AGEN DOMINO.
Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa
Sama sama suka dengan cewek, kami adalah mahasiswi dari kota Yogyakarta
kami bertiga semester 6 , saat ini baru libur 1 bulan karena untuk
mengisi waktu jadi rencanaya adalah sekalian mengisi kerja praktek di
industri kota jawa tengah. Karena tidak mempunyai saudara atau teman di
kota tersebut, maka oleh direksi industri tersebut dia dititipkan ke
rumah kontrakan salah satu karyawati yang bernama Iin Amalia (23 tahun,
selanjutnya disebut Iin).
Kebetulan Iin tinggal sendirian di rumah itu.Malam itu Wina telah
tiba di rumah Iin dan langsung dijamu dengan makan malam. Mereka berdua
berbincang-bincang mengenai banyak hal. Selesai makan malam pun mereka
masih asyik berbincang-bincang.
Selama berbincang-bincang tersebut Wina sesekali melirik kedua
payudara Iin yang berukuran 40. Kedua payudara Iin yang dilapisi bra
berwarna hitam dan kaos putih ketat itu membuat iri Wina. Dia iri karena
kedua payudaranya hanya berukuran 32.
“Kenapa Win?” Tanya Iin yang rupanya memperhatikan lirikan mata Wina.
“Nggak kok.” Elak Wina sambil tersenyum.
“Jujur saja. Aku tahu apa yang kau pikirkan.”
“Bener mbak. Nggak apa-apa kok.” Wina masih mengelak.
“Nggak kok.” Elak Wina sambil tersenyum.
“Jujur saja. Aku tahu apa yang kau pikirkan.”
“Bener mbak. Nggak apa-apa kok.” Wina masih mengelak.
Dia juga menyebut mbak kepada Iin meskipun dia lebih tua dari Iin.
Wina sendiri yang minta untuk memanggil Iin dengan sebutan mbak ketika
tiba di rumah Iin karena alasan senioritas. Iin telah bekerja sedangkan
dia masih kuliah.
“Kamu heran ya ? Kenapa kedua payudaraku lain dengan kedua payudaramu ?”
“Iya. Diapakan mbak ? Pakai obat ya mbak ?” Tanya Wina yang rambut lurus cepaknya berwarna kemerah-merahan.
“Pakai oil.” Jawab Iin singkat.
“Boleh minta ?”
“Iya. Diapakan mbak ? Pakai obat ya mbak ?” Tanya Wina yang rambut lurus cepaknya berwarna kemerah-merahan.
“Pakai oil.” Jawab Iin singkat.
“Boleh minta ?”
Iin hanya mengangguk dan berdiri dari kursi menuju kamarnya.
“Nggak usah sekarang mbak. Besok saja. Wina sudah ngantuk. Mau tidur.
Besok kan mulai kerja.” Cegah Wina yang juga berdiri dari kursi.
Iin yang rambut panjangnya berombak dan hitam serta diikat
membalikkan tubuhnya dan membereskan meja makan dibantu oleh Wina sambil
membicarakan masalah-masalah pekerjaan besok. Setelah itu mereka berdua
menonton televisi. Hanya sebentar Wina menonton televisi. Iin menyuruh
Wina tidur di kamar yang telah disiapkannya. Dia sendiri juga menyusul
tidur.
Wina yang masih lelah karena perjalanan dari Yogya berusaha tidur.
Bayangan kedua payudara Iin yang besar membuatnya sulit tidur. Akhirnya
setelah beberapa saat dia pun tertidur. Pagi harinya dia terbangun. Dia
lalu menuju dapur.
Disana telah ada Iin yang tingginya sama dengan tingginya, yaitu
sekitar 165 cm. Beratnya saja yang beda. Beratnya sekitar 48 kg.
Sedangkan berat Iin sekitar 50 kg. Dia sedang membuat teh. Wina
menghampirinya. Iin yang menyadari kedatangan Wina lalu berbalik.
“Bagaimana ? Bisa tidur nggak ?” Tanya Iin.
“Nggak bisa mbak. Ingat payudara mbak sih.” Jawab Iin sambil tersenyum yang dibalas oleh Iin dengan senyuman. Kemudian lanjutnya.
“Boleh nggak mbak, Wina lihat kedua payudara mbak ?”
Tanpa menunggu persetujuan Iin, Wina sudah membuka ikatan kimono
tidur berwarna coklat yang dipakai Iin. Rupanya tubuh berkulit sawo
matang tersebut hanya memakai celana dalam berwarna putih. Iin juga
membuka ikatan kimono tidur berwarna hitam yang dipakai Wina. Sama
dengan dirinya. Wina yang berkulit putih mulus juga hanya memakai celana
dalam berwarna kuning. Mereka berdua menjatuhkan kimono masing-masing
ke lantai. Dan Wina langsung membelai payudara kanan Iin.
“Eehhhhmmm…” Desah Iin.
Iin lalu membalikkan tubuh Wina. Dibelainya tato bergambar kepala
cewek di punggung sebelah kanan Wina. Dia lalu membelai paha kiri Wina
dengan tangan kirinya.
“Eehhhmmm…” Desah Wina.
Lalu diturunkannya celana dalam yang dipakai Wina sampai terlepas
dari tubuhnya. Kemudian giliran Wina yang menurunkan celana dalam yang
dipakai Wina sampai terlepas juga dari tubuhnya. Wina lalu jongkok dan
membelai belahan kedua payudara Iin dengan tangan kanannya.
“Eehhhmmm…” Desah Iin.
Tangan kiri Iin lalu memegang tangan kanan Wina dan diremaskannya ke payudara kirinya.
“Ooohhh…” Desah Iin.
Wina lalu mundur dan duduk di kursi sambil menarik tubuh Iin. Sambil duduk dia menjilati payudara kanan Iin.
“Eeehmmm…” Desah Iin.
Tangan kirinya membelai vagina Iin. Tangan kirinya lalu meremas
payudara kanan Iin dan lidahnya menjilati puting payudara kanan Iin.
“Ooohhh…aaahhh…ooohhh…eeehmmm… ” Desah Iin.
Beberapa saat kemudian Wina membalikkan tubuh Iin. Dari belakang
kedua tangannya lalu membelai kedua payudara Iin dan dilanjutkan dengan
meremas kedua payudara Iin.
“Eeehmmm…ooohhh…” Desah Iin.
“Sudah Win. Nanti kita terlambat. Kita kan belum mandi dan sarapan.” Kata Iin sambil melepaskan diri dari jamahan Wina.
Kemudian Iin masuk ke kamar mandi yang tepat berada di samping dapur. Wina mengikutinya.
“Bolehkah aku ikut mandi dengan mbak ?” Tanya Wina yang masih berdiri di pintu kamar mandi.
Iin yang sedang mandi di bawah pancuran hanya menganggukan kepala
sambil tersenyum menantang. Wina kemudian bergabung mandi dibawah
pancuran.
Dia langsung disambut dengan Iin yang menempelkan tubuhnya ke tubuh
Wina. Dia mematikan pancuran dan tangan kirinya membelai vagina Wina dan
tangan kanannya memeluk pinggang Wina.
“Ooohhh…aaahhh…” Desah Wina.
Kemudian Iin semakin merapatkan tubuhnya yang basah ke tubuh Wina
yang juga basah. Kedua payudaranya menempel di kedua payudara Wina yang
kecil.
“Ooouhhh…” Mereka berdua sama-sama mendesah.
Bibirnya ditempelkan juga ke bibir Wina. Mereka berdua berciuman dan
saling berjilatan lidah. Tiba-tiba Wina terpeleset. Untung dia bisa
cepat menguasai tubuhnya sehingga dia tidak merasa kesakitan. Tapi dia
tidak segera berdiri. Dia ingin Iin menolongnya.
Dengan harapan dia dapat menarik tubuh Iin supaya ikut terjatuh.
Ternyata Iin mengambil selang pancuran dan airnya disemprotkan ke vagina
Wina. Hanya sebentar. Dia lalu berjongkok dan menyabuni vagina Wina
dengan sabun. Diciumnya juga bibir Wina yang membalas dengan hebatnya.
Lama sekali Iin menyabuni vagina Wina sambil sesekali jari tengah tangan
kanannya dimasukkkan ke vagina Wina. Sementara tangan kirinya
menuangkan sabun cair ke dalam bathtub.
Lalu Iin menarik tubuh Wina untuk masuk ke dalam bathtub. Mereka
berdua lalu saling mengusapkan busa sabun ke tubuh mereka. Sesekali
mereka berdua berciuman sambil saling menjilatkan lidah. Mereka berdua
juga saling berpelukan dan menempelkan kedua payudara mereka.
“Ooouhhh…” Mereka berdua sama-sama mendesah.
Kemudian Wina membersihkan busa sabun yang berada di kedua payudara
Iin dengan kedua tangannya. Dijilatinya puting payudara kanan Iin.
“Eeehmmm…” Desah Iin.
Perlakuan Wina membuat tubuh Iin semakin naik dan menjadikan dia
berdiri dengan bersandar pada dinding kamar mandi. Wina sudah tidak lagi
menjilati puting payudara kanan Iin. Kini dia membersihkan busa sabun
di vagina Iin dengan air. Lalu dia menghisap vagina Iin dengan lidahnya.
“Aaaghh…ooohhh…” Desah Iin.
Iin hanya bisa meremas-remas sendiri kedua payudaranya dengan kedua
tangannya. Sesekali tangan kiri Wina juga meremas payudara kiri Iin.
“Ooohhh…” Desah Iin.
Mulutnya naik kembali ke atas dan menghisap payudara kiri Iin sambil jari tengah tangan kanannya mengocok vagina Iin.
“Oooughhh…aaahhh…ooouhhh…” Desah Iin.
Dia lalu menempelkan kedua payudaranya ke kedua payudara Iin.
“Ooouhhh…”
Dipeluknya Iin sambil menjilati lehernya. Tangan kiri Iin juga meremas pantat Wina.
“Eeehmmm…” Mereka berdua sama-sama mendesah.
AGEN DOMINO
Wina kemudian menyodorkan payudara kanannya yang kecil ke mulut Iin yang mau saja menghisapnya.
“Oooughhh…” Desah Wina.
Tetapi hanya sebentar. Iin menuntun Wina untuk membungkuk dengan
kedua tangan berpegangan pada dinding kamar mandi. Digesek-gesekannya
kedua payudaranya ke punggung Wina.
“Ooouhhh…” Desah Iin.
Mereka berdua kemudian sadar bahwa mereka akan bekerja. Sehingga
akhirnya mereka menyudahi permainannya. Mereka berdua kemudian mandi
sambil sesekali masih saling membelai tubuh mereka. Terutama Wina yang
sering membelai kedua payudara Iin bergantian. Dia terpesona dengan
kedua payudara Iin yang besar.
Sore harinya ketika pulang dari bekerja. Permainan mereka berdua berlanjut kembali.
“Mbak. Minta oilnya dong.” Kata Wina.
“Sini.” Kata Iin sambil menarik Wina ke kamarnya.
“Buka semua pakaianmu.” Lanjut Iin.
“Sini.” Kata Iin sambil menarik Wina ke kamarnya.
“Buka semua pakaianmu.” Lanjut Iin.
Wina hanya menurut saja. Dia membuka semua pakaiannya. Ternyata Iin
juga membuka semua pakaiannya. Kecuali celana dalam. Iin lalu mengambil
sebuah botol dari lemarinya. Botol yang bertuliskan Breast Oil. Kemudian
dihampirinya Wina yang sedang melepas miniset yang dipakainya. Dia
tinggal memakai celana dalam.
Iin kemudian memegang payudara kanan Wina dan menuangkan isi botol ke
payudara kanan Wina setelah membuka tutupnya. Tangan kirinya kemudian
meremas-remas payudara kanan Wina.
“Ooohhh…” Desah Wina.
Kemudian remasan tangan kirinya berpindah ke payudara kiri Wina.
“Ooohhh…” Desah Wina.
Dia lalu membalikkan tubuh Wina dan menuangkan isi botol ke punggungg
Wina. Diletakkannya botol itu ke meja dan dengan kedua tangannya
diratakannya cairan itu ke seluruh tubuh Wina baIinn atas.
“Eeehmmm…” Desah Wina.
Lalu dibalikkan kembali tubuh Wina sambil tangan kanannya mengambil botol di meja. Diserahkannya botol itu ke Wina.
“Gantian ya.” Kata Iin.
Wina hanya mengangguk sambil menerima botol itu dari tangan Iin. Dia
kemudian menuangkan isi botol ke kedua payudara Iin sekaligus dalam
jumlah besar. Kemudian dilemparkannya botol itu ke tempat tidur setelah
ditutup. Kedua tangannya kemudian meratakan cairan itu ke seluruh tubuh
Iin baIinn atas terutama ke kedua payudara Iin.
“Eeehmmm…ooohhh…” Desah Iin.
Setelah dirasa cukup, Iin lalu memeluk Wina dan menggesek-gesekkan
kedua payudaranya ke kedua payudara Wina selama beberapa menit.
“Ooouhhh…”
Lalu mereka berdua melepaskan pelukan dan saling meremas kedua payudaranya.
“Ooohhh…”
Iin menghentikan remasannya pada kedua payudara Wina. Dia keluar
kamar dan mengambil dua botol air mineral dari kulkas. Dia masuk kembali
ke kamar dan dilihatnya Wina masih meremas sendiri kedua payudaranya.
“Ooohhh…” Desah Wina.
Di depan Wina, Iin membuka salah satu botol dan dengan menari-nari
dia mengucurkan sedikit demi sedikit air itu ke kedua payudaranya. Iin
membersihkan cairan dengan air mineral itu.
“Eeehmmm…” Desah Iin.
Wina tertarik dan mengambil botol satunya dari tangan Iin. Dengan
berhadap-hadapan Wina juga membersihkan cairan pada kedua payudaranya
sendiri.
“Eeehmmm…” Desah Wina.
Iin melihat sebuah kesempatan. Tangan kirinya meremas dan menjilati
payudara kanan Wina yang bertambah besar dari biasanya meskipun tidak
sebesar dari yang dia punya.
“Ooohhh…eeehmmm…” Desah Wina.
Dibalikkannya tubuh Wina dan dari belakang tangan kirinya meremas kedua payudara Wina bergantian.
“Ooohhh…” Desah Wina.
Sementara tangan kanannya masih mengucurkan air dari botol. Tangan
kanan Wina juga mengucurkan air ke kedua payudaranya. Tubuh mereka
berdua basah dan Wina membalikkan tubuhnya. Dipeluknya Iin. Kedua
payudara mereka yang berbeda ukuran menempel dan saling menggesek.
“Ooouhhh…” Mereka berdua sama-sama mendesah.
Hampir tiap hari Iin meremas kedua payudara Wina dengan Breast Oil
yang berlanjut dengan percumbuan yang sangat panas.. Sampai akhirnya
kedua payudara Wina sama besarnya dengan kedua payudaranya bertepatan
dengan berakhirnya masa kerja praktek Wina di tempat Iin bekerja.
Aku sekarang duduk di bangku SMU kelas IPA, aku anak pertama dari dua
bersaudara, adikku namanya Putra. Kemarin siang ayah ku pergi seminar
di jakarta karena seorang direktur sebuah bank swasta dan ibuku juga
ikut bersamanya. sedang pembantuku minta ijin pulang kampung karena
keluarganya ada yang sakit. jadi, malam ini rumah sepi banget rumah
segede itu cuma dihuni dua manusia, bayangin aja.
Putra sekarang udah duduk di SMU kelas 2, karena umur kami hanya
selisih satu tahun. dia pulang pukul 19.00 karena dari rumah temennya.
“Dari mana kamu Put ?”
“Dari rumah Aji”
“Ngapain ?”
“Maen, emangnya ada apa ?”
“Oh…nggak ada apa-apa, ya udah cepetan sana mandi”
“O.K kakakku yang manis” sembari nunggu adikku mandi iseng aku meriksa isi tasnya cuman pengin tau aja. Ketika aku nemuin VCD BF spontan aku kaget, tapi normallah anak seumuran dia, lalu aku masukin lagi ke dalam tasnya. selesai ganti baju dia duduk di sofa kamar tengah sambil tiduran. aku di dapur. Aku ke kamar tengah sambil bawa dua jus jeruk kesukaan kami.
“Dari rumah Aji”
“Ngapain ?”
“Maen, emangnya ada apa ?”
“Oh…nggak ada apa-apa, ya udah cepetan sana mandi”
“O.K kakakku yang manis” sembari nunggu adikku mandi iseng aku meriksa isi tasnya cuman pengin tau aja. Ketika aku nemuin VCD BF spontan aku kaget, tapi normallah anak seumuran dia, lalu aku masukin lagi ke dalam tasnya. selesai ganti baju dia duduk di sofa kamar tengah sambil tiduran. aku di dapur. Aku ke kamar tengah sambil bawa dua jus jeruk kesukaan kami.
“mau nggak ?”
“thanx kakakku yang baik”
“kak mau nonton nggak ?”
“nonton apaan ?” aku udah milai curiga.
“…ini ” kata Putra sambil ngeliatin BF temennya itu.
“boleh ” soalnya aku juga pengin tahu kaya apa sich cerita temen-temenku itu.
langsung aja dia ngidupin TV terus masukin VCD itu ke Playernya, aku
bener-bener deg-degan… sambil nonton itu Putra tiduran di karpet aku
tetep di atas, tanpa sengaja ketika aku ngeliatin Putra ternyata boleh
juga, soalnya dia pemain sepakbola inti di sekolahnya, bodinya tinggi
kekar. tak terasa memek-ku terasa hangat aku coba merasakannya aku udah
mulai orgasme. aku cepet-cepet ke kamar mandi bersiin memek kesayanganku
itu. saat aku keluar aku liat Putra sedang ngelus-elus Mr. P-nya. aku
makin deg degan. Setelah selesai filmnya aku pergi kekamar tidur.
“kak aku boleh nggak tidur sekamar ?”
“boleh aja” ada perasaan aneh tiba tiba aku pengin maen kaya di film itu tadi. sampai di kamar Putra langsung terlentang di bed.
“boleh aja” ada perasaan aneh tiba tiba aku pengin maen kaya di film itu tadi. sampai di kamar Putra langsung terlentang di bed.
“aku mau ganti baju” kataku
“silakan aja, kakak ” satu persatu kancing baju aku lepas tinggal BH pink, terus rok yang aku pake juga aku lepas tinggal CD ku yang bergambar mawar. saat aku mau ngambil piyama tiba-tiba Putra memanggilku
“kak, ternyata kakak ini sexy juga ya ”
“jelas dong”
“boleh nggak Putra memeluk kakak ?”
Aku mikir lama banget, tiba-tiba Putra memeluk aku dari belakang.
sejak saat itu aku sudah pasrah di pelukan adik kandungku sendiri. ia
mulai menarik aku ke tempat tidur lalu menidurkan aku dengan posisi
terlentang dengan kakiku menginjak lantai. dia langsung buka baju,
celana dan semuanya dia lepas sampai bugil.
secara perlahan dia menarik CD ku lalu melemparkannya. dari kaki dia
menjilatiku, sampai di paha mulai ada yang lain, entah perasaan apa itu.
dia terus naik ke atas lalu dia menyibak rambut halus yang menutupi
memekku lalu menjilatinya terus terang aku menikmatinya.
“Put…terus Put”
“mmmh…kkakk…nikmati aja kak…”
” terus Put…jangan berhenti di situ” dia kembali naik, lalu melucuti Bh ku toket putihku di jilatinya dia remas penuh nafsu lalu dia mengulumnya sedang tangan kakannya main-main di clitorisku.
“teruskan Put…jangan menyerah”
“mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmhhhhhh h…” dia terus ke atas, lalu menarik ku.
“mmmh…kkakk…nikmati aja kak…”
” terus Put…jangan berhenti di situ” dia kembali naik, lalu melucuti Bh ku toket putihku di jilatinya dia remas penuh nafsu lalu dia mengulumnya sedang tangan kakannya main-main di clitorisku.
“teruskan Put…jangan menyerah”
“mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmhhhhhh h…” dia terus ke atas, lalu menarik ku.
kini tubuhku semua ada di springbed. tanpa basa basi dia langsung
menanamkan roketnya di liang gua milikku. dia terus memainkannya di
dalam dengan penuh semangat seorang atlet.
“sorry kak hampir keluar”
“di dalem aja” aku sudah orgasme berkali-kali dan dia baru satu kali ini …dan..
“ahhhh…kak”
“nikmatnya Put”
“aku nggak kuat lagi kak” dia langsung rebahan di sampingku aku masih memegangi memekku itu.
“di dalem aja” aku sudah orgasme berkali-kali dan dia baru satu kali ini …dan..
“ahhhh…kak”
“nikmatnya Put”
“aku nggak kuat lagi kak” dia langsung rebahan di sampingku aku masih memegangi memekku itu.
aku liat burun kesayangannya udah hampir tidur. lalu aku dekatkan
wajahku ke kontol-nya, aku jilat, aku kocok secara bergantian, mulai
tegang kembali. Putra kini menikmatinya
“nikmati aja Put”
“kak…”
“kak…”
aku terus mengocoknya, lalu aku kulum aku biarkan kontolnya mainan di
mulutku di sangat menikmatinya. sekarang Putra bersemangat lagi dia
bangun tapi dia tetap di bawah dan aku tetap di atas jadi sekarang
giliranku main. aku tuntun alat vitalnya menuju memekku dan aku masukkan
lalu aku menidurinya aku menjilati dadanya yang bidang sambil terus
memainkan memekku, sampai akhirnya kami mencapai ejakulasi yang kedua
kalipun akhirnya pasrah.
“gimana Put, siapa yang menang ?”
“kakak memang hebat,” katanya.
“kakak memang hebat,” katanya.
Lalu aku bangun, terus ke kamar mandi untuk mandi sebelum tidur. aku
sandaran di tembok kamar mandi yang ada di kamarku itu sambil memegang
shower dan tanganku yang sakit memegang memek yang terasa agak sakit
karena pertama kali aku main. tiba-tiba Putra mendekatiku lalu meminta
showernya, kamipun mandi bersama. aku membelakangi tembok dan Putra
menghadap tembok. Putra memulai penetrasi lagi.
“mau lagi Put…”
“sebentar aja kak ”
“ayo…” dia mulai menciumi bibirku lalu kebawah hingga leher lalu di main di belakang telingaku.
“sebentar aja kak ”
“ayo…” dia mulai menciumi bibirku lalu kebawah hingga leher lalu di main di belakang telingaku.
tangan nya memegang toketku sedang dia terus melakukan penetrasi ke
memek-ku. dan akhirnya babak ketiga selesai. lalu dia membopongku ke
sofa. lalu menidurkan aku di situ, kini dia lebih variatif mulai dari
main belakang, anal, oral, dog style, pet style, 69 sampai posisi yang
aku nggak tahu namanya. dia benar-benar hebat. dia mengangkatku kembali
ke springbed lalu dia menyelesaikan permainan babak ke empatnya di sana
sampai coverbedku basah oleh keringat dan spermanya.
“maafin Putra ya kak yang lancang”
“tak apa, bahkan aku yang terima ksaih kamu mau mengajariku” akhirnya kami berdua tertidur.
“tak apa, bahkan aku yang terima ksaih kamu mau mengajariku” akhirnya kami berdua tertidur.
jam 6 pagi saat aku bangun aku kaget melihat kami telanjang, tapi
lalu aku sadar dan teringat kejadian semalam. tiba-tiba keinginan itu
muncul kembali di benakku. langsung aku jilati kontol-nya. dan dia
terbangun.
“ya ampun kakak ” …drama 5 babakpun selesai.
No comments:
Post a Comment