AGEN POKER.
Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa
Keluargaku sudah terbilang bahagia karena saya merasa sudah cukup, sebab
sudah punya rumah sendiri dan punya mobil walaupun masih kredit, anak
sudah punya sepasang, istri juga masih satu belum dua hehehe.keinginanku
mau apalagi? Awalnya mulanya dari iseng iseng dan menjadi keterusan.
Padahal istriku juga cantik dan selalu menggairahkan dalam
berhubungan tapi namanya juga pria ya ada sifat untuk hal lain, seakan
akan belum puas, singkat cerita awalnya begini aku cuma iseng-iseng main
ke sebuah klub karaoke.
Tidak disangka di sana banyak juga gadis-gadis cantik berusia remaja.
Tingkah laku mereka sangat menggoda. Dan mereka memang sengaja datang
ke sana untuk mencari kesenangan. Tapi tidak sedikit yang sengaja
mencari laki-laki hidung belang.
Terus terang waktu itu aku sebenarnya tertarik dengan salah seorang
gadis di sana. Wajahnya cantik, Tubuhnya juga padat dan sintal, kulitnya
kuning langsat. Dan aku memperkirakan umurnya tidak lebih dari delapan
belas tahun.
Aku ingin mendekatinya, tapi ada keraguan dalam hati. Aku hanya
memandanginya saja sambil menikmati minuman ringan, dan mendengarkan
lagu-lagu yang dilantunkan pengunjung secara bergantian.
Tapi sungguh tidak diduga sama sekali ternyata gadis itu tahu kalau
aku sejak tadi memperhatikannya. Sambil tersenyum dia menghampiriku, dan
langsung saja duduk disampingku. Bahkan tanpa malu-malu lagi meletakkan
tangannya di atas pahaku. Tentu saja aku sangat terkejut dengan
keberaniannya yang kuanggap luar biasa ini.
“Sendirian aja nih…, Omm..”, sapanya dengan senyuman menggoda.
“Eh, iya..”, sahutku agak tergagap.
“Perlu teman nggak..?” dia langsung menawarkan diri.
Aku tidak bisa langsung menjawab. Sungguh mati, aku benar-benar tidak tahu kalau gadis muda belia ini sungguh pandai merayu.
Sehingga aku tidak sanggup lagi ketika dia minta ditraktir minum.
Meskipun baru beberapa saat kenal, tapi sikapnya sudah begitu manja.
Bahkan seakan dia sudah lama mengenalku. Padahal baru malam ini aku
datang ke klub karaoke ini dan bertemu dengannya.
Semula aku memang canggung, Tapi lama-kelamaan jadi biasa juga.
Bahkan aku mulai berani meraba-raba dan meremas-remas pahanya. Memang
dia mengenakan rok yang cukup pendek, sehingga sebagian pahanya jadi
terbuka.
Hampir tengah malam aku baru pulang. Sebenarnya aku tidak biasa
pulang sampai larut malam begini. Tapi istriku tidak rewel dan tidak
banyak bertanya.
Sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Wajah gadis itu masih terus
membayang di pelupuk mata. Senyumnya, dan kemanjaannya membuatku jadi
seperti kembali ke masa remaja.
Esoknya Aku datang lagi ke klub karaoke itu, dan ternyata gadis itu
juga datang ke sana. Pertemuan kedua ini sudah tidak membuatku canggung
lagi. Bahkan kini aku sudah berani mencium pipinya. Malam itu akau
benar-benar lupa pada anak dan istri di rumah.
Aku bersenang-senang dengan gadis yang sebaya dengan adikku. Kali ini aku justru pulang menjelang subuh.
Mungkin karena istriku tidak pernah bertanya, dan juga tidak rewel.
Aku jadi keranjingan pergi ke klub karaoke itu. Dan setiap kali datang,
selalu saja gadis itu yang menemaniku. Dia menyebut namanya Salsa.
Entah benar atau tidak, aku sendiri tidak peduli. Tapi malam itu
tidak seperti biasanya. Salsa mengajakku keluar meninggalkan klub
karaoke. Aku menurut saja, dan berputar-putar mengelilingi kota Jakarta
dengan kijang kreditan yang belum lunas.
Entah kenapa, tiba-tiba aku punya pikiran untuk membawa gadis ini ke
sebuah penginapan. Sungguh aku tidak menyangka sama sekali ternyata
Salsa tidak menolak ketika aku mampir di halaman depan sebuah losmen.
Dan dia juga tidak menolak ketika aku membawanya masuk ke sebuah kamar
yang telah kupesan.
Jari-jariku langsung bergerak aktif menelusuri setiap lekuk tubuhnya.
Bahkan wajahnya dan lehernya kuhujani dengan ciuman-ciuman yang
membangkitkan gairah. Aku mendengar dia mendesah kecil dan merintih
tertahan. Aku tahu kalau Salsa sudah mulai dihinggapi kobaran api gairah
asmara yang membara.
Perlahan aku membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan satu persatu
aku melucuti pakaian yang dikenakan Salsa, hingga tanpa busana sama
sekali yang melekat di tubuh Salsa yang padat berisi. Salsa mendesis dan
merintih pelan saat ujung lidahku yang basah dan hangat mulai bermain
dan menggelitik puting payudaranya.
Sekujur tubuhnya langsung bergetar hebat saat ujung jariku mulai
menyentuh bagian tubuhnya yang paling rawan dan sensitif. Jari-jemariku
bermain-main dipinggiran daerah rawan itu. Tapi itu sudah cukup membuat
Salsa menggelinjang dan semakin bergairah.
Tergesa-gesa aku menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan, dan
menuntun tangan gadis itu ke arah batang penisku. Entah kenapa,
tiba-tiba Salsa menatap wajahku, saat jari-jari tangannya menggenggam
batang penis kebanggaanku ini, Tapi hanya sebentar saja dia menggenggam
penisku dan kemudian melepaskannya. Bahkan dia melipat pahanya yang
indah untuk menutupi keindahan pagar ayunya.
“Jangan, Omm…”, desah Salsa tertahan, ketika aku mencoba untuk membuka kembali lipatan pahanya.
AGEN POKER TERPERCAYA.
“Kenapa?” tanyaku sambil menciumi bagian belakang telinganya.
“Aku…, hmm, aku…” Salsa tidak bisa meneruskan kata-katanya. Dia malah
menggigit bahuku, tidak sanggup untuk menahan gairah yang semakin besar
menguasai seluruh bagian tubuhnya.
Saat itu Salsa kemudian tidak bisa lagi menolak dan melawan gairahnya
sendiri, sehingga sedikit demi sedikit lipatan pahanya yang menutupi
vaginanya mulai sedikit terkuak, dan aku kemudian merenggangkannya kedua
belah pahanya yang putih mulus itu sehingga aku bisa dengan puas
menikmati keindahan bentuk vagina gadis muda ini yang mulai tampak
merekah.
Dan matanya langsung terpejam saat merasakan sesuatu benda yang
keras, panas dan berdenyut-denyut mulai menyeruak memasuki liang
vaginanya yang mulai membasah. Dia menggeliat-geliat sehingga membuat
batang penisku jadi sulit untuk menembus lubang vaginanya.
Tapi aku tidak kehilangan akal. Aku memeluk tubuhnya dengan erat
sehingga Salsa saat itu tidak bisa leluasa menggerak-gerakan lagi
tubuhnya. Saat itu juga aku menekan pinggulku dengan kuat sekali agar
seranganku tidak gagal lagi.
Berhasil!, begitu kepala penisku memasuki liang vagina Salsa yang
sempit, aku langsung menghentakkan pinggulku ke depan sehingga batang
penisku melesak ke dalam liang vagina Salsa dengan seutuhnya, seketika
itu juga Salsa memekik tertahan sambil menyembunyikan wajahnya di
bahuku, Seluruh urat-urat syarafnya langsung mengejang kaku.
Dan keringat langsung bercucuran membasahi tubuhnya. Saat itu aku
juga sangat tersentak kaget, aku merasakan bahwa batang penisku seakan
merobek sesuatu di dalam vagina Salsa, dan ini pernah kurasakan pula
pada malam pertamaku, saat aku mengambil kegadisan dari istriku.
Aku hampir tidak percaya bahwa malam ini aku juga mengambil
keperawanan dari gadis yang begitu aku sukai ini. Dan aku seolah masih
tidak percaya bahwa Salsa ternyata masih perawan.
Aku bisa mengetahui ketika kuraba pada bagian pangkal pahanya,
terdapat cairan kental yang hangat dan berwarna merah. Aku benar-benar
terkejut saat itu, dan tidak menyangka sama sekali, Salsa tidak pernah
mengatakannya sejak semula. Tapi itu semua sudah terjadi. Dan rasa
terkejutku seketika lenyap oleh desakan gairah membara yang begitu
berkobar-kobar.
Aku mulai menggerak-gerakan tubuhku, agar penisku dapat bermain-main
di dalam lubang vagina Renny yang masih begitu rapat dan kenyal,
Sementara Salsa sudah mulai tampak tidak kesakitan dan sesekali tampak
di wajahnya dia sudah bisa mulai merasakan kenikmatan dari
gerakan-gerakan maju mundur penisku seakan membawanya ke batas ujung
dunia tak bertepi.
Malam itu juga Salsa menyerahkan keperawannya padaku tanpa ada unsur
paksaan. Meskipun dia kemudian menangis setelah semuanya terjadi, Dan
aku sendiri merasa menyesal karena aku tidak mungkin mengembalikan
keperawanannya.
Aku memandangi bercak-bercak darah yang mengotori sprei sambil
memeluk tubuh Salsa yang masih polos dan sesekali masih terdengar isak
tangisnya.
“Maafkan aku, Salsa. Aku tidak tahu kalau kamu masih perawan. Seharusnya kamu bilang sejak semula…”, kataku mencoba menghibur.
Reny hanya diam saja. Dia melepaskan pelukanku dan turun dari
pembaringan. Dia melangkah gontai ke kamar mandi. Sebentar saja sudah
terdengar suara air yang menghantam lantai di dalam kamar mandi.
Sedangkan aku masih duduk di ranjang ini, bersandar pada kepala pembaringan.
Aku menunggu sampai Salsa keluar dari kamar mandi dengan tubuh terlilit handuk dan rambut yang basah.
Aku menunggu sampai Salsa keluar dari kamar mandi dengan tubuh terlilit handuk dan rambut yang basah.
Aku terus memandanginya dengan berbagai perasaan berkecamuk di dalam
dada. Bagaimanapun aku sudah merenggut kegadisannya. Dan itu terjadi
tanpa dapat dicegah kembali. Salsa duduk disisi pembaringan sambil
mengeringkan rambutnya dengan handuk lain.
Aku memeluk pinggangnya, dan menciumi punggungnya yang putih dan
halus. Salsa menggeliat sedikit, tapi tidak menolak ketika aku
membawanya kembali berbaring di atas ranjang. Gairahku kembali bangkit
saat handuk yang melilit tubuhnya terlepas dan terbentang pemandangan
yang begitu menggairahkan datang dari keindahan kedua belah payudaranya
yang kencang dan montok, serta keindahan dari bulu-bulu halus tipis yang
menghiasi di sekitar vaginanya.
Dan secepat kilat aku kembali menghujani tubuhnya dengan
kecupan-kecupan yang membangkitkan gairahnya. Salsa merintih tertahan,
menahan gejolak gairahnya yang mendadak saja terusik kembali.
“Pelan-pelan, Omm. Perih…”, rintih Salsa tertahan, saat aku mulai
kembali mendobrak benteng pagar ayunya untuk yang kedua kalinya. Renny
menyeringai dan merintih tertahan sambil mengigit-gigit bibirnya
sendiri, saat aku sudah mulai menggerak-gerakan pinggulku dengan irama
yang tetap dan teratur.
Perlahan tapi pasti, Salsa mulai mengimbangi gerakan tubuhku.
Sementara gerakan-gerakan yang kulakukan semakin liar dan tak
terkendali. Beberapa kali Salsa memekik tertahan dengan tubuh terguncang
dan menggeletar bagai tersengat kenikmatan klimaks ribuan volt.
Kali ini Salsa mencapai puncak orgasme yang mungkin pertama kali baru
dirasakannya. Tubuhnya langsung lunglai di pembaringan, dan aku
merasakan denyutan-denyutan lembut dari dalam vaginanya, merasakan
kenikmatan denyut-denyut vagina Salsa, membuatku hilang kontrol dan
tidak mampu menahan lagi permainan ini.
Hingga akhirnya aku merasakan kejatan-kejatan hebat disertai
kenikmatan luar biasa saat cairan spermaku muncrat berhamburan di dalam
liang vagina Renny. Akupun akhirnya rebah tak bertenaga dan tidur
berpelukan dengan Salsa malam itu.
No comments:
Post a Comment