AGEN DOMINO.
Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa
Umurku yang sudah berkepala 3 sampai saat ini belum menikah tapi aku
sudah mempunyai pacar yang tinggalnya jauh , sekarang aku di semarang
yang mana aku bekerja di sekitar lingkungan orang chineses, kali ini kau
akan bercerita yang mana keperjakaan ku di ambil oleh istri bosku,
walaupun istrinya bosku sudah mempunyai anak 3 tapi bodynya semakin
seksi dan bahenol.
Aku tahu dia ikut fitness rutin dan body building di salah satu
sanggar senam. Mungkin untuk mengimbangi WIL suaminya yang memang sangat
seksi dan suaranya kalau telepon, minta ampun, merdu sekali. Makanya
bossku sampai klepek-klepek seperti burung tak berdaya.
Bossku orang sangat kasar, selalu menang sendiri dan otoriter pada
istrinya. Tidak malu dia memarahi istrinya di depan karyawannya. Tapi
anehnya aku cukup dipercaya. Itu dibuktikan ketika bossku suka cerita
soal keluarganya, anak-anaknya juga. Aku yang paling dipercaya boleh
masuk di rumah, bahkan di ruang pribadinya. Wah, hebat sekali. Kapan aku
punya kamar begini, tempat tidur yang luks dan enak sekali.
Aku bekerja di kantor, di bagian ekspor dan komputer. Soal komputer
aku paling pandai. Komputer inilah yang membuatku lebih dekat dan
mendekati wanita yang paling cakep dan seksi di kantorku. Terus terang
aku sekarang punya affair dengan manager keuangan, paling cantik dia di
kantorku. Seksi? Bolehlah.
Tapi aku sangat ingin menikmati seks dengan Cik Denis. Wuah, aku suka
membayangkan menggumuli tubuhnya yang seksi. Apalagi kalau aku melihat
dari belakang. Paling membuatku tidak tahan. Habis, Cik Denis punya
pantat yang aduhai sangat merangsangku.
Apalagi kalau dia memakai celana panjang. Wuah.. kejantananku ini
tegang minta ampun sampai maksimum (15 cm dengan diameter 3.5 cm). Aku
suka membayangkan melakukan senggama dengannya dari belakang dengan
menungging.
Aku juga ingin menikmati seks dengan adik ipar istri bossku, Cik
Nina. Aku terobsesi menikmati tubuhnya yang sangat seksi. Adik ipar
bossku ini lebih seksi segalanya dibandingkan Cik Denis dan Ima (manager
keuangan).
Kalau ke kantor.. wah selalu berpakaian seksi dan ketat. Tubuhnya
yang memang berbodi gitar, buah dadanya besar, ukuran 36 kali. Wah aku
ngiler kalau dia menemuiku dan bicara soal internet dan komputer. Aroma
tubuh dan polah tingkahnya sangat menantangku.
Aku juga ingin menikmati tubuh Cik Nia. Cik Nia karyawan di bagian
pemasaran. Aku baru sampai pegang-pegangan tangan saja dengan Cik Nia.
Rambutnya sebahu, aku paling suka dengan kedua buah dadanya yang besar
juga.
Dengan Ima, aku baru sampai pegang paha dan cubit bagian atas buah
dadanya dan dia diam saja atau membalas manja kalau kami naik mobil.
Dengan Cik Denis, aku baru sampai pada tahap pegang-pegang tangan dan
pinggang ketika aku mengoreksi pakaiannya yang seksi (padahal aku pengen
memegang pinggang dan tubuhnya) tiga minggu lalu. Cik Denis adalah
peragawati di kantorku. Tapi bak durian runtuh, aku malah bisa menikmati
tubuh istri bossku yang tak pernah kuduga.
Dengan kekasihku sekarang, aku belum pernah melakukan hubungan seks.
Paling bercumbu sampai aku telanjang dan dia tinggal CD-nya saja.
Kuharap ini kekasihku yang terakhir. Terus terang aku ingin menikahinya.
Makanya aku tahan seksku padanya sampai pernikahan nanti.
Dua bulan lalu, kira-kira jam 9 malam, aku ditelepon istri bossku
untuk menemuinya di hotel Santika. Dari suaranya, pasti ada masalah
dengan suaminya. Hampir jam 10 malam aku baru sampai di lobby hotel.
Dari lobby, aku kontak Cik Hana dan menyarankan aku lewat lift dari
basement dan langsung masuk ke kamarnya.
Aku turun ke bawah (basement) dan dari sana aku dengan lift naik ke
lantai 6. Aku memencet bel kamarnya dan dibuka oleh Cik Hana sendiri
yang memakai kaos dengan bukaan rendah dan celana pendek. Wah, aku
terkesiap melihat bukaan dadanya yang makin montok sehingga membuatku
berpikir yang bukan-bukan dengannya.
Di kantor, kalau aku menghadapnya (Cik Hana juga direktur keuangan)
aku seolah dibiarkannya melihat belahan dadanya. Bukannya ditutup
(mestinya bisa) dengan blasernya, tapi blaser diregakkan saja dan dibuka
lagi seolah membiarkan kedua belahan dadanya untuk kunikmati.
Belahannya putih agak kecoklatan dengan leher panjang. Wah.. aku menelan
ludahku sendiri.
Aku dipersilahkannya masuk dan duduk.
“Dimana koh Edward(suaminya), Cik..” kataku.
“Ooo suamiku ke Jakarta,” katanya.
“Ada apa sih Cik kok malam-malam begini?” Tanyaku.
Cik Hana mengambil dua minuman coke dan mematikan TV kemudian duduk
di kursi (dia menariknya ke arah tempat tidur) agak mengahadapku. Cik
Hana menerahkan Coke padaku dan aku minum hampir setengahnya.
Cik Hana mulai gelisah dan aku bertanya lagi, “Ada apa Cik?”. Dengan
menahan tangis Cik Hana menceritakan WIL suaminya yang di Jakarta. Cik
Hana memang sudah tahu perseLingkungan suaminya itu.
Tadi sebelum ke Jakarta, Cik Hana pesan agar Ko Edward hati-hati.
“Kurang apa sih aku ini,” katanya. “Aku istri baik, memberikan padanya
tiga anak.” Cik Hana menikah sangat muda dengan tiga anak. Anak yang
bungsu sudah kelas 1 SD.
“Aku juga ikut senam dan membuat tubuhku tambah seksi,” katanya
melanjutkan sambil menangis. “Sejak suamiku punya WIL, aku dibiarkannya
merana dua tahun terakhir ini,” lanjutnya sambil menangis.
Aku terpaku mendengar itu semua, tidak tahu apa yang harus
kukerjakan. Apalagi ketika dia tambah menangis keras. Kedua tangannya
menutup wajahnya yang tertunduk. Wah, untung ruangannya kedap dan
terkunci. Lalu kutarik kursiku dan duduk lebih dekat dengannya, di
depannya.
“Cik,” kataku memecah kesunyian. “Cik Hana sabar ya? Pasti ini akibat
Puber ke dua,” kataku. Aku memberanikan memegang pundaknya dan
kepalanya. Cik Hana terdiam mendengar perkataanku seolah membenarkan. Ko
Edward usianya 45 tahun, Cik Hana 37 tahun usianya. Jadi kupikir puber
kedua setelah membaca buku psikologi yang pernah kupelajari.
Cik Hana memandangiku sebentar dan kemudian meledak tangisnya dan ya
ampun, dia merebahkan kepalanya di pahaku. Aduh, mati aku. Aku nggak
bisa menahan sesuatu yang bergerak mengeras di balik celanaku.
Kuelus lagi kepalanya dan beberapa nasehat meluncur dari mulutku
sementara pikiranku macam-macam. Apalagi aku bisa melihat belahan
pungungnya (karena pakai kaos rendah). “Kok nggak pakai BH,” batinku.
Kuraba kepala dan pundaknya, kulihat tangisnya mereda walau belum
selesai benar. Karena aku tidak tahan dengan birahi di dadaku, aku
telusurkan saja tanganku ke arah punggungnya yang terbuka bagian atas.
AGEN DOMINO
Aku saat itu sudah sangat sengaja melakukannya dengan takut-takut. Oh
my God, Cik Hana diam saja ketika aku melakukannya. Kuelus leher
belakang, kepala belakangnya dan kuberanikan mengangkat kepalanya dengan
memegang kedua pipi dan telinganya dari samping.
“Cik Hana,” kataku sambil mata kami berpandangan. Kuambil sapu
tanganku dan kuusap air mata di wajahnya. “Bibirnya bagus sekali,”
pikirku. Ini kali pertama aku melihatnya sedekat ini, apalagi dia adalah
direktur keuanganku.
Kami berpandangan dan ya ampun, dia memejamkan matanya dan membuka
sedikit mulutnya. Aku ingat kekasihku kalau kami mau bercumbu, dia
pejamkan matanya dan bibirnya dibuka sedikit.
Kasihan Cik Hana, aku pikir pastilah suaminya sudah lama sekali tidak
menjamahnya,
menyetubuhinya. Karena kesempatan itu datang, kuraih saja
bibir Cik Hana. Kukecup beberapa kali sebelum akhirnya aku mengulum
bibirnya dan Cik Hana membalasnya.
Oh God, aku dapat durian runtuh malam ini. Pikiranku sudah dipenuhi
dengan birahi dan ingin menikmati tubuh Cik Hana di Hotel Santika malam
ini. Ahh, lembut sekali bibirnya, kami menikmatinya dan lidahnya,
lidahku menari-nari.
Kutelusuri lehernya yang panjang dengan mulutku sementara tanganku
memegangi tangannya, meremasnya. Ahh, Cik Hana kegirangan menyambut
cumbuanku. Dia pasrah. Apalagi ketika tanganku mulai merambati pinggang
dan menggapai kedua bukitnya, kuelus dari luar kaosnya yang tanpa BH
itu.
Aku menikmati sementara mulutku menelusuri lehernya dan turun lagi
memutari dada atasnya. Cik Hana mendesah-desah dan mendesis kegirangan.
Lalu kami berdekapan, kutuntun Cik Hana ke arah tombol musik yang
tersedia dan kuraih chanel yang tersdia di hotel. Kami berdekapan lama
sambil berdiri mengikuti irama musik instrument.
“Aku milikmu Jo, malam ini.” kata Cik Hana memecah kesunyian. Aku
dipanggilnya dengan Jo, seperti yang biasa dia lakukan di kantor. Dia
berkata begitu sambil tangannya melepas celanaku, bajuku dan semua yang
melekat padaku.
Aku telanjang di depannya. Didekapnya aku, diraba dan elusnya batang
kejantananku yang sudah mengejang keras. Jantungku serasa lepas. Lalu
kami bercumbuan lagi. Aku membalikkan tubuhnya dan kucumbui Cik Hana
dari belakang.
Mulutku menelusuri lehernya, punggungnya, pipinya, telinganya dan
dilingkarkannya tangan Cik Hana di kepalaku, kulumat bibirnya. Tanganku
meremas kedua bukitnya dengan lembut dan membuat gumpalan itu makin
mengeras.
Cik Hana menggeliatkan tubuhnya, melengkung ke depan. Ahh,
pemandangan yang indah kulihat. Kulepas kaos merahnya dan betapa
indahnya kulihat buah dada Cik Hana, masih kencang dan cukup besar,
puntingnya berwarna coklat sangat ranum dan membuatku lebih terangsang
untuk memetik kedua buah dadanya yang siap panen dan kunikmati dengan
mulutku.
Kubiarkan Cik Hana menikmati sensasi-sensasi yang kustimulasikan pada
tubuhnya. Cik Hana membiarkan aku meremasi lembut kedua buah dadanya.
Kulihat Cik Hana memejam dan menggeliat-geliat melengkung ke depan.
Aku ingin menelanjanginya. Kuraih celana pendeknya dan kulorotkan ke
bawah, Cik Hana melepas sendiri. Aku sekarang melihat gundukan pink di
balik celana dalamnya. Kuraba gundukan itu dan Cik Hana bertambah
menikmati dengan desah dan geliatnya. Kustimulasi dengan kedua tanganku
sesaat dan akhirnya tanganku kumasukkan ke celana dalamnya, kulepaskan
dan sekarang aku benar-benar melihat Cik Hana telanjang di dekapanku.
“Basah Cik,” kataku.
“Iya, aku sudah nggak tahan Jo. Aku sangat menikmati cumbuanmu sampai
sekarang, dan aku ingin kau membuatku terpuaskan Jo. Ayo lakukanlah..”
Pinta Cik Hana dengan manja padaku.
“Tapi Cik.. aku..” aku ingin katakan bahwa aku belum pernah melakukannya pada wanita.
Gelora birahi di dadaku memuncak dan batang kejantananku sudah tidak
tertahankan lagi. Cik Hana kupeluk erat dan membiarkan kepalanya
bersandar di dada kiriku. Ahh, manja sekali Cik Hana ini, pikirku.
Kukecup pipinya, dahinya.
Kukecup telinganya dan Cik Hana sangat menikmati sensasi gelora seks
yang kulakukan padanya. Kubalikkan tubuhnya lagi dan Cik Hana berhadapan
denganku. Aku mencumbuinya lagi. Dibiarkannya mulutku menelurusi leher
dan dadanya.
Aku hampir tidak tahan menahan geliat tubuhnya. Apalagi ketika aku
sampai di dadanya. Ahh, aku sangat menikmati kedua buah dadanya. Kuputar
lembut dan membuat Cik Hana membusungkan dadanya sehingga aku semakin
leluasa.
Lenguhan, desahan dan geliatnya makin membuat birahiku meledak-ledak.
Kupaguti bergantian kedua buah dadanya. Kukulum kedua puntingnya
bergantian dan membuat tubuh Cik Hana makin menggeliat dan akhirnya aku
tidak kuat lagi menahan tubuhnya, kubiarkan terjatuh di tempat tidur.
Kubiarkan Cik Hana makin ke tengah tempat tidur, aku memandangi
tubuhnya yang indah. Cik Hana membuat gerakan-gerakan yang menandakan
letupan birahinya sehingga membuatku sangat terangsang.
Apalagi ketika dibukanya kedua kakinya dengan diangkat pahanya.
Betapa menggairahkan. Kulihat gundukan hitam di puncak selangkangannya.
Malam ini, pastilah akan menjadi malam pertamaku menyetubuhi wanita dan
Cik Hana lah yang akan membuatku tidak perjaka lagi.
Ini tekadku malam ini. Aku ingin memberinya kesan dan sensasi yang mendalam tentang diriku.
Kudekati tubuh Cik Hana dari samping. Tangannya menarikku. Kucumbui
Cik Hana lagi. Aku mencumbuinya dari atas ke bawah dengan tubuhku
merambat di atasnya. Kunikmati kedua bukitnya dengan leluasa dan
tanganku menggapai kedua kakinya menelusuri liang senggamanya, membuat
Cik Hana menggeliat mendesah lagi.
Kutelusuri perutnya akhirnya aku sampai di liang senggamanya. “Oh,
wangi sekali,” pikirku. Tapi belum sempat aku bertindak lebih lanjut,
diraihnya batang kejantananku dan dikulumnya. Aku mendesis kenikmatan.
Disedotnya batang kejantananku hingga masuk penuh di mulutnya. Ohh,
ini pertama kali mulut wanita mengulum batang kejantananku. Betapa
nikmatnya sampai aku hanya bisa berkata “Ooohh Cik.. ahh..” dan
pinggulku tergoyang-goyang mengikuti sensasi yang Cik Hana berikan
melalui batang kejantananku.
“Oooh Cik, saya nggak kuat, mau keluar Cik,” kataku.
Tapi tak ada sahutan. Yang ada hanya hisapan dan kuluman yang makin
membuat batang kejantananku mengeras. Aku mencoba menahan diri dengan
menikmati liang senggamanya dengan mulutku.
Akhirnya aku tidak tahan dan kumuntahkan sperma hangatku penuh di
dalam mulut Cik Hana. Aku terdiam.. inikah namanya orgasme? Kulihat Cik
Hana sangat menikmati dengan apa yang baru saja terjadi.
“Thanks ya Cik,” kataku. Dia hanya tersenyum tipis dan memelukku.
Kucumbui lagi Cik Hana dan aku sangat suka menikmati kedua buah dadanya
dengan putingnya yang ranum. Hal ini membuat Cik Hana bergelinjang
kenikmatan.
Kalau mulutku memaguti dan menggulumi yang kiri, tangan kananku
meremas lembut yang kiri, begitu sebaliknya. Aku seperti bayi yang
menikmati ASI dari samping. Kulihat gerakan kakinya yang merangsangku.
Lalu sambil mulutku mengulum buah dadanya, kujulurkan tanganku menggapai
liang senggamanya.
Cik Hana makin menikmati permainanku ini. Kuelus liang senggama dan
sekitarnya, membuat gerakan kakinya membuka lebar, semakin lebar
menantiku menyetubuhinya. Kurasakan liang senggamanya yang makin
membasah dan akhirnya ketika kedua kakinya masih mengangkang, aku
bergerak dan berada diantara kedua kakinya.
Kupandangi liang senggamanya dan kunaikkan kaki kirinya, aku menciumi
pahanya lembut menukik ke bawah dan akhirnya aku mencumbui liang
senggamanya. Kepalaku diremas-remas dan ditekannya, kudengar geliat dan
desahnya makin menjadi-jadi.
Kedua kakinya terbuka lebar di depanku. Aku sangat menikmati liang
senggamanya. Ini kali pertama aku mencumbui liang senggama wanita. Aku
mulai merasakan cairan dan membuatku makin terangsang dan Cik Hana
memintaku agar aku segera menyelesaikannya.
Ditaruhnya kedua kakinya di pundakku dan batang kejantananku yang
sudah kembali menegang kutuntun memasuki liang senggamanya. Kumasukkan
sedikit demi sedikit dan kuputarkan di seputar liang senggama Cik Hana
yang membuatnya melenguh kenikmatan sejadi-jadinya. Aku memasukkan lagi
dan lebih dalam lagi dan akhirnya tertanam penuh di liang senggama Cik
Hana.
Kupegangi kedua tangannya, aku diam sejenak merasakan sensasi
kenikmatan di sekeliHana batang kejantananku, lalu kugoyangkan lembut
sementara mulutku menikmati kedua puting susunya bergantian.
Aku terus menggoyang lembut di seputar dinding kemaluannya. Aku
merasakan Cik Hana mau orgasme. Kupercepat goyanganku dan kudengar suara
teriakan tertahan, tubuh Cik Hana mengejang dan menjepit batang
kejantananku kuat-kuat.
Seketika itu aku merasakan spermaku mau keluar lagi. Akhirnya aku
menikmati saat akhir yang sangat menggairahkan. Cik Hana mencapai
orgasme, juga aku. Aku merasakan sangat kenikmatan. Aku tidak perjaka
lagi.
“Thanks ya Cik,” kataku. Kukatakan itu ketika aku mengecup
telinganya, bibirnya, dahinya dan menelusuri lehernya juga dadanya yang
meninggalkan warna kemerahan. Tangannya masih agak menggelepar di kanan
kiri seperti pelepasan.
“Cik, ini kali pertama aku menyetubuhi wanita,” kataku melanjutkan. Cik Hana tersentak dan aku meyakinkannya.
“Cik Hana lah yang merenggut keperjakaanku malam ini,” kataku sambil mengecup dahi dan pipinya.
Aku dipeluknya erat lagi dan aku membalasnya.
Malam itu aku tidur di hotel sampai pagi dengan kehangatan tubuh Cik
Hana di pelukanku. Rasanya tubuh Cik Hana menjadi selimut hangat buatku.
Pagi-pagi aku pulang ke rumah dan masuk kerja seperti biasanya walau
aku merasa ngantuk.
Tapi aku minum obat penguat agar tidak ngantuk dan terbukti cukup
kuat menahan rasa kantukku. Apalagi juga dengan kedatangan Cik Hana.
Senyumnya sungguh beda. Aku suka. Dan lagi-lagi aku sangat tertarik
dengan kedua buah dadanya yang pagi itu nampak lebih mempesona buatku.
Cik Hana sepertinya bangga. Aku diteleponnya dari ruangannya dan
berkata terima kasih dan senang karena dapat membuatku tidak perjaka
lagi.
“Gila!” Pikirku. Pengalaman dengan Cik Hana membuatku makin terobsesi
menikmati tubuh gadis dan istri orang di kantorku. Aku ingin menikmati
tubuh Cik Denis. Aku ingin menyetubuhi Ima, Nia dan Cik Nina adik ipar
Cik Hana.
Gila! Ketika aku menulis tulisan ini, aku sudah makin jauh dengan
Nia. Dia istri Mas Budi. Aku ingin menikmatinya. Dan sudah kurencanakan
di hotel dekat dengan rumahnya. Aku sudah belikan dia daster hitam untuk
dipakai nanti dan dia menerimanya dengan suka hati. Ada hotel
berbintang disana.
Sementara dengan Cik Hana, aku masih terus berhubungan. Yang paling
gila adalah aku menyetubuhinya di rumahnya sendiri, di sofa di ruang
multimedia. Dia memanggilku ke sana saat suaminya ke luar negeri dua
minggu lalu. Karena memang aku pandai komputer dan multimedia.
Jadi Cik Hana memakai alasan itu. Aku menyetubuhinya berkali-kali dan
Cik Hana mengajariku berbagai posisi. Aku suka posisi dogy style,
padahal sudah kurencanakan mau kuterapkan nanti untuk Cik Denis.. entah
kapan, tapi menjanjikan.
No comments:
Post a Comment