AGEN DOMINO.
Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa
Sehabis aku lulus dari kuliah aku langsung bekerja di ibukota,
setelahnya lulus ternyata orangtuaku yang sudah berusia senja meminta
aku cepat untuk menikah dengan salah satu anak temannya yang jauh, tanpa
ada rasa apa apa yang menuruti kemauan orangtuaku kami langsung menikah
tanpa pacaran sebelumnya.
Lelaki itu (untuk selanjutnya aku sebut ja abang) lebih tua dari aku.
resepsi pernikahan kami berjalan lancar. Malam pertama lewat begitu
aja. Gak da tu gulat smekdon yang menggebu2. Kami langsung tertidur
karena ternyata menjalani resepsi tu sangat melelahkan, walaupun cuma
senyum dan salaman.
Ketika paginya aku bangun, dia gak da disebelahku, aku memang bobo
duluan semalem. aku keluar dari kamar untuk membuat secangkir kopi di
dapur, dia lagi baca koran. Setelah minum kopi dan mandi, aku segera
beberes untuk siap2 kekantor.
Aku memang gak bisa cuti walaupun baru nikah. Bosku minta dengan
sangat aku menunda cuti nikah karena ada proyek besar yang harus selesai
dalam waktu dekat ini, dan porsi kerjaan yang menjadi bagianku penting
sekali untuk keberhasilan proyek ini.
Walaupun kesal ya aku iya aja.
“Endah ke kantor ya bang, pulangnya mungkin malem, nguber dead line proyek” ujarku sambil mengenakan sepatu di ruang tengah.
“Iya”, jawabnya singkat, gak yau apa yang ada dibenaknya, kok malem
pertamaku bisa lewat bgitu aja tanpa nyolek2 aku, istrinya yang baru ja
dinikahinya.
Masa bodoh ah, aku juga terpaksa nikah ma dia untuk menyenangkan
kedua ortu aja. Dia gak mo nyentuh aku ya no problemo juga, mantan2
pacarku diluar banyak yang bersedia menyentuh aku begitu aku kasi signal
hihi.
Di kantor rame sekali, temen2 kerjaku yang prempuan cipika cipiki
dengan aku sambil menggodaku betapa nikmatnya malem pertama, aku cuma
senyum2 ja, gak tau ja semalem aku bobo ja ampe pagi, gak da yang
nyolek2.
Yang lelaki menyalami aku saja, kelihatan sekali kalo mereka kecewa
dengan keputusanku untuk menikah, artinya gak bisa dugem lagi bareng
mereka lagi. Malemnya, aku pulang dengan segudang rasa lelah akibat
kerja rodi di kantor, itu juga blon slesai kerjaanku.
Bos nyuru aku pulang duluan walau tim yang laen masi trus menggeluti
kerjaannya masing2, toleransi buat pengantin anyar kata bos, dan
disambut dengan gemuruh ketawaan dari seluruh tim ketika aku pamit
duluan.
Setibanya di rumah dia blon pulang, padahal dah malem banget. aku
hanya merebahkan badanku yang capek di ranjang tanpa melepas pakean
kerjaku. tiba tiba, “udah pulang kamu?” tanyanya sambil masuk ke kamar.
“sorry bang, tadi Endah nggak sempet masak, kita pesen makanan
delivery aja yah” jawabku. Kami menyantap makan malam kami setelah
pesenannya dateng.
Dibandingkan temen2 prempuan dikantor, dan juga pengakuan temen2
lelakiku, aku termasuk wanita yang cantik, menawan serta sexy. Selain
itu aku orang yang mudah mencairkan suasana dan nyambung jika diajak
bercerita, makanya aku binun banget ngeliat kelakuan suamiku itu, gak
tau lugu pa jutek, ampe aku juga gak tau mo ngomong apa ma dia. Walaupun
dijodohkan tapi namanya malem pertama gak ngapa2in aneh juga untukku,
mana ada kucing yang nolak ikan asin hihi.
Setelah mandi dia nonton tv, karena gak da acara yang menarik
menurutnya, dia duduk di meja kerjanya meneruskan pekerjaan kantor yang
dibawanya pulang. Dah jam 23.30, aku dah ngantuk nungguin movenya, tapi
kayanya ni malem bakal lewat lagi bgitu aja. aku menghampirinya, “Blon
slesai kerjanya bang”.
“Blon”, jawabnya singkat, tanpa memandang wajahku yang berdiri
disamping meja kerjanya. “ya udah, kalo gitu Endah tidur duluan yah”,
jawabku dengan tetep senyum manis walaupun bete banget.
Malam itu rupanya sofa menjadi tepat tidurnya karena keesokan harinya
aku bangun dan dia gak diranjang. Kukira dia olahraga ato apa, ketika
aku keluar kamar ternyata dia sedang tidur di sofa.
Rupanya malem kmaren dia juga bobo di sofa, aneh banget, takut aku
makan kali ya, padahal aku dah jinak banget, dimakan si enggak – paling
diemut2 hihi. Aku segera membuatkan secangkir kopi untuknya dan kembali
ke sofa dimana dia tidur.
“Bang, kok nggak tidur di kamar? Entar masuk angin loh, mending kan
masuk ke Endah”, kataku melihat dia menggeliat terbangun karena suara
sandalku memecah keheningan pagi itu.
“nggak apa-apa kok, takut ngeganggu kamu yang dah bobo duluan”,
jawabnya sambil mengusap , guyonanku gak dapet respon papa. “Endah
buatin kopi ni”.
“nggak, nggak usah aku bisa buat sendiri kok” jawabnya.
“udah, nih…” ujarku sambil menyodorkan secangkir kopi kepadanya,
buset dah juteknya, bukannya trima kasi dah dibikinin kopi ma istrinya.
setelah itu aku sengaja duduk mepet disampingnya, sangat dekat hingga
paha kami berdua bersentuhan. Pagi itu seperti biasa aku menggunakan
celpen dan kaos oblong yang kebesaran (ni seragam rumahku).
“nggak ngantor?” tanyanya. aku sengaja menaruh tanganku di pahanya,
dan menatapnya. “jam sembilan lewat dikit baru aku berangkat, abang?”
tanyaku balik.
“sama, aku juga, kita berangkat bareng mau nggak?”
“Siap komandan,” jawabku sambil tertawa, lumayan gunung es mulai
merespons signalku. Waktu sebelum berangkat ke kantor itu kami gunakan
untuk bercanda dan saling mengenal lebih dekat lagi. Hari itu terasa
sangat singkat, tugas-tugas di kantor terasa lebih ringan mungkin karena
suasana hatiku yang sedang senang.
Sepulang kantor dia menjemputku di kantor, sambil bergandengan tangan
kami menuju mobil lalu meluncur ke sebuah rumah makan yang bersuasana
romantis. Sampai di rumah makan itu lalu kami memesan makan dan minum.
Sambil menunggu kami , aku mencoba membuka pembicaraan, “Bang, Endah
seneng deh abang ajak makan, ni kan resepsi khusus buat kita berdua ja
ya bang”. Kemudian aku banyak cerita tentang kerjaan di kantor, problema
yang aku hadapi di kantor, dia hanya menjadi pendengar yang baek tanpa
mengomentari apa2 critaku.
Kemudian makanan sudah dihidangkan oleh waiter dan selanjutnya kami
makan dan aku selingi dengan menyuapinya. Dia merespons dengan menyuapi
aku juga. Kami memang duduk bersebelahan, dah aku atur gitu.
Pembicaraan terhenti karena mulut masing2 sibuk mengunyah makanan
yang dihidangkan. Setelah makan kami pun pulang. Gak banyak pembicaraan
yang kami lakukan, aku dah mulai ngantuk, kekenyangan – penyakit orang
kaya, kalo bis makan trus ngantuk.
Maklum, kata ahli kesehatan seabis makan darah banyak mengalir ke
perut untuk mengolah makanan yang masuk, mata gak kebagian darah
sehingga akhirnya makin menyipit kerna ngantuk. Tapi lumayanlah, gunung
es lebih mencair dibandingkan semalem.
Sesampainya di rumah, dia mandi duluan dan langsung menonton tv. Jam
21.00, aku baru slesai mandi, aku hanya mengenakan celpen tanpa atasan.
Aku sedang mencari baju kaos gombrong dilemari. Tiba2 pintu terbuka,
refleks langsung dia menutup pintu sembari meminta maaf.
Aku yakin, walaupun beberapa detik tadi dia pasti melihat kedua
toketku yang lumayan besar dan masi kencang banget, “Ndah, sorry aku mau
ngambil bantal, aku nggak ngintip kok” ujarnya dari luar kamar.
Walaupun jengkel tapi aku jadi geli sendiri melihat kelakuan bodoh
seorang lelaki yang judulnya suamiku itu.
Apa impoten kali ya dia, sampe gak tergiur sama sekali melihat
toketku tadi. Kukira gunung esnya makin cair karena sejak tadi pagi dia
nampak lebi ceria, gak taunya…. “nggak apa-apa masuk aja….” teriakku
dari dalam kamar.
Dengan menggunakan tangan kiri, dia menutup matanya sedangkan tangan
kanannya meraba-raba permukaan tempat tidur untuk mencari bantal. “udah,
gak usah nutupin mata, ntar kesandung2 lagi,” kataku sambil mencolek
pinggangnya.
“Sorry, aku bukan mau ngintip tadi, aku bener-bener nggak sengaja”,
katanya lagi. “nyantai aja lagi, Endah yang di intip kok abang yang
panik”, balasku sambil tertawa, “eh, nggak pegel apa tidur di sofa?
Enakan tidur di sini bareng Endah,” sambungku sambil menepuk tempat
tidur. “udah, cepetan tvnya di matiin dulu”, lanjutku sambil sedikit
mendorongnya. Lumayan gunung es nurut juga ma aku, selangkah lebi maju
lagi.
Setelah tv dimatikan, dia kembali ke kamar. Di kamar aku dah berada
di atas tempat tidur, “bobo sini bang,” kataku sambil membetulkan posisi
bantal yang berada di sampingku. Dia merebahkan tubuhnya tepat
disampingku dan langsung memejamkan matanya.
“Abang masih punya pacar yah waktu kita nikah” dia membuka matanya
pelan-pelan, menatap wajahku yang sangat dekat dengan wajahnya, karena
posisi tubuhku yang menindih sebagian tubuhnya. “nggak, emang napa?”
tanyanya balik.
“penasaran aja, abisnya abang dingin banget…serem tau” jawabku sambil
tersenyum. “aku cuman kaget aja, keadaan berubah drastis banget”
jawabnya.
“ohh… Endah kira abang jeruk makan jeruk.” “aku masi normal kali” jawabnya, tanganku perlahan mulai memeluk perutnya,
“abisnya…..” aku cekikikan ja. Sepertinya signal yang aku berikan gak
sia2 sama sekali walaupun belum membuahkan hasil. ternyata ada juga
lelaki macam ini didunia.
Karena tidak bisa lagi menahan kantuk akhirnya kami berdua tertidur
sampai pagi, hanya tertidur tanpa melakukan sesuatu. Keesokan harinya
aku bangun terlebih dahulu, sepanjang malam aku memeluknya dan tertidur
dengan posisi setengah tubuhku menindih tubuhnya, aku gak meriksa ada
yang tegang gak diselangkangannya.
Aku nyesel gak mriksa, kalo tegang artinya dia masi normal seperti
yang diucapkannya. “bang, bangun…nggak ngantor?” tanyaku sambil menjepit
hidungnya. Dia menggeliat dan bangun sambil mengucek-ngucek mata.
pagi itu, di kantor aku memberi perhatian lebih padanya dan terus
saja mengirimkan sms yang menanyakan kegiatannya dan lain-lain. Aku
terus saja mengirimkan signal2 kepadanya dan kayanya response nya
positif.
Malemnya aku sampe duluan dirumah. Hari ini hari Jumat, besok kami
berdua libur, aku menyiapkan strategiku untuk mendorong dia mau
mengemeliku. aku dah nyiapin makan malem buat dia. aku mengenakan kaos
berlambang MU dengan celpen, karena kegedean bajunya aku atur hingga
bahu sebelah kananku terlihat keluar dari leher baju.
Dia bengong melihat aku pake baju kaya gitu. “Kenapa kok abang
bengong?” tanyaku. “tu kan kaos aku,” katanya. “iya, emang istri nggak
boleh pake baju suaminya?” tanyaku balik.
“bole aja sih, eh tapi kamu cantik loh kayak gitu.
Aku sampe terpana ngeliatnya” katanya. “bisa merayu juga toh abang.
Kalo cantik mah Endah dari kecil bang, abang baru nyadar ya kalo istri
abang cantik”, aku menggodanya.
“udah makan dulu sana….keburu dingin,” kataku lagi. “Masakanmu enak
Ndah”. “Tu kan selain cantik, istri abang koki yang baek juga ya”. Dia
senyum2 ja mendengar ocehanku.
Sehabis makan, dia nyamperin aku, aku lagi nonton film di tv. “duduk sini bang, deket Endah”. perlahan dia duduk disampingku.
Aku langsung menarik tangannya dan menggengam jemarinya erat-erat.
Dia menyandarkan tubuhnya di sofa, aku langsung menyandarkan kepalaku di
bahunya. Dia menaikan tangannya sedikit agar aku bisa meletakkan
kepalaku di dadanya, tanganku menyusuri pinggangnya lalu kupeluk.
“Ndah, kalo mau minta tolong, atau mau ngomong sesuatu, kasih tahu
aja, aku siap bantu kok” katanya untuk memecah suasana. “abang masih
belum nerima kenyataan kalo kita udah nikah ya?” jawabku pelan.
“sekarang udah nggak, abis kamu baik, cantik lagi.”
ih gombal,.” jawabku sambil mencubit pinggangnya. “kalo Endah sih
pasrah aja, orang tuaku mau nyuruh apa juga, yang penting pekerjaan
Endah nggak keganggu.
Endah mau minta sesuatu sama abang, bole gak”. “minta apa?”
“ehm, gimana ngomongnya ya,” jawabku. “udah, bilang aja, nggak usah malu” “beneran nih, gak papa?”tanyaku lagi.
“iya, beneran, trus apa?” “boleh minta cium nggak?”
“ooh..” langsung dia mencium pipiku.
“iiihh…bukan di situ, tapi di sini” kataku sambil menunjuk bibir.
Dia tidak meresponse, padahal signal yang kuberikan dah kuat banget. “abang nggak mau ya, nggak apa-apa deh kalo gitu” kataku dengan nada sedikit kecewa.
Dia tidak meresponse, padahal signal yang kuberikan dah kuat banget. “abang nggak mau ya, nggak apa-apa deh kalo gitu” kataku dengan nada sedikit kecewa.
“nggak, aku cuma..” “Cuma apa bang?” kataku karena dia diam sejenak. “belum pernah ciuman” jawabnya malu-malu, mukanya memerah.
“astaga, jadi kalo kita ciuman, itu first kiss abang dong?” aku
mengangkat wajahnya yang tertunduk malu. “Endah prempuan pertama yang
abang cium di bibir ya?” kataku lagi, “Endah ajarain dulu ya, terus
nanti kalo udah bisa, abang bales.”
Segera kucium bibirnya. mula2 hanya nempelin bibir, kemudian aku
mulai memagut bibirnya dan mulai menjulurkan lidahku kedalam mulutnya.
“dibales dong” kataku di sela-sela seranganku ke bibirnya. Alhamdulilah,
dia membalas ciumanku dengan cara yang sama seperti yang kuajarkan.
“mmhhh” lenguhku. Setelah beberapa menit, kulepaskan ciumanku. aku
tertawa lepas sambil memandangnya, “nah, bibir abang udah nggak perjaka
lagi.” kataku sambil menepuk dadaku. “hebat juga kamu ya, master banget
deh kayaknya, ngasi kursus juga ya?”
“ya nggak lah, Endah juga baru pertama kali praktek nih, tau dari
baca buku ama liat film bokep, ternyata rasanya dahsyat yah” jawabku.
“jadi bibir kamu sekarang juga udah nggak perawan nih,” candanya. “apa lagi yang masih perawan?” “ya semuanya lah” jawabku.
“mau dong nyobain” “sok atuh, silahken…,” jawabku sambil menarik tangannya mendekati tubuhku.
“aku becanda kok” “beneran juga nggak apa-apa. nanggung kan rasanya kalo cuman gitu-gitu aja” lanjutku memancing.
“terus maunya gimana?” “nggak ngerti-ngerti juga?” jawabku, kok ada
ya didunia ini lelaki yang selugu itu, gak tau deh kalo dia cuma pura2
lugu.
AGEN DOMINO
“ngomongnya langsung aja, nggak usah berbelit-belit, bingung aku”
“Endah mau diemelin ma abang” jawabku to the point sambil menarik
bajunya.
“yah…nggak tau harus gimana duluan” jawabnya. “kan ada film Bokep,
liat dari situ aja bisa kan?” “aku coba deh.” Aku segera berjalan menuju
kamar tidur kami dan kembali membawa kotak kecil yang isinya adalah
kumpulan DVD film-film porno dari jepang, asean, gak da bule maen ma
bule, aku gak demen si liatnya, kalo bule maen ma asean pa jepang baru
asik diliatnya.
lengkap banget,..hobby nonton ginian yah?” tanyanya sambil
melihat-lihat dvdnya. “eh, ini punya temen kantor lagi, nonton sih
sering tapi kalo punya koleksi sebanyak ini….enggak deh”, jawabku.
“aku kira kamu hyper “ katanya bercanda. “eh hyper juga asik tau,
bisa siap setiap saat” jawabku sambil tertawa dan terus mencari bokep
yang menurutku sangat bagus. “nah ini dia akhirnya ketemu.” kataku
sambil merapihkan dvd lain yang berantakan di atas sofa.
“nontonnya di kamar aja, supaya kalau capek bisa langsung tidur”.
“emangnya kita mau nyangkul? kok capek?” tanyaku bercanda. Adegan
pertama ciuman, dia duduk diatas tempat tidur dan aku duduk di
pangkuannya. “itu namanya foreplay bang”, kataku.
Mulailah aku memagut bibirnya, selama beberapa menit kami
mempertahankan posisi seperti itu. Kami saling berpagutan bibir serta
kedua lidah kami saling menjalar ke seluruh rongga mulut lawan. film pun
berganti adegan, sang lelaki bule mulai menggerayangi tubuh si prempuan
asia, kayanya thai deh.
Baju si prempuan disingkap keatas dan toketnya mulai diemut oleh si
bule. “pengen deh di gituin” kataku sambil melepaskan ciuman kami.
Posisiku sekarang duduk berhadapan dengannya, aku tetep duduk di
pangkuannya. “ya udah, bajunya di buka” jawabnya.
Aku membuka bajuku perlahan, sedikit demi sedikit toketku yang tidak
tertutup bra mulai tersingkap. Seperti orang bodoh, toketku hanya
diperhatikan tanpa berbuat apa-apa. “kok cuman diliatin doang, aku pake
lagi nih bajunya” kataku kesel.
“sorry, speechless aja aku, gede amir, seumur-umur baru pernah liat
yang ginian selain ibuku punya, eh besar lagi. sexy banget tubuh kamu”,
jawabnya untuk meredakan rasa keselku.
“Ach masak begini saja sexy dan cantik, biasa aja kali. di emut dong” kataku lagi sambil tersenyum.
“nggak ahh, entar lecet, nanti kalo mandi kan nyeri,” jawabnya. “jadi gimana dong?” “aku jilatin aja, mau nggak?”
Kami langsung berpagutan lagi. Dia mencium bibirku, kemudian aku
melepaskan ciumannya dan menarik kepalanya ke arah toketku. lidahnya
menjulur dan mulai menjilati melingkar disekitar pentilku, ujung
pentilku disentuh perlahan menggunakan ujung lidahnya.
“Mmhh…enak bang, terus..terus.. yang kanan juga..aahh,” desahku yang
membuat dia bersemangat melakukannya. Lima belas menit dia menyerang
kedua toketku, hanya suara desahan yang keluar dari bibirku, saat
tubuhku mengelijang hebat, ada cairan membasahi celanaku. “Ndah, celana
kamu basah” “iya, Endah kluar tadi”, jawabku sambil menciumi pipinya.
Adegan di film kini berubah lagi, konti bule yang besar panjang sudah
sedari tadi tegang mulai diurut turun naik oleh siprempuan., kemudian
dimasukkan kedalam mulutnya. “mau Endah gituin nggak?” tanyaku.
“udah gak usah, lain kali aja” jawabnya cepat. “nggak apa-apa, nggak
usah malu…..enak lagi” balasku. Aku segera menarik celananya, dan
langsung menggenggam kontinya yang belum menegang sama sekali dibalik
cdnya. “gila, Endah udah hampir dua kali orgasme, abang berdiri aja
belon”. “aku baru sekali diginiin” jawabnya.
aku kemudian menarik turun celananya. “besar juga punya abang, beda
dikit lah ama yang di film”, kataku sambil tersenyum. Aku mengenggam
kontinya dan mulai mengurutnya dari atas ke pangkal pahanya, selama 10
menit, kemudian aku menempelkan bibirku ke ujung kepala kontinya dan
menghisapnya pelan, kujilati kembali kepala kontinya dan lalu kukulum
dengan mengeluarmasukkan kontinya ke dalam mulutku. “udah…udah…udah…”,
katanya sambil mencoba menarik kontinya keluar dari mulutku, keluarlah
maninya di dalam mulutku.
Aku agak terkejut dan mengeluarkan kontinya dari dalam mulutku sehingga muncratan mani berikutnya membasahi wajahku.
Aku bisa menerimanya dan kujilati yang masih tersisa di kontinya. Wah
blon apa2 dah ngecret dianya, percaya deh kalo dia masi perjaka ting
ting (sodaranya ayu ting ting kali ya). Dia membetulkan clananya lalu
mengambil handuk di lemari untuk membersihkan maninya di wajahku.
“ketelen gak?” “dikit..” jawabku sambil tersenyum.
Tibalah film itu di puncak aksinya, si bule melepas cd si prempuan
dan mulai melumat slangkangannya. “rebahan deh,” katanya. Saat aku
berbaring di tempat tidur, dia telungkup diatasku dan mulai menciumku
lagi. Kemudian dia menyerang leherku, seperti instruksi di film itu.
“Mmhh..”, lenguhku.
Tak lama setelah itu, kedua toketku dimainkan, dipijat pelan dan
mulai dijilat perlahan. Desahan nikmat terdengar dari mulutku ketika dia
menghisap serta menggigit-gigit kecil kedua pentilnya. “Ooohh.. baang..
teruuss baanngg..!” jeritku perlahan dan tertahan-tahan.
Dia terus mengulum toket dan pentilku. Kemudian turun ke arah dan
pusarku, dia menjilat sekeliling pusarku sambil tangannya meremas lembut
kedua toketku. Aku menggenggam dengan kuat rambutnya sambil menjepitkan
kedua kakiku ke badannya. “Bang.. Endah nggak mau disituu ajaa..teruuss
tuurruunn..”
Dia ikuti kemauanku. Dihentikannya remasan pada kedua toketku, aku
menaikan pinggulku dan menurunkan celanaku. Sekarang aku sudah tidak
mengenakan sehelai benang pun di tubuhku. “kok nggak pake cd si,”
katanya sambil mencubit pipiku. “kalo nggak ada abang sih Endah pake,
tapi kalo ada abang ya gak lah, kalo tiba-tiba abang minta gimana?”
jawabku.
dia kembali menciumi pusarku sampai di atas vegiku yang tidak
memiliki bulu sedikitpun. “sering dicukur ya Ndah?” “nggak juga sih, gak
tau kenapa, bulunya lama numbuh” jawabku. Dia menjilati dengan lembut
pusarku hingga aku menggelepar menerima rangsangan yang terasa nikmat.
“Ach.. Uch bang enak sekali..” ceracauku sambil terengah-engah.Aku
memejamkan mataku, kunikmati saja ciumannya yang panas. perlahan-lahan
dengan tangan kirinya dia membuka kedua belah bibir vegiku.
dengan disertai jeritan kecil, aku menekan kepalanya ke arah vegiku
sambil mendesah, “Bang.. oohh.. ngg.. nikmaatt.. bang..” Sementara
mulutnya, lidahnya terbenam di antara bibir vegiku yang sudah basah
dengan keluarnya cairan bening dengan aroma yang khas, agak asin dan
kental.
Dia mengisap serta menelannya. Dikecupnya klitku. Aku menjerit kecil
dan menggoyangkan pantatku naik turun disertai erangan dan desahan
nikmat kadang jeritan-jeritan kecil. cepet belajar juga dia rupanya,
sekali liat di bokep langsung ngerti kudu ngapain.
aku semakin terangsang hebat sampai pantat kuangkat-angkat supaya
lebih dekat dengan mulutnya. Dia pun merespons hal itu dengan memainkan
lidahnya ke dalam vegiku, kemudian dia mempercepat jilatannya di liang
vegiku.
Semakin cepat dia menjilat, semakin aku menjepit kepalanya di tengah
kedua pahaku, “kalo Endah tau enaknya gak ketulungan gini, Endah dah
minta dari awal”.
Aku makin mengejang hebat dan mencoba menarik rambutnya agar
kepalanya menjauh dari vegiku, tapi dia meneruskan permainannya hingga
kurasakan suatu cairan keluar membasahi vegiku.
Aku mengerang panjang, “Ooohh baang.. Endah keluaarr..mmff..” sambil
menjepitkan kedua pahaku di kepalanya sampai dia sulit bernafas.
Akhirnya jepitanku berangsur-angsur melemah dan aku tergeletak sambil
membukakan kedua pahaku dan dia bisa menghirup udara segar sejenak.
“Enak?” tanyanya. “iya, enak lah”. “ya udah, gitu aja dulu yah, kepalaku sakit banget, abis kamu jambak tadi”.
“kok udahan sih? sorry tadi Endah keenakan jadinya narik-narik rambut
abang deh.” “entar baru nyambung lagi ya”. “iya, tapi jangan
lama-lama”.
Aku hanya terbaring di tempat tidur, tubuh bugilku ditutupinya dengan
selimut. Film porno itu di ‘pause’ sebentar. Dia segera menuju wastafel
untuk mencuci muka, kulihat waktu menunjukan jam 11.00. Setelah minum
segelas air, dia segera kembali ke kamar dan merebahkan tubuhnya
disampingku,
“Endah, aku mau minta maaf kalo aku udah jutek sama kamu sejak kita
nikah, sekarang aku ngerasa bersalah banget”.“biarin aja berlalu yang
kayak gitu mah, gak usah dipikir lagi, Endah juga udah lupa, abang juga
makin hari makin asik, seneng Endah”, jawabku.
“Kok jadi gerah ya”, katanya sambil membuka baju kaosnya dan tinggal
memakai celana basket yang sejak tadi dipakainya. “ribet banget nih
selimut…”kataku sambil menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhku, Aku
segera memulai lagi adegan di film yang tadi kami ‘pause’.
Aku menarik tangannya dan menempelkan telapak tangannya ke
selangkanganku. Kini adegan di film itu bertambah panas, pemeran pria di
film itu mulai memasukkan kontinya kedalam vegi pemeran wanita. Pemeran
wanita di film itu hanya menggumam tak karuan. Beberapa menit kami
menyaksikan film itu.
“mau coba gituan?” tanyaku. “kalo sekarang nggak bisa, gak apa-apa
juga…..kamu aja yang master blon siap apa lagi aku,” jawabnya.
“kita coba tapi pelan-pelan yah…soalnya Endah kan masih perawan”.
“gak apa-apa nanti aja.” “tapi Endah pengen banget.” “ya uda.,,,tapi
bakal sakit loh nanti.
” Dia menghentikan filmnya dan melepas celananya. Kontinya dah tegang lagi, bole juga tu, baru ngecret dah bisa keras lagi.
Aku menaikkan pinggulku dan pantatku disanggah dengan bantal. Dia
membuka sedikit lubang vegiku. “beneran masukin sekarang?” tanyanya.
“iya bang tapi pelan-pelan yah”. Dia menggesek-gesekan kepala kontinya dulu pada vegiku yang sudah banyak lendirnya.
“Ayo bang cepat, Endah sudah tidak tahan lagi” pintaku dengan
bernafsu. Dengan pelan tapi pasti dia masukan kontinya kedalam vegiku.
Terasa perih ketika selaput prawanku ditrobos kontinya, aku meneteskan
air mata.
Ada darah membekas di batang kontinya. Aku mulai menggoyangkan
pinggulku, karena dia mengeluar masukkan kontinya pelan didalam vegiku.
“sakit?”, tanyanya pelan. “udah nggak kok,…perih aja tadi, banget…”
jawabku. “mau diterusin?” tanyanya lagi. “iya..” jawabku manja.
Perlahan mulai dia memasukkan kontinya ke vegiku sampai pada akhirnya
masuk semua. Lalu dia tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai
mendalam dan terasa kontinya menyentuh bibir rahimku saking dalamnya.
Dalam permainan ini kami saling cium menjalarkan tangan kesana kemari
sambil mengeluarkan suara erotis di antara kami . Aku hanya menggumam
sambil meremas toketku ndiri. “ennnaaakk bang…” hingga selang beberapa
lama dia memaju mundurkan pinggulnya, makin lama makin cepat.
kami hampir bersamaan orgasme dan gak lama lagi, “Bang pompa yang
cepat, bang, Endah mau keluar ach.. Uch.. Enak bang”, lenguhku, sampe
akhirnya, “mmhh…Endah…. keelluuaarr..” Dengan hitungan detik kami berdua
orgasme bersama sambil merapatkan pelukan dan kontinya berkedutan di
dalam vegiku. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk memulihkan
tenaga.
Orgasme ku disusul olehnya, senang sekali melihat expresinya ketika
menyemprotkan maninya didalam vegiku. Cairan yang keluar dari vegiku
bercampur sedikit dengan darah. “Endah..sorry tadi aku keluarin di
dalem..”, katanya. “nggak apa-apa kali,..kalo nanti Endah hamil.. ya
abang jadi bapaknya.” Akhirnya kami pun kelelahan dan tertidur.
Kira2 satu jam kami tertidur, aku terbangun dan menuju ke kamar
mandi, pipis. Dia menyusulku ke kamar mandi, rupanya pipis juga. Setelah
itu kami kembali lagi ke ranjang. Gairahku timbul lagi untuk mengulang
kenikmatan yang baru aja aku rasakan. aku menggapai kontinya untuk aku
kulum.
“Mau lagi ya” tanyanya. “Ehm, habis nikmat bang, Endah mau lagi ya”.
“Enak kan Ndah kontiku” , katanya sambil menikmati kulumanku.
“Jelas enak bang, punya abang kan besar apalagi panjang lagi, ada 17
cm ya bang. Awaknya si perih tapi udahannya nikmat buangetz”.”
Dia diam tidak menjawab karena sangat menikmati kulumanku. Aku
mengulum serta menjilati pelirnya hingga dia sampai terangsang berat
menuju orgasme kedua. Aku berhenti untuk menjilatinya dan ganti dengan
posisi 69.
Dari posisi ini kami saling mengulum lagi. vegiku dia buka sedikit
dengan jari dan dimasukkannya jarinya sambil dikeluar masukkan. Selang
beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif untuk
melakukan penetrasi pada vegiku.
“Endah kalau masih mau, kamu nungging gih, kaya di film tadi,
sepertinya nikmat juga ya” pintanya. “Oh, mau doggy style ya, ayo”
ajakku bersemangat.
Setelah aku siap menungging, dengan pelan ditempelkannya kepala
kontinya ke bibir vegiku dan perlahan-lahan ditekan masuk sedikit demi
sedikit, “Terus bang.. emmff.. enaakk, oohh..” aku mendesah.
“Bleess..!” akhirnya masuk semua batang kontinya ke dalam vegiku,
kemudian mulai menggerakkan pantatnya maju mundur, aku menggoyangkan
pinggul seirama dengan gerakan pantatnya. “Aaahh.. bang.. enak sekali…
teruuss.. oohh..” aku merintih penuh nikmat.
Ada kira-kira 5 menit kami saling bergoyang dan tangan kirinya
menjalar ke toketku dan diremas-remas pelan. Kontinya masuk semakin
dalam dan dipompanya dengan semakin cepat hingga aku semakin menikmati
permainan ini.
“Ooohh.. baangg.. Endah nggak tahan lagi..” rintihku dan akhirnya aku
mencapai orgasmeku lagi. Dia makin gencar menggenjot kontinya keluar
masuk vegiku sehingga akhirnya ditekannya pantatnya dengan keras
sehingga kontinya tenggelam habis ke dalam vegiku dan “Sroott.. sroott..
sroott..” entah berapa banyak mani yang disemprotkan di dalam vegiku.
Kami berdua mencapai klimaks orgasme pada saat yang sama. Sepertinya
dia dah lulus dari kursus singkat bokep. Dia mencabut kontinya dari
vegiku dan terkapar disebelahku yang telungkup diranjang. setelah
permainan itu kembali kami kembali tertidur dalam posisi itu.
Ketika kami terbangun hari sudah siang banget. Dengan mesra aku ajak
dia mandi bersama. Di dalam kamar mandi kami saling membersihkan dan
berciuman. Siapa dulu yang memulai kami tidak tahu karena secara spontan
aku segera jongkok dan siap menjilat serta mengulum kontinya yang sudah
tegak berdiri. Lalu kukulum kontinya sambil mengocoknya pelan-pelan
naik turun.
Setelah dia merasa nikmat lalu ganti dia yang jongkok dan minta aku
berdiri sambil kakiku satunya ditumpangkan di kloset wc, agar siap
mendapat serangan oral nya yang nikmat.
Dia menyerang selangkanganku dengan lidah yang menari-nari kesana
kemari pada klitku sehingga aku mengerang sambil memegang kepalanya
untuk menenggelamkannya lebih dalam ke vegiku. dia menjulurkan lidahnya
lebih dalam ke vegiku sambil dia korek-korek klitku dengan jari
manisnya.
Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan dari dia sampai aku
mengalami orgasme dengan derasnya hingga lendir kenikmatan itu keluar
tanpa bisa dibendung lagi. Dijilatinya dan ditelannya semua lendir
kenikmatanku yang ada itu tanpa sisa. “Gimana Ndah, rasanya permainan
kita tadi, puas tidak?” tanyaku. “Puas banget bang, tapi abang blon
kluar”.
Kami saling membersihkan diri, disiraminya seluruh tubuhku, kemudian
disabuni. Aku melakukan hal yang sama terhadapnya. Tubuh kami masih
basah, kontinya mulai mengeras kembali akibat remasan tanganku,
sementara dia mengusap-usap toketku kemudian turun mengusap bibir
vegiku.
jarinya masuk dan mempermainkan klitku dengan lembut. Aku mulai
mendesah. Sambil berpandangan kami saling mengusap, meremas lembut apa
saja yang dapat kami sentuh, sehingga pengen maen lagi.
Tanpa sempat untuk mengeringkan badan, aku ditariknya kembali ke
tempat tidur, direbahkannya diriku dan dengan agak kasar karena mulai
gak tahan, aku menarik sehingga dia jatuh menindihku. Kami saling
memandang, diciumnya dengan lembut bibirku.
Aku menggigit lembut bibirnya sambil tanganku mulai meraba kontinya
yang masih tegang, kubelai dan kukocok pelan-pelan, membuatnya merintih
nikmat sambil memejamkan mata, sementara mulut kami berdua terkunci
dengan kecupan-kecupan yang makin lama makin buas. Tangannya meremas
toket dan pentilku yang mengeras.
Aku bangun dan merayap ke atas tubuhnya hingga vegiku tepat berada di
atas hidung dan mulutnya. Dia menekan pantatku dan mengecup bibir vegi
serta klitku dengan lembut. Dia memainkan lidahnya pada klitku terus ke
lubang vegiku, “Ooohh bang.. teruuss.. baang..!” erangku nikmat.
pantatku bergoyang mengimbangi permainan bibir dan lidahnya.
Aku gak bisa menahan napsuku sehingga aku mempoisisikan vegiku diatas
kontinya, kuarahkan kontinya ke vegiku kemudian pantat kuturunkan
sehingga masuklah kontinya penuh ke lubang vegiku. Aku merebahkan
tubuhku diatas tubuhnya.
Dia mulai menggerakkan pantatnya keatas memberi tekanan pada vegiku
dengan kontinya. Akupun menyambut serangannya dengan menggerakkan juga
pantatku naik turun dengan perlahan-lahan. Makin cepat.. makin
cepat..”Ooohh.. bang.. mmff..” desahanku semakin menggila.
Tangannya tidak tinggal diam, kedua toketku diremas dan pentilku
diplintir lembut menambah kenikmatan bagiku. sekonyong-konyong aku
menjatuhkan badanku ke atas dadanya sehingga remasan di toketku
terlepas.
“Bang.. Endah nggak tahaann.. oohhmmff..” lenguhku sambil memagut
bibirnya dan akupun nyampe kembali. Vegiku berdenyut keras memerah
kontinya yang masih nancap dengan gagahnya sehingga akhirnya dia gak
bisa menahan lebih lama lagi, dan “Srroott.. Srroott.. Srroott..”
maninya muncrat.
Aku menelungkup diatasnya, bibirku dipagutnya sambil memelukku erat
sekali. Hebat juga si abang, yang tadinya cuek saja ternyata menjadi
pejantan tangguh di ranjang yang bisa membuat aku berkali2 mendapat O,
luar biasa. Dah selesai semuanya baru terasa laper karena hari dah mo
siang tapi kita sarapan ja belon. sarapannya diganti breakfast in bed
alias emel.
weekend itu kamu terus saja mengadu konti dan vegi, staminanya benar2
hebat seakan2 dia gak pernah puas menggenjot vegiku dengan kontinya
sampe aku lemas Lugu diawal akhirnya jadi buas banget, nikmatnya…
No comments:
Post a Comment