
dengan cekatan dilepaskannya kaos dan celana ku sehingga aku sekarang telanjang bulat di hadapan Linda
dan Rika.

Aku melirik Rika, yang duduk menyilangkan kakinya. Kulihat wajahnya menegang seperti tegangnya
tongkolku. Aku tersenyum-senyum kearahnya, sambil memainkan dan mengocok-ngocok tongkolku, seolah hendak
memamerkan kejantananku.

“Ayo, ndrew…cepetan deh…udah gak tahan, honey…”Linda merintih.
“Biarin aja si Rika…paling dia juga udah basah.”
“Enak aja kamu bilang.”sergah Rika.
“Udah buruan, aku pengen liat kayak apa sih kalian kalo ML.” Aku menatap mata Linda yang mulai sayu dan
tersenyum.

Setelah melepas seluruh pakaiannya, sempurnalah ketelanjangbulatan kami berdua. Tak sabar, segera
kusosor memiaw Linda yang sangat becek oleh lendir birahinya.

“Achhhh….sshhhh….ooouufffffggg…Andreeeeewwwwww….”Linda menjerit dan mengerang menerima serangan lidahku.
Pantatnya tersentak keatas, mengikuti irama permainan lidahku. Hmmm…nikmat sekali. memiawnya berbau
segar, tanda bahwa memiaw ini sangat terawat.

Dan yang membutku girang adalah lendir memiawnya yang meleleh deras, seiring dengan makin kuatnya
goyangan pinggulnya.

“Hmmmppppppff…Andrew…Andrew…sayaaaanngg.. akh…akh…akkkkkuu…”Linda terus merintih. Nafasnya tersengal-
sengal, seolah ada sesuatu yang mendesaknya.
‘Akku……mmmhhhhh…ssshhh….”
“Keluarin sayang….keluarin yang banyak…..”aku berbisik sambil jari tengahku terus mengocok memiawnya,
dan jempolku menggesek itilnya yang sudah sangat keras.

Baik itil maupun memiaw Linda sudah benar-benar berwarna merah, sangat basah akibat lendirnya yang
meleleh, hingga membasahi belahan pantat dan sofa. Segera aktivitas tanganku kuganti dengan jilatan
lidahku lagi. Hal ini membuatpaha Linda menegang, tangannya menjambak rambutku, sekaligus membenamkan
kepalaku ditengah jepitan pahanya yang menegang. Aku merasakan memiawnya berdenyut, dan ada lelehan
cairan hangat menerpa bibirku.

“ANDREEEEEEWWWWWWW…..AAAAACCCCHHHHHHHHH……”Linda menjerit keras sekali, menjepit kepalaku dengan pahanya,
menekan kepalaku di selangkangannya dan berguncang hebat sekali.

Tak kusia-siakan lendir yang meleleh itu. Kusedot semuanya, kutelan semuanya. Ya, aku tidak mau membuang
lendir kenikmatan Linda. Sedotanku pada memiawnya membuat guncanganLinda makin keras…dan akhirnya Linda
terdiam seperti orang kejang. Tubuhnya kaku dan gemetaran.

“Oooohhhh…Ndreww…aaachhh…..”Linda menceracau sambil gemetaran.
“Enn..en….Nik…mat…bangeth….sssse….dothan…sama jhiilatan kkk…kamu…” Kulihat Linda tersenyum dengan wajah
puas.

Segera kuarahkan bibrku melumat putingnya yang keras dan kemerahan. Meskipun sudah melahirkan dan
menyusui dua anak, payudara Linda sangat terawat, kencang. Dan putingnya masih berwwarna kemerahan.
Siapa lelaki yang tahan melihat warna putting seperti itu, apalgi sekarang puting merah itu benar-benar
masih keras dan mengacung meski pemiliknya barusan menggapai orgasme.

“Shhh…Dreeewwww…iihhhh…geli….” Lnda menggelinjang saat kuserbu putingnya.
Aku tidak mempedulikan rintihannya. Kulumat putingnya dengan ganas sehingga badan Linda mulai mengejang
lagi.

“Acchhh….Andreww….sayaaaannggg…”Linda merintih.
“Terus sayang…iss…ssseeeppp…pen….til…kuhh…ooofffffhhhhhhhhh……” Tanpa aba-aba, segera kusorongkan
tongkolku yang memang sudah mengeras seperti kayu ke memiaw Linda.

Blessss…….
“Ahhhhkkk…..mmmmppppfff…..ooooooggggghhhh….”pantat Linda tersentak kedepan, seiring dengan menancapnya
tongkolku di mekinya.

Kutekan tongkolku makin dalam dan kuhentikan sejenak disana. Terasa sekali memiaw Linda berkedut-kedut,
walaupun tergolong super becek.

“Ayo, nDrew…..gocek tongkol kamuh….akk….kkuuuu….udah mau…keluarrrrr…laggiiiihhh…”Linda merintih memohon.
Segera kugocek tongkolku dengan ganas.
“crep.crep…cplakkk….cplaakkkk…cplaakkkk….” suar gesekan tongkolku dengan memiaw Linda yang sudah basah
kuyup nyaring terdengar.

Tak lupa kulumat bibirnya yang ranum, dan tanganku menggerayang memilin menikmati payudara dan
putingnya. Sesaat kemudian kulihat mata Lnda terbalik, Cuma terlihat putihnya. Kakinya dilipat mengapit
pinggul dan pantatku. Tangannya memeluk ubuhku erat.

“AN…DREEEWWWW…….OOOOGGGHHHH…>AAAKKKKKKKKKKKK….” Linda menjerit keras dan sekejap terdiam.
Tubuhnya bergetar hebat. Terasa di tongkolku denyutan memiaw Linda…sangat kuat. Berdenyut-denyut, seolah
hendak memijit dan memaksa spermaku untuk segera mengguyur menyiram memenya yang luar biasa becek. Makin
kuat kocokan tongkolku didalam memiaw Linda, makin kencang pula pelukannya. Nafas Linda tertahan, seolah
tidka ingin kehilangan moment-moment indah menggapai puncak kenikmatan. Karena denyutan memiaw Linda
yang membuatku nikmat, ditambah rasa hangat karena uyuran lendir memiawnya, aku pun tak tahan. Ditambah
ekspresi wajahnya yangmemandang wajahku dengan mata sayu namun tersirat kepuasan yang maat sangat.

“Ayo nDrew…keluarin pejuh kamu…keluarin dimemiawku….”Linda memohon.
“Kamu gak papa aku tumpahin pejuh di rahim kamu?”tanyaku sambil terengah-engah.
“No problem honey…aku safe kok….”sahut Linda.
“C’mon honey..shot your sperm inside…c’mon honey….”

LIN……LINDAAAA…..LINDAAAAAAAA….ARGGGGGGHHHHH…”aku merasakan pejuhku mendesak.
Kupercepat kocokanku, dan Linda juga mengencangkan otot memiawnya, berharap agar aku cepet muncrat.
AAACCHHHHHHH………..” Jrrrrrooooooooootttt…..jrrrrooooooooottttt..jrrrroooooottttt…..tak kurang dari tujuh
kali semprotan pejuhku. Banyak sekali pejuh yang kusemprotkan ke rahim Linda, sampai-sampai ia
tersentak. Kubenamkan dalam-dalam tongkolku, hingga terasa kepalaku speerti memasuki liang kedua.

Ah….ternyata tongkolku bisa menembus mulut rahimnya. Berarti pejuhku langsung menggempur rahimnya.
Ohhh…nDrreeeww…enak sayang….nikmat, sayaaannggg…offffffghhhh……” Linda merintih lagi. “Uggghhh…hangat
sekali pejuh kamu, Ndrew…” ucap Linda.

Setelah beristirahat sejenak dengan menancapkan tongkolku dalam-dalam, secara mendadak kucabu tongkolku.
“Plllookkkkk….” Kupandangi memiaw Linda yang masih membengkak dan merah dengan lubang menganga. Linda
segera mengubah posisi duduknya dan…ceeerrrrrr……pejuhku meleleh.

Segera saja jemari Linda meraih dan mengorek bibir memiawnya, menjaga agar pejuhku tidak tumpah kesofa.
Akibatnya, telapak tangan Linda belepotan penuh dengan pejuhku yang telah bercampur lendir memiawnya.
Dengan pejuh di telapak tangan kanannya, Linda menggunakan jari tangan kirinya,mengorek memiawny untuk
membersihkan memiawnya dari sisa pejuhku.

“Brani kamu telen lagi?” tantangku.
“Idih…syapa takut….”Linda balas menantangku.
“Nih liat ya….” Clep…dijilatnya telapak tangan yang penuh pejuhku…
“MMmmmm….slrrpppp….glek….aachhhh….” Linda nampak puas menikmati pejuh ditangannya.
“Hari ini kenyang sekali aku…sarapan pejuh kamu duakali..hihihihi…”Linda tertawa geli.
“Tuh…masih ada sisanya ditangan. Mbelum bersih.” Sahutku.
“Tenang, nDrew..sisanya buat…ini.” Sambil berkata begitu, Linda mengambil sebagian pejuhku dan
mengusapkannya diwajahnya.
“Bagus lho buat wajah…biar tetep mulus…”sahut Linda sambil mengerling genit.
“Astagaaaa….kamu tuh, Lin…diem-diem ternyata…”kataku terkejut.
“Kenapa…? Kaget ya?”
“Diem-diem, muka alim..tapi kalo urusan birahi liar juga ya..”
“Ya iyalaaahhh..hare gene, Ndrew…orang enak kok ditolak.”
”Tau gitu tadi aku semprot di uka kamu aja ya..” sesalku
“Iya juga sih..sebenernya aku pengen kamu semprot. Cuman aku dah gak bisa ngomong lagi…nahan enak
sih..lagian aku pengen ngerasain semprotan pejuh kamu di memiawku.” Linda tersenyum
“Eh, Ndrew…ssstttt…coba liat tuh…jailin yuk…..”ajak Linda

Ya ampuuunnnn…aku lupa bahwa aktivitasku tengah diamat Rika. Segera kulirik Rika, yang ternyata tanpa
kami sadari tengah beraktivitas sendiri. Tangannya menggosok-nggosok sapndexnya, yang mulai membasah.
Kulihat lekukan cameltoenya makinbesar, lebih besar dari yang kulihat diruang tamu.

Pertanda bahwa Rika juga telah dilanda birahi. Linda mencolek tanganku, rupanya ia ingin mengerjai Rika.
Aku setuju. Sambil berjingkat, aku dan Linda menghampiri Rika. Segera tangan Linda yang masih ada sisa
pejuhku dioleskan kemuka dan bibir Rika.

“MMppphhhh…..fffggghhh…..” Rika sontak terkejut dan menghentikan aktivitasnya.
“apaan nih…kok kayak bau pejuh…?”
“Udahlah Rik….aku tau kamu juga ikutan horny, ngeliat aku dient*t sama mas Andrew.” Linda tersenyum-
senyum genit.
“AH…aku…eeehh….anuu….” Rika gelagapan kehabisan kata-kata.
“Rik…kalo kamu juga horny, gak papa kok…aku masih kuat.” Tantangku.
“Tuh, kamu liat. Kon tolku masih bisa bangun.” Ya, walaupun sudah menyemprotkan amunisinya dua kali
permainan, kon tolku mash berdiri walaupun tak sekeras waktu ngent*tin Linda.

Malahan sekarang kon tolku berdenyut dan mengangguk-angguk, seolah menyetujui usulku dan Linda.
“Tuhhh, Rik. Kon tolku manggutmanggut.”sahutku.
“Tapi nanti kalo Indah pulang gimana?” tanya Rika.
“Don’t worry, honey. Kalo memang kepergok, nanti aku bantu jelasin ke Indah.” Hibur Linda.
“Soalnya, dulu-dulu aku pernah becandain Indah, gimana kalo sekali-sekali aku minjem tongkol suaminya.”
“Trus, Indah bilang apa?” Rika penasaran.
“Mmmm.dia sih gak bilang iya tapi juga gak bilang enggak.”jawab Linda.
“Dia cuman ngomong, ya kalo kamu gak malu sama Andrew, terserah kamu. Tapi kalo Andrew ketagihan, resiko
tanggung sendiri lho. Gitu kata Indah.”
“Oooo…..” Rika terlongong mendengar penjelasan Linda.

Aku pun terperangah. Jadi……ternyata…..???? jangan-jangan mereka berdua memang sengaja kesini…atas
suruhan Indah…. Gak pake lama segera kulumat bibir Rika yang mungil.

“Mmmpphhh…mmppfff……..aaahhhh…”Rika mendesah….
”Andrewww…puasin aku sayang……guyur aku dengan pejuhmu kayak Linda tadi….oooccchhhhh…..”

Aku terus melumat bibirnya..lehernya yang jenjang dan mulus…kujilat pula telinganya yang membuat Rika
merinding dan tersengal-sengal. Ternyata salah satu titik rangsangannya adala teling. Linda membantu
melepaskan spandex Rika.

Dan…oouuuwww…pantesan di selangkangan Rika terlihat seperti terbelah. Rupanya dia memakai G-String yang
segitiganya hanya mampu menutupi itilnya. Selebihnya…terlihat bibir me meknya sudah membengkak kemerahan
dan basah kuyup oleh lendirnya. Kulihat me mek Rika sama dengan Linda…bersih dari bulu jembut, sehingga
ha ini membuat kon tolku langsung tegak mengeras lagi. Linda turut membantu Rika melepaskan G-String,
kaos dan Bhnya. Seolah Linda tak ingin Rika direpotkan oleh aktivitas lain yang mengurangi kenikmatan
bercinta.

“Ohhh…nDreeww,,,,sssshhhhh….hhhaaaaaarrrggghhh….mmmppphhhhh…..”Rika merintih-rintih sambil
mennggelengkan kepalanya saat bibirku turun ke putingnya.

Payudara Rika lebih kecil dari Linda, mungkin hanya 34B, dibandingkan milik Linda yang 36C. Putingnya
berwarna coklat muda, tegak keras mengacung, seolah menantangku untuk segera melahapnya.
Dan…hap….kusedot putting kiri, sementara tangan kananku meremas payudara sebelah kanan dan memilin
putingnya.

“Auuuccchhhh..Anddreewwww…ampunnnn…amppuuuuuunnnnn…..”Rika berteriak menahan nikmat saat jari tangan
kiriku menyusuri memiawnya.

Kumasukkan jari tengahku sambil jempolku menggosok itil Rika yang sangat keras.
“Rik…kon tol Andrew diusap dong…biar cepet keras…” ujar Linda. Segera tanpa diperintah dua kali, Rika
segera meraih kon tolku, mengusap dan mengocok bergantian.
“Uffff…Rika sayaaanng…akhirnya kon tolku kena kamu yaaa…”aku merintih menahan nikmat.

Ternyata Rika sangat terampil dalam urusan kocok mengocok, sehingga tak perlu waktu lama kon tolku sudah
sekeras kayu lagi, mengkilat kemerahan. Tak sabar segera kubalikkan tubuh Rika, sehingga posisinya
sekarang nungging didepanku. Lututnya bertumpu pada sofa panjang, sehingga punggungnya meliuk, menambah
sexy posisinya saat itu. Dengan pantat membulat, tampak bibir me mek Rika merekah merah dan berkilat
licin oleh cairan birahinya. Tak tahan, kuserbu me mek Rika, kujilat itilnya dan kukorek liangnya dengan
jari-jariku.

“Arggghhh…Andrew….oohhhh….nik..mat…sss…sseekkk..kali……say….yaannnghhh….”Rika menjerit sambil tersengal.
Napasnya memburu.
“Akk..kku…hammm..ppir sampai, honey…”Rika terus merintih.Ah…ternyata Rika tak sanggupbertahan lebih lama
lagi.

Terasa sekali dibibirku, suhu me mek Rika makin panas, dan lendir cintanya bertambah banyak mengalir.
Segera saja kuarahkan batang kon tolku yang menunggu giliran, merojok me mek Rika.

“Ugghhhh……aaacccgghhhhhh…Andreeeewwww………”pantat Rika tersentak menerima hunjaman kon tolku yang begitu
tiba-tiba.

Nikmat sekali me mek Rika. Meskipun sama-sama becek dan mampu berdenyut, aku merasakan sensasi lain
dibandingkan me mek Linda. Makin lama makin terasa me mek Rika berdenyut-denyut. Tak ada suara yang
keluar dari bibir Rika, kecuali erangan dan rintihan. Kurasakan otot disekitar pantat dan
selangkangannya mengejang dan tiba-tia Rika menekan pantatku sambil melolong….

“OOOOUUUWWWWWW….ANDREEEEEEEWWWW…..UUUUUUUFFFFGGGGHHHHHH…..” Nafas Rika tertahan, dan kupercepat hunjaman
kon tolku, seolah menyerbu me mek Rika bertubi-tubi.

Ahh…..betapa hangat lendir birahi yang mengalir, bahkan sampai meleleh membasahi pahaku dan paha Rika.
Rika tetap menggoyang-goyangkan pantatnya, sehingga membuatku makin bernafsu menggocek kon tolku dalam
me meknya yang becek namun sempit.

“C’mon honey…shot your sperm inside my mouth….,”Rika menoleh dan menatapku dengan mata sayu seolah
memohon agar kusemprotkan spermaku dimulutnya.

“Ohhhhh….aaaawwwgghhh….Rikaaaaa…me mek kamu kok ennnnaaakk bangethhh sssssiiiccchhh….,”aku menceracau
sambil terus memajumundurkan pantatku.
“Ngeliat pantat kamu yang bulet ..dddaannn…putih…eeegghhhh….bikinnhh….aakkk…..kkkuuuu….pengennnnhhhh
….ngecreettthhh…….aaarrrrggghhh….RIIIKKKAAAAAAAAAA……,”aku berteriak keras sambil mencabut tongkolku.

Serta merta Rika meraih kon tolku, mengocoknya sambil mengisap kepala dan batangnya. “C’mon…ayo Ndrew…
keluarin pejuhmu…..”

“Aku pengen ngerasain pejuh kamu….” Linda pun tak tinggal diam. Ia berbaring telentang dibawahku dan
menjilat perineumku, seolah tau bahwa itu adalah daerah “mati”ku.

Ya, aku paling gak tahan kalo perineumku dijilat. AAAARRRGGGHHHH….LINDAAAAAA….gila
kamu….aaarrrghhhh…..nnnniiikk…mathhh..bangetttt…..”

“Aku gak tahan, Rikaaa…Lindaaa….sayangku cintaku…..”
Dan…..crrroooooottt….crroooootttt…..
“Haeeppphh…eeelllppphhhhh….hhhmmmppphhhhh…..”suara dari mulut Rika.
Tampak dia gelagapan menerima semburan spermaku, tak kurang dari 5semburan kencang dan banyak…
“Aaaahhh…..ooouuffhh….auuww…ooouuww…udah Rik…udah…udah…jangan diisep teruss…gelllliiii…..”aku meringis
kegelian karena Rika tetep mengisap tongkolku, seolah tak rela kalo pejuhku tak keluar tuntas.

Seolah ingin menikmati pejuhku hingga tetes terakhir.
“Hmmm…udah puas kamu Rik?” tanya Linda sambil bibirnya mengecap-ngecap pejuhku yang menetes ke mukanya.
“Ahh…gila juga si Andrew ya…”sahut Rika.
“memiawku rasanya penuh banget. Mana kon tol dia panjang lagi. Berasa mentok di rahimku kayaknya.”
“Liang kamu gak dalem sih Rik,” timpalku.
“Tapi asyik kok rasanya. Ternyata memiaw kalian sama2 gak dalem ya…”
“Thanks banget ya buat kamu berdua, udah mau bantuin aku,”ucapku.
“No problem, dear Andrew,” sahut Rika dan Linda hampir bersamaan.
“Gimanapun, kamu kan suami sahabatku, boleh dong kalo saling bantu…”sahut Rika.

Kami pun bercanda sejenak sekedar melepaskan lelah. Dan sambil masih tetap bertelanjang, kupersilakan Rika dan Linda ke ruang makan untuk sekedar minum minuman segar. Kulirik, jam menunjukkan waktu pukul 11.37 siang, pertanda tak lama lagi istriku dan anak-anak akan segera datang. Mereka berdua pun segera membersihkan diri dari sisa-sisa lendir dan sperma yang membasahi me mek maupun wajah mereka.
“Ok Ndrew…aku pamit dulu ya…,”Rika pamit sambil mengecup bibirku.
“Daaa, sayang…”
“Mmmuuaachh…,”Linda memagut bibirku lama, seolah tak mau kehilangan momen yang sangat dahsyat.


“Bye, Ndrew…,”Linda juga berpamitan.
“Salam buat Indah ya…tapi jangan bilang lho, kalo kamu habis bagi-bagi pejuh…xixixi..” Rika dan Linda cekikikan sambil berjalan keluar.


“Ok, hon…don’t worry…thanks ya…”sahutku sambil melambaikan tangan dan mengantar mereka ke pagar. Ah, betapa bahagianya aku, ternyata dua sahabat istriku tak keberatan olah sex denganku, yang selama inihanya khayalanku, kini telah menjadi kenyataan.

AGEN DOMINO.

Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa

No comments:

Post a Comment