AGEN DOMINO
Sebelumnya aku akan memperkenalkan diriku dulu, namaku sebut saja SD,
ga usah sebutin lengkapnya, malu ah lagi ada skandal soalnya. Banyak
orang mengatakan wajahku menyiratkan kelicikan, mataku sipit walau aku
bukan Chinese, sipit yang kata ahli melihat wajah adalah guratan mata
yang mengerikan karena mengandung aura jahat. Masa sih? Padahal aku gak
seburuk itu kok, aku ini seorang polisi, gak korup kok, cuma nilep-nilep
dikit lah, masa ga boleh sih, kan lumrah lah di negeri ini. Ya seiring
naiknya jabatanku nilepnya juga tambah banyak lah, terima hadiah juga
tambah banyak lah, kenapa? wajar kan? Ibaratnya orang semakin gede ya
makannya juga semakin banyak kan? Dalam kesempatan ini aku akan
menceritakan pengalaman seksku dengan seorang wanita, aku juga punya
pengalaman seks dengan pria tapi gak akan kuceritakan disini, soalnya
bukan tempatnya, nanti sama yang punya situs ga dimuat, nanti aja saya
ceritakan di tempat lain di situs-situs gay, saya langganan kok di sana
ok. Aku sendiri berkenalan dengan seks pada waktu usiaku 14 tahun di
kampungku. Hmmm…sebenarnya agak malu juga menceritakan peristiwa
‘tragis’ yang merenggut keperjakaanku itu, tapi ya sudahlah terus terang
saja. Aku kehilangan keperjakaan karena diperkosa…ya…diperkosa bukan
memperkosa.
Pelakunya adalah janda genit tetanggaku sendiri setelah
mencekokiku dengan juice yang telah sengaja diberi obat tidur waktu aku
silaturahmi lebaran ke rumahnya. Lalu kenapa kukatakan tragedi? Ya
iyalah…kalau jandanya secantik Desy Ratnasari, Rachel Maryam, atau Olla
Ramlan sih ya namanya berkah, tapi ini jandanya gendut kaya Pretty
Asmara gimana gak tragedi coba? Sejak menjadi budak seks si tante gendut
tetanggaku, aku jadi pemurung dan paranoid, orang tuaku mencoba mencari
tahu penyebabnya tapi aku menyembunyikan dalam-dalam perasaan trauma
itu hingga dewasa.
Akhirnya aku lulus akademi kepolisian dan menjadi
polisi, karirku cukup mulus, karena traumaku aku menjadi sangat
berhati-hati dan pintar menyembunyikan sifat asliku. Waktu aku menjabat
kapolda di suatu daerah aku dengan lantang mengatakan “jangan setori
saya!”.
Ya benar semua itu terlaksana, tidak ada yang nyetor padaku,
tapi mereka memberikannya lewat istri saya, saudara saya, dll. Loh boleh
dong, aku kan gak melanggar kata-kata saya, kan yang disetori bukan
saya. Halal kan saya terima? Jangan sirik gitu ah! Aku juga suka
seringkali mengajak berhubungan seks sesama jenis para polisi muda yang
baru lulus dengan janji karirnya akan kunaikkan, itu memang
kesenanganku, nikmat banget main dengan cowok-cowok muda berseragam itu,
duh jadi horny bayanginnya aja. Dan selain itu aku juga seringkali
menggoda istri-istri mereka yang cantik untuk juga kuajak main. Nah ini
lah yang akan kuceritakan di sini.
Saat itu aku masih berumur pertengahan 30an dan masih perwira
menengah. Sedangkan wanita itu namanya Veny, orangnya cantik sekali,
kulitnya putih mulus, tubuhnya tidak terlalu tinggi tapi serasi, buah
dadanya agak besar montok pantatnya besar. Saat itu umurnya kurang lebih
28 tahun, dia sudah bersuami dan beranak 1 umur 5 tahun. Sejak dia
gadis aku sudah kenal dia karena dia tetanggaku. Aku sering main ke
rumahnya karena kebetulan Joni, suaminya, adalah rekanku sesama polisi.
Rupanya dia tidak harmonis dengan suaminya karena si Joni memang agak
egois orangnya.
Veny kalau di rumah sering pakai celana pendek longgar
sehingga pahanya yang putih mulus tampak menggairahkan sekali. Setiap
kali melihatnya aku nafsuku sering naik dan sesekali ingin meremasnya,
merabanya, serta menciumnya. Pokoknya aku kepingin merasakan kehangatan
tubuhnya, aroma vaginanya juga pasti wangi.
Kadang kalau aku lirik dia,
ia balas tersenyum padaku. Aku pun makin sering main ke rumahnya ngobrol
dengan Joni sambil menikmati kecantikan istrinya.
“Aah kapan ya aku bisa menikmatinya?? Kebelet aku mau merasakan tubuh
indahnya itu apalagi kalau pas dia duduk cdnya kelihatan sedikit yang
membuatku makin terangsang.
Kadang aku bertanya-tanya, apa dia sengaja
begitu untuk menggodaku? aku pun tidak tahu, kadang dia melihat tonjolan
di celanaku lalu tersenyum. Apa hubungan dengan suaminya sudah separah
itu? Suatu sore aku main ke rumahnya, biasa ngobrol dengan si Joni
sambil liat-liat barang bagus hehehe. Saat itu dia baru selesai mandi
dan dengan berbalut handuk saja dia keluar dari kamar mandi.
“Eh…Bang Sus (demikian orang biasa memanggilku), maaf ya!” katanya
begitu melewat di ruang tamu melihatku ada di sana, nampaknya ia tidak
tahu ada tamu, tapi kelihatannya juga ia sengaja menggodaku dengan
penampilannya seperti itu.
Aku terpana melihat kemolekan tubuhnya yang putih mulus itu, sambil
buru-buru berlalu dia masih sempat melirik nakal padaku sambil
tersenyum. Kubalas senyumannya dengan penuh arti. Aku pamit sebentar
sama si Joni untuk ke kamar mandi mau pipis. Hhhmmm…aroma tubuhnya yang
harum masih terasa di kamar mandi yang masih hangat itu. Aku membuka
resletingku dan mengeluarkan penisku, bukannya pipis aku malah mengocok
penisku sambil membayangkan tubuh telanjang Veny. Terus kukocok sambil
membayangkan bersetubuh dengannya hingga tak tahan lagi, aku pun
akhirnya orgasme. Oohh…enak cret spermaku keluar membasahi tanganku.
Puas aku rasanya.
Cklik…cklik…tiba-tiba gagang putar kamar mandi
berputar dan pintu terbuka. Aku terkejut dan buru-buru kutarik resleting
celana dan kuperbaiki sabukku lalu berbalik badan. Di ambang pintu
kudapati Nia, putri mereka, berdiri di situ dan bengong menatapku.
“Om Sus?” sapanya, “lagi apa? Itu di tangan apa? Yang putih-putih!?” tanyanya polos.
“Wadoh…ngahak!” makiku dalam hati, “ini kan air maniku, belum sempat
kubersihkan gara-gara tuyul kecil ini nyelenong masuk gitu aja”
“Ooooh…ini minyak rambut, om pinjem punya papa hehehe!” jawabku berbohong.
“Loh…Nia, ngapain masuk sini, kan Om Sus lagi di dalem?” Veny yang
sudah berpakaian menghampiri anaknya membuatku tambah tegang saja.
“Hahaha…ga apa-apa saya tadi lupa kunci pintu, jadi Nia kira gak ada orang!” aku tertawa berusaha menutupi kegugupan.
“Ooo ini Ven, bagi minyak rambutnya dikit ya, abis ini mau ke kantor
lagi, supaya rapi gitu loh” kataku berusaha tetap tenang begitu
menyadari Veny melihat tanganku yang masih berlumuran sperma.
Aku jadi serba salah ketakutan dan malu kalau dia tahu aku baru saja
onani membayangkan dirinya, wah kalau dia sampai lapor sama suaminya mau
ditaruh di mana ini muka. Agar ia percaya aku pun berbalik badan dan
menghadap cermin, sambil menahan nafas, kuangkat tanganku yang
berlumuran mani itu ke atas kepalaku dan mulai kugosok rata.
Duuuhh…dengan menahan jijik aku terpaksa melakukannya di depan ibu dan
anak itu.
“Sial…bah…sial!” omelku dalam hati meratapi nasibku yang harus memakai gel dari cairan produksi sendiri.
Setelahnya aku mengambil sisir dari saku celana dan menyisir rambutku
yang menjadi agak lengket dan rambutku menjadi klimis seperti vampir,
ini lah yang menjadi model rambut trade markku hingga kini untuk
mengingatkan diriku pada insiden memalukan ini.
“Nah udah rapi, beres!” sahutku dengan senyum dipaksakan.
Lalu aku pun kembali ke ruang tengah ngobrol dengan Joni, Veny
sekarang ikut duduk di depanku sambil melirik padaku dan tersenyum, aku
serba salah malu menatapnya. Apakah dia tahu apa yang kulakukan tadi?
Aku terus bertanya-tanya dalam hati
”Sus diminum kopinya!” kata Joni.
”Bang Sus sudah dak haus pa,tadi sudah minum di belakang!“ kata Veny menggodaku.
Makin malu aku dia menyindirku lalu si Joni pamit mau mandi. Inilah
kesempatan aku bicara dengan Veny, tapi aku sulit untuk mulai bicara.
Lalu dia duduk mendekatiku, aroma tubuhnya yang baru mandi terasa wangi
sekali
“Abang jorok ih masa peju digosokin ke rambut?” bisiknya dengan senyum nakal
Jreenngg….mukaku langsung memerah malu, jadi dia tahu…pantes dari
tadi senyum-senyum saja ”abang ngocok di kamar mandi bayangin aku kan?”
lanjutnya sambil tangannya meraba tonjolan celanaku
Betapa terkesiap aku karena dia begitu berani meremas remas
selangkanganku. Rupanya dia senang memangnya binal sehingga aku makin
dapat angin, walau kesal juga harus memakai gel ‘sperma’ pada rambut
sendiri.
”Ven…apa maksud kamu?” tanyaku pura-pura.
“Hihihi…abang belum mau ngaku juga nih? Kalau abang kepengen kenapa
ga minta aja?” tawanya nakal sambil terus meremas selangkanganku
sehingga penisku makin keras.
“Minggu depan Bang Joni dinas ke luar kota” katanya pelan
Aku tahu kata-kata itu merupakan isyarat sehingga ku pun tidak malu-malu lagi mulai mengelus paha mulusnya.
“Ssttt…nanti aja ya Bang, Bang Joni udah mau selesai kayanya” katanya
tersipu sipu sambil duduk menjauh dariku takut ketahuan sama suaminya.
”Ven kamu kalau maen sama Joni kenapa? dia ga bisa puasin kamu?” tamyaku makin berani saja.
”Ndak pernah Bang, dia kalo maen langsung tancep aja” katanya mulai berani terus terang dengan suara pelan.
Dia pun mulai bercerita tentang kehidupan seksnya yang hambar dengan
Joni, aku ngangguk-ngangguk mengerti, pantas ia begitu gatel dan binal.
Tak lama, Joni pun keluar dari kamar mandi dan aku pamitan dengan alasan
mau ke kantor. Sampai di rumah aku buru-buru turun dari mobilku ingin
segera mandi membersihkan rambut ini dari cairanku sendiri.
“Pa…papa pakai apa hari ini? Kok baunya aneh?” tanya anakku
“Diem kamu!” jawabku kesal sambil buru-buru masuk ke kamar mandi.
Aku langsung membilas rambutku bersih-bersih di dalam sana.
Doh…benar-benar sial dan memalukan sekali hari ini. Tapi rasanya semua
itu terbayar sebentar lagi karena Veny sudah menunjukkan sinyal positif.
Aku sudah membayangkan bercinta dengan istri temanku yang bahenol itu,
tidak sabar aku menanti hari itu.
##############################
Seminggu kemudian
Joni akhirnya dikirim tugas ke luar kota, pada malam harinya jam tujuh kucoba menelepon Veny.
”Ven, Joni udah keluar kota kan, bisa Abang ke sana sekarang?”tanyaku.
”Ada apa emangnya Bang?” jawabnya pura-pura tidak mengerti.
”Ah ndak cuma mau ke sana aja, aku baru selesai patroli nih, sekalian jenguk istri teman”
“Hehehe…Abang pasti ada maunya ya? Tapi ya oke, Abang ke sini aja,
temenin saya” jawabnya dengan suara dibuat mendesah sengaja menggodaku
Wah rupanya dia mengerti maksudku. Dengan girang aku menuju ke
rumahnya. Senang sekali hari ini, sebelumnya aku baru saja dapet setoran
dari pemilik night club sekarang bakal dapet cewek cantik pula.
Sesampainya di sana kulihat Nia, anaknya, lagi main PS, Veny menyambutku
dengan tersenyum. Saat itu ia pakai kaos gombrong dan celana pendek
longgar yang biasa dipakai untuk tidur, ia terlihat makin cantik dan
menggairahkan saja.
”Main game apa Nia? wah seru ya?” aku basa basi sama anaknya,
”ya om ini aku main game baru, sulit om aku diajarin ya” lalu aku coba ajari dia main game,
”wah om bisa ya,aku diajarin ya.”
Aku duduk di sampingnya, Veny mendekatiku berdiri di samping
belakangku. Aku makin senang, wangi tubuhnya tercium sekali. Tangannya
ditaruh di pundakku makin dirapatkanya, payudaranya sengaja ditekannya
ke punggungku dan pahanya menyentuh sikutku. Kuelus pahanya dengan
sikutku sampai naik ke atas dekat selangkangannya yang lembut dan
hangat. Dia rupanya menikmati perlakuanku sehingga makin ditekannya
wilayah selangkangannya ke sikutku. Wah makin berani aja perempuan ini,
main ‘api’ di dekat anaknya sendiri.
”Abang nakal ih, jadi terangsang aku nih! Tanggung jawab loh!” bisiknya pelan di telingaku.
Lalu kuraba dari belakang pantatnya terus ke pangkal pahanya. Kuelus
elus selangkangannya, lembut dan hangat sekali kulitnya. Tanganku
diarahkannya sama dia ke vaginanya. Celana dalamnya terasa basah, dia
sudah terangsang berat rupanya.
”Liat kan Bang, udah basah gini” bisiknya keenakan.
Saat itu Nia sudah asyik dengan gamenya, matanya tertuju ke TV dan
tangannya asyik memencet-mencet joystick. Sehingga aku dapat lebih
leluasa menyusupkan jariku masuk ke dalam cd Veny. Kuraba vaginanya yang
berbulu lebat, aku sudah tidak sabar ingin menjilatnya sekarang juga,
tapi masih ada anaknya. Nampak Veny berusaha keras agar tidak mendesah,
vaginanya yang kukocok semakin berlendir hingga akhirnya ia menarik
tanganku keluar dari celananya dan berkata mau ke kamar mandi mau dulu
untuk pipis. Kucium jariku yang basah oleh cairan kewanitaannya lalu
kuemut. Sambil menunggunya aku kembali ajarin Nia main game.
Cukup lama juga Veny ke belakang, setelah Nia kembali asyik dengan
gamenya, aku pun menyusul ke sana. Ternyata dia sedang di dapur membuat
kopi. Aku mendekati Veny yang membelakangiku diam-diam dan langsung
kupeluk dia kucium lehernya, dia tertawa geli dan meronta pelan,
tubuhnya lembut dan wangi. Ia menengokkan wajahnya melumat bibirku.
Akhirnya impianku selama ini menjadi kenyataan juga
”Bang ntar ah, nanti tumpah nih” katanya sambil meronta.
Aku tidak menghiraukannya dan terus menggerayangi tubuhnya, mulutku juga terus menciumi leher jenjangnya itu.
”Ih abang napsu banget sih, Nia kan masih belum tidur” katanya tersipu sipu.
“Hehehe…berarti kalau Nia udah tidur kamu mau dong Ven?” godaku yang dijawabnya dengan senyum nakal
Lalu kami kembali ke depan, dia suruh anaknya untuk cepat tidur.
”Nia sana bobok gih, dah malem, besok sekolah!”
”Ntar ma lagi seru nih, belum tamat mainnya”
Tak sabar Veny rupanya, kali ini dia bentak Nia.
”sudah cepet bobok besok lagi mainnya, om juga mau pulang!” katanya bohongi putrinya.
”ya bener, besok lagi om ajarin ya, om mau pulang sekarang”. kataku supaya dia cepat tidur
Aku sudah tak sabar mau main sama mamanya. Lalu Nia pun beranjak
tidur masuk kamarnya. Setelah yakin anak itu masuk ke kamarnya, kupeluk
Veny dengab mesra di ruang depan, kucium bibirnya dengan bernafsu.
Dibalasnya lumatanku dengan tidak kalah liar, lidah kami saling bergelut
dan liur kami saling bertukar, enak rasanya nikmat sekali. Belum pernah
aku rasakan cewek mulus seperti ini. Betul-betul nikmat. Kini kupangku
dia dan kuciumi lehernya, belahan dadanya wangi sekali aroma tubuhnya.
Kuangkat tangannya dan kucium ketiaknya, halus putih mulus hangat dan
wangi. Tak puas-puasnya aku mencium wilaya itu sampai hidungku tenggelam
di sana. Kuremas remas payudaranya setelah kaosnya kulepas. Payudaranya
yang montok putih dengan putingnya yang merah muda sungguh indah
rupanya. Kulumat gunung kembar itu sehingga ia menggelijang terangsang.
”Oooh enak Bang, geli, terus Bang cium ketiakku, cium tetekku, isep Bang!” erangnya keenakan.
Makin nafsu saja aku melumat tubuhnya, kapan lagi dapat kesempatan
ini. Kunikmati sepuas puasnya kehalusan tubuhnya tak perduli dia istri
temanku. Sambil kurabai pahanya, pangkal pahanya yang halus dan hangat
lalu selangkangannya kuelus-elus. Veny mendesah makin tak karuan, lalu
kurebahkan dia sofa dan kucium pahanya yang putih mulus itu terus naik
ke atas pangkal pahanya. Dibukanya kakinya lalu kucium selangkangannya,
enak hangat dan lembut wangi, kuciumi wilayah kewanitaannya sepuasku
lalu kucium vaginanya yang sudah sangat basah,
”Uuuhhh….aaahhh….aaaahh” desahnya dengan tubuh menggelinjang.
”enak Ven?”
“enak bang, cepet dijilat nonokku bang, jilat sepuas kamu!”.
Kukuakkan celananya yang longgar itu hingga kelihatan vaginanya yang
putih mulus. Rambutnya sedikit, bibirnya tipis merekah merah indah
sekali. Belum pernah aku lihat vagina begini mulusnya lalu kucium cium
aromanya yang wangi. Kumasukkan hidungku ke belahan vaginanya, sungguh
nikmat aromanya. Kumasukkan lidahku sampai ke dalam lalu kumainkan
menjilati bagian dalam.
“ooh ennaaak enak trus jilat isep, terussss ooh aku mau pipis rasanya mau keluar bang!”
Cairan vaginanya memancar deras. Aku tidak meyia-nyiakan kesempatan ini, kunikmati air vaginanya yang gurih itu, puas aku.
”Bang, aku belum pernah nonokku dijilati gini sama dia lo, baru kali
ini abang yang gituin nonokku. enak lo aku bisa keluar, lega rasanya”
rayunya.
Memang bodoh si Joni, vagina begini enak dia tak mau nikmati pikirku.
Mau aku memiliki dia, kawini dia kalau belum punya istri supaya aku
dapat menikmati vaginanya tiap hari. Oh Ven kamu memang cantik sekali,
cemburu aku sama si Joni jadinya. Penisku makin tegang mau ngecret
rasanya dikocok olehnya.
”Bang…itunya aku isep ya? aku pengin ngerasain itunya Abang”.katanya
Lalu dia bangkit duduk di lantai dan dibukanya celanaku, cdku dipelorotnya, penisku sudah tegang sekali.
AGEN DOMINO
”Wah Bang gede lo ini, kepalanya kelihatan semua” katanya kagum
melihat penisku yang sebenarnya hasil berobat ke Mak Erot, tadinya sih
cuma segede spidol yang biasa dipakai anak-anak untuk menggambar. Mahal
memang biaya untuk membesarkannya jadi seperti ini, tapi biar deh, toh
duitnya juga kudapat dari setoran para pemilik tempat hiburan atau dari
bagi hasil ‘prit goban’ dari para anak buahku hehehe…halal dong, kan
bukan hasil ngerampok. Kata Veny punya si Joni lebih kecil dan kepalanya
tertutup karena belum disunat. Sambil diremasnya dengan lembut, diusap
usapnya ke pipinya dan ke lehernya, tanpa ragu-ragu dia mulai mencium
nya.
”Hhhmm mantep, keras juga bang“ katanya terus menciumnya
Untung aku tadi sudah mencucinya sehingga baunya wangi, kalau tidak
dia bisa trauma dan kehilangan mood bercinta karena dia belum pernah
begini sama si Joni. Kini mulai dijilatnya kepalanya, lobang kencingku
juga dijilatnya, geli nikmat rasanya aku digitukan,
”enak juga ya Bang, asin rasanya aku baru kali ini jilati kontol.”
“oh enak jilat terus Ven ,dikulum diisep Ven “kataku keenakan lalu
tanpa ragu kepala penisku mulai dimasukkan ke mulutnya dan dikulumnya
serta digigitnya dengan bibirnya, dikenyotnya sambil dimasukkan separuh
ditariknya naik turun sambil lidahnya menjilati kepalanya.
Wah enak sekali senang juga penisku dimanjakan seperti ini, mau nanti
aku keluar di dalam mulutnya supaya tertelan spermaku dan makin senang
dia padaku. Separuh penisku telah masuk ke mulutnya. Ia begitu
bergairah, tak puas-puasnya dia melumatnya. Lama sekali dia memainkan
penisku sampai aku merem melek dan mendesah-desah tak karuan dibuatnya.
Walau baru kali ini dia melakukan oral seks, tak ada rasa jijik sama
sekali. Diurutnya penisku dengan bibirnya sambil diputar-putar, caranya
makin pintar melumat penisku seperti di film-film porno,mungkin dia tiru
dari situ. Aku menikmati sekali tak tahan aku ahirnya mau keluar.
”Ven abang maaauu keluar lo…di keluarin di mulut ya?” pintaku.
”he eh keluarin aja Bang, ndak apa-apa aku malah mau banget”.
ooh ohh huu croot rasanya enak karena pas mau keluar dia menyedotnya
dengan keras, terasa spermaku disedot habis keluar banyak sekali
spermaku di mulutnya. Ditelannya spermaku yang bercipratan itu.
”Ven, ditelen ya spermaku?”.
”ya.tak telen semua enak lo rasanya sperma itu,aku baru ini ngerasain, ndak apa-apa kan?” katanya,
”ndak apa, itu buat obat awet muda kok, aku juga tadi telen air memekmu kok enak sekali hehhee”
Puas rasanya penisku digitukan sama dia, makin senang aku padanya, pintar juga dia memuaskanku, kucium pipinya
“Ven, aku puas sekali digitukan tadi, kamu senang juga memekmu aku jilat-jilat?” rayuku.
”ya Bang aku puas,enak sekali, kapan-kapan aku pengin ngentot ya?”.
”ya aku juga pengen maen, tapi sekarang ndak bisa, aku dah keluar,
punyaku jadi lemes,” kataku padahal aku mau merasakan vaginanya.
”Ven maen jepit aja ya, supaya kontolku tegang lagi”, kusuruh dia berdiri kumasukkan kontolku di sela sela selangkangannya.
Dijepitnya sambil kugesek-gesek maju mundur, enak juga karena basah
vaginanya jadi licin, dia juga keenakan sambil memelukku dan menjilat
leherku. Penisku sudah terasa berdiri lagi kena jepitannya, kucoba masuk
vaginanya tapi agak sulit hanya kepalanya yg masuk. Ahirnya aku tak
tahan keluar sedikit, membasahi vaginanya. Sebetulnya aku mau keluar di
dalam sana supaya spermaku tertanam di tubuhnya.
”ooh,enak, abang sudah keluar ya?” tanyanya.
Puas aku tak terbayangkan aku akhirnya dapat menikmati tubuh istri
temanku sendiri. Petualanan seks yang berbahaya seperti ini yang justru
mengasyikkan. Veny memang beda dari PSK yang terjaring razia yang pernah
kuajak main.
Setelah kejadian itu, Veny makin binal saja sifatnya. Aku pun makin
sering main ke rumahnya. Di depan si Joni sikapnya biasa-biasa saja
padaku tapi dia curi-curi senyum nakal padaku. Aku masih ingin menikmati
tubuhnya lagi, tapi belum ada kesempatan lagi. Sudah hampir 2 minggu si
Joni tidak keluar kota, aku hanya dapat memuaskan nafsuku dengan
istriku yang membosankan atau dengan bawahanku yang sesama jenis. Hingga
akhirnya suatu sore Veny menelepon aku.
”Bang, main ke sini dong, aku lagi sendirian sekarang” katanya manja.
“lo,si Joni kemana? Apa dia keluar kota?” tanyaku.
”Ndak, dia sama Nia lagi pergi ke mall mau beli cd game”.
Wah ini kesempatan aku dapat main denganya lagi walau sebentar saja
tak apa-apa karena aku sudah kepingin banget, rupanya dia juga kepingin.
Aku langsung menuju ke rumahnya. Setiba di sana setelah menutup pintu
langsung kupeluk dia, kucium pipinya, kulumat bibirnya. Dia balas
memagutku dengan tak kalah liar
”Bang aku kangen lo, aku pengen maen lagi”.
Lalu aku berlutut di depannya, kuciumi pahanya yang mulus dengan
napsu. Kukuakkan celananya terus naik ke atas ke selangkangannya. Dia
tak pakai cd, sudah siap rupanya. Kuciumi dan kugeseki hidungku di
selangkangannya, lembut halus dan hangat wangi, nikmat sekali. Makin
kunikmati cium selangkangannya, enak sekali terus mulai kucium vaginanya
”Bang enak…geli,see nikmmmat banget, jilat cepet aku ndak tahan om” erangnya.
Kujilat vaginanya yang mulai basah, kulumat dengan bibirku dan
kuhisapi lendirnya, kukulum kelentitnya dengan bibirku juga kukenyot dan
kuhisapi sehingga makin menggelinjanglah tubuhnya yang sudah bugil di
bawah
”aaaduuh enak Bang, itilnya diisep dong, terus isep itu, uuuhhh sedapppp“.
Satu kakinya dinaikkan ke atas kursi sehingga makin leluasa aku
menjilatnya, kujilat dari bawah ke atas. Kujilat juga bibir dalamnya
hingga lidahku masuk ke dalam lubang kenikmatannya. Makin banyak
lendirnya keluar, tak kusia-siakan semua itu, kusedot saja
sebanyak-banyaknya lalu kulepaskan celananya yang masih menyangkut di
pahanya. Kusuruh dia berbalik untuk kuciumi pantatnya yang putih mulus.
Kujilat belahannya
“Aaawww…geli ih Bang….aaahhh!” desahnya sambil bergidik kegeliaan pantatnya kujilati.
Anusnya pun kujilat dan kulumat dengan bibirku, enak juga rasanya,
halus lembut dan aromanya enak, pasti ia sangat telaten merawat daerah
kewanitaannya seperti merawat tubuhnya
“Bang…aku dak pernah, ituku dijilat, ndak jijik Bang?” katanya.
Tanpa menjawab aku terus menikmati anusnya, kusapu dengan bibirku.
Memang aku pun sebelumnya belum pernah jilatin anusnya cewek, tapi kalau
anusnya laki-laki aku pernah melakukannya, bahkan banci juga aku
pernah, banci yang terkena razia gitu loh. Aku mau jilatin karena
anusnya dia bersih dan lembut. Wah aku membayangkan bagaimana kalau si
Joni tahu anus istrinya kujilat jilat gini,apa dia ndak marah pikirku
nakal, jangan-jangan dia mengeluarkan pistolnya dan langsung
memberondongku dengan peluru. Aku selama beberapa saat memberi kepuasan
padanya dengan menjilat anusnya yang mungkin bagi dia suatu kenangan
yang tak terlupakan.
”Bang, enak banget, Abang nakal banget ya, sampe mau jilati anusku”.
”Hehehe….ya Ven abis enak sih” rayuku sambil memencet putingnya.
“Bang sekarang entotin aku ya, pengen nih udah gatel”.
Aku melepas celanaku lalu kududukkan dia di meja makan dengan kaki
mekangkang. Vaginanya merekah merangsang sekali. Sekali lagi kujilat
jilat vaginanya lalu penisku kugesek-geserk ke lubang senggamanya. Tak
lama kemudian…sleeeb masuklah kepalanya
”Uhhh….dorong terus Bang!!”
Kudorong terus sampai masuk penisku, setelah itu dia kuturunkan dari
meja makan dan duduk di pangkuanku. Kupeluk dia dan kulumat payudaranya,
kucium ketiaknya . Sementara Veny mulai menaik turunkan pantatnya. Wah
enak sekali, hangat vaginanya benar-benar terasa, penisku terasa
dipijat-pijat di dalam sana.
”uuh uuh seeee eees enak aanak Bang…memekku rasanya sesak, kontolnya besar sekali Bang”
Memang terasa vaginanya sempit sekali berkedut kedut karena punya si Joni katanya lebih kecil.
”enak sekali, terasa sekali kontol Abang sampe di perutku, belum pernah aku maen sama duduk gini….aaah enak!!”
Kunikmati genjotannya, tubuhnya terus naik turun berkali kali.
Sungguh nyaman rasanya penisku seperti diurut, digoyangnya kiri kanan
maju mundur diimbangi sama empetannya. Sebentar saja aku mau keluar
rasanya, vaginanya sudah amat basah pertanda ia sudah orgasme,
”Ven aku mau keluar, kukeluarin di dalem mau ya?” pintaku, aku kepingin sekali spermaku tumpah di dalam tubuhnya.
”ya Bang, keluarin di dalem supaya lebih enak”.
Penisku terasa makin menegang dan berkedut-kedut sudah akan mencapai
puncaknya. Crooot….akhirnya kulepas spermaku di dalam rahimnya. Enak
sekali sensasinya, kutuntaskan sampai habis semprotan spermaku. Lega
rasanya kenikmatan ini. Spermaku sudah tertanam di tubuhnya. Aku paling
senang bila berhasil menyelingkuhi istri seseorang, ada kepuasan
tersendiri dalam hatiku, mungkin dampak psikologis dulu aku diperawani
oleh si tante gendut itu. Setelah itu ku pakaikan lagi pakaiannya sambil
kucium dia dengan mesra,
”Gimana Ven? kamu puas ya sayang?” bisikku .
”he eh Bang, enak sekali aku sampe orgasme berkali kali, belum pernah aku rasakan kayak gini kalau sama Bang Joni” balasnya
Lebih gila lagi ia malah dia mengusulkan kami main di hotel
kapan-kapan supaya bisa leluasa menikmatinya seharian.Memang akupun mau
mengajak dia kehotel supaya kami bisa leluasa menikmatinya tapi terpaksa
aku harus menolak yang satu ini karena kalau ketahuan aku sebagai
aparat melakukan seperti itu habislah aku, apalagi selama ini aku telah
berhasil menanamkan citra diriku ‘bersih’ di tengah masyarakat. Lebih
aman di rumahnya ketika sepi seperti sekarang ini, terutama ketika Joni
sedang di luar, aku pun cukup tahu jadwal temanku itu sehingga lebih
mudah mengaturnya. Sejak itu aku lebih sering ke rumahnya pura-pura
ngobrol sama suaminya, padahal aku mau lihat si Veny. Dia makin senang
kalau aku datang lalu sembunyi-sembunyi dia senyum-senyum padaku sambil
berbisik.
“aku seneng kalo abang ke sini, aku kalau lihat Abang terangsang aku, inget kalo kita maen gila”.
Aku pun juga terangsang kalau lihat tubuhnya yang sering dibungkus
pakaian yang minim. Pernah waktu si Joni lagi mandi dia minta main
sebentar di dapur sambil berdiri.
”Bang ayo bentar aja, dimasukin cepat!” katanya sambil melorotkan
celananya dan cdnya,. posisinya membelakangiku sambil agak nungging.
Sebelum kumasuki aku cium dulu vaginanya dari belakang dan kujilat
jilat supaya basah. Lalu kumasukkan kontolku, sleeeeeb. Kuenjot enjot
keluar masuk. Enak juga penuh sensasi maen sembunyi-sembunyi gini,
selagi suaminya mandi, istrinya aku setubuhi di dapur,
”Aaahh…terus dorong masuk ee.aaaduh enakhh”.
Kugoyang-goyang dan kutusuk sampai dalam lalu kuputar-putar di dalam
terasa penisku mengaduk-aduk vaginanya. Dia makin menikmati adukanku,
penisku terasa diurut-urut, enak sekali licin dan lancar keluar
masuknya. Akhirnya dia orgasme dengan rintihan pelan sekali takut
kedengaran si Joni. Lagipula kedengarannya Joni sudah mau selesai mandi,
wah aku belum keluar juga tanggung jadinya, maka dengan cepat kucabut
penisku, kunaikkan celanaku. Veny juga dengan cepat menaikkan celananya.
Buru-buru aku menuju ruang depan. Setelah itu dia masuk kamar mandi,
tak lama kemudian ia keluar lagi dengan sikap biasa. Baru sebentar main
catur dengan Joni, ia pamit ke toko sebentar mau beli rokok katanya.
Kesempatan ini segera kupakai menghampiri Veny yang sedang duduk
menonton TV di ruang itu. Dengan gerakan kasar karena buru-buru kudorong
dia hingga terbaring di sofa, celananya kulepas dan kukeluarkan
penisku. Kugenjot dia dengan sangat cepat karena sebelum suaminya
pulang, agak tegang juga aku melakukan itu karena cukup berisiko. Tidak
sampai lima menit aku pun keluar, cret…crett…spermaku menyembur di dalam
vaginanya.
“Udah puas sekarang?” tanya Veny tersenyum nakal.
“Hehehe…lega, tadi kebelet banget belum puas” jawabku sambil membetulkan celanaku.
Waktunya sangat tepat karena 2 menit kemudian pintu pagar terbuka dan Joni pulang.
Satu minggu setelahnya, Veny memintaku datang lagi ke rumahnya karena
si Joni keluar kota bersama putri mereka ikut neneknya bermalam di
rumahnya. Senang sekali aku, tak sabar kutunggu malam tiba. Pastinya
nanti kami bebas bercumbu rayu. Dia menyambutku dengan mesra, sungguh
seksi merangsang penampilannya malam itu, dia memakai daster tipis dan
tak pakai bh, kelihatan cdnya warna hitam dari balik pakaian itu.
Rupanya dia tahu kalau aku makin bernapsu kalau dia pakai cd. Kupeluk
dan kupangku dia, kucium bibirnya, bibir kami saling melumat dengan
penuh nafsu. Kuisep liurnya, kusedot lidahnya sambil kuremas remas
payudaranya.
Kucium ketiaknya yang harum. Aku paling senang mencium
ketiaknya yang halus itu, kucium dan kubenamkan hidungku di sana. Sambil
kami saling merayu seperti orang pacaran, katanya dia senang aku dapat
memanjakannya, dia mau saja jadi istriku karena dengan si Joni dia tidak
puas dan sering bertengkar. Sayangnya itu tidak mungkin terwujud,
selain karena aku sudah beristri, citraku bakal jatuh nantinya. Lalu
kuajak dia masuk ke kamarnya, kurebahkan di atas ranjang dan kucium
kakinya, betisnya dan pahanya yang ditumbuhi bulu-bulu halus, putih dan
lembut sungguh mulus sekali.
Kucium sampai ke atas ke pangkal pahanya.
Dia merasakan kenikmatan sambil mendesah lalu kucium selangkangannya
yang paling aku senangi. Dia juga senang sekali kalau kucium
selangkangannya, katanya dia makin terangsang. Kunikmati kehangatan dan
kelembutan selangkangannya yang harum..Aku tak bosan-bosannya menciumnya
walau keadaan sudah basah malah makin napsu aku menciumnya.
Kuisep isep
cdnya dan kunikmati kebasahannya, lalu kutarik dengan mulutku sedikit
kucium bibirnya dan lobangnya. Kujilat jilat belahan memeknya lalu
kubalikan badannya kucium pantatnya kubuka pantatnya kucium,
kugesek-gesekkan hidungku ke belahan pantatnya.
“Abang emang pinter muasin aku, ohh ciumin terus pantatku!” desahnya.
Kupuaskan mencium pantatnya yang semok itu. Kujilat cdnya dan kulumat
dengan mulutku. Kupeloroti cdnya sampai lepas dia menungging kujilat
lagi vaginanya naik ke atas lalu kujilat anusnya. Makin mengelinjang dan
merintih kenikmatan dia kujilat daerah itu, kusapu anusnya dengan
bibirku sambil kumasukkan jari ke dalam vaginanya. Kukilik-kilik
dalamnya, sungguh suatu kenikmatan luar biasa katanya sampai lendirnya
keluar banyak sekali. Kemudian kami berposisi 69 karena dia mau melumat
penisku, mukaku makin terbenam di pantatnya.
Senang aku dapat leluasa
menikmati vaginanya. Kutampung vaginanya dengan mulutku sambil kusedot
dan lidahku bermain di dalamnya. Penisku dilumat lumatnya dengan cepat
dikocoknya dengan mulutnya sambil diisep isep terasa penisku kayak
disedot vacum cleaner. Serasa kami melayang layang menikmati kenikmatan
ini. Seandai nya si Joni tahu aku sedang melumat vagina istrinya dan
istrinya melumat penisku, pasti dia akan marah besar aku akan
ditembaknya sampai bolong-bolong tubuhku dan Veny pasti akan dicerainya,
begitu lamunanku. Hampir satu jam kami saling melumat kemaluan
masing-masing sampai mukaku basah tak karuan entah berapa banyak cairan
vaginanya kutelan, dia juga menelan spermaku dengan lahapnya. Kurebahkan
dia telentang, kakinya dibuka lebar dan diangkat, kugesek gesek kepala
penisku ke lubangnya supaya aku terangsang dan tegang lagi.
Tak sabar dia agar aku segera memasukinya. Penisku sudah mulai keras
dan kumasukan sleeb blees,enak sekali kumasukkan sampai dalam sambil
kakinya dilingkarkan ke pinggangku ikut menekan supaya masuk lebih dalam
sambil dia merintih rintih manja. Makin bernapsu aku dengar
rintihannya, dengan gemas kulumat payudaranya.
Ketiaknya kuciumi terus
kiri kanan. Makin nikmat rasanya enjot-enjotan sambil mencium ketiaknya,
napsuku makin mengebu gebu. Kubalik badanku sekarang dia di atas makin
seru dia bergoyang. Payudaranya bergantung bergerak gerak, kulumat dan
kuhisap putingnya. Makin dalam peinsku masuk tambah ditekannya vaginanya
seolah olah masih kurang panjang penisku,sambil merintih rintih melepas
kenikmatannya sampai orgasme berkali kali. Kami sama-sama berkeringat,
makin asik makin licin tubuh kami berdua.
Kuhirup keringatnya yang wangi
keringatku juga dijilat jilatnya, ketiaknya kujilat keringatnya.
Sungguh 2 kenikmatan tiada tara. Tubuh kami betul-betul menjadi satu
bergelut dalam berahi dan kenikmatan. Akhirnya kami orgasme bersamaan.
Dia amat puas sekali katanya, dia makin cinta samaku mau kawin denganku
dan cerai sama Joni, lagi-lagi aku harus menolaknya dengan banyak
alasan. Kami akhirnya tertidur sebentar karena kepayahan, dia tertidur
di atasku dengan penisku masih berada di dalam tak boleh dilepas karena
dia mau tertidur dengan barangku di dalam barangnya.
Sungguh nyenyak
tidur begini sehabis tenagaku terkuras. Setengah jam kami tertidur, lalu
dia mau main lagi katanya, dia mengajakku mandi bersama. Sama-sama
telanjang kugendong dia masuk kamar mandi, kucium bibirnya. Kami mandi
di bawah siraman shower yang hangat, kusabuni tubuhnya sambil
kugerayangi.
”Bang sudah keras lagi nih, dimasukin ya!”. dia menungging minta dimasukkan dari belakang
Bibir vaginanya yang merah muda itu siap menerima penisku lagi. Aku
pun sudah siap memulai ronde berikutnya. Kugesek gesek dulu penisku ke
lobang vaginanya, lalu kudorong masuk hingga amblas sampai mentok.
Himpitan vaginanya sungguh sempit dan enak sekali. Kutarik keluar masuk
kuputar putar di dalam, selangkangannya kuelusi, kelentitnya
kupilin-pilin.
“Aaahhh….asyik Bang, geli, enak!” erangnya.
Pantatnya maju mundur mengimbangi goyanganku tambah nikmat rasanya.
Kemudian dia rebahan di lantai dengan pantat masih diangkat, aku
setengah jongkok lalu kuenjot enjot makin mantap rasanya. Tak lama
kemudian kami ganti posisi, aku telentang dan dia di atasku. Lalu dia
naik jongkok di atas penisku, dituntunnya penisku ke lubang vaginanya,
diusap usapkan ke lubangnya hingga rasanya geli. Setelah masuk kepalanya
lalu ditekan ke bawah sampai masuk semua,dia jongkok naik turun,
kelihatan penisku keluar masuk di vaginanya dan makin basah dengan
cairannya. Ia menggenjot tubuhnya naik turun sambil diputar
putar,mengaduk aduk di dalam terasa berdenyut. Kulumat payudaranya dan
kumasukkan semua ke mulutku, kujilat dan kusedot putingnya membuatnya
makin mengerang kenikmatan, vaginanya juga makin banjir. Aku pun serasa
melayang menikmatinya. Dengan gaya ini makin bebas dia menggoyang
pantatnya sambil kuremas remas payudaranya. Dua puluh menit kemudian,
ahirnya spermaku nyemprot lagi. Kami terbaring lemas di kamar mandi
dengan penuh kepuasan.
Tahun demi tahun berlalu, Veny belakangan ikut Joni yang dipindah
tugaskan ke luar pulau. Beberapa tahun yang lalu mereka akhirnya
bercerai karena ketidakcocokan mereka semakin dalam, putri mereka ikut
dengan ibunya. Tak lama setelah bercerai, Veny sendiri menikah lagi
dengan seorang bule Amerika dan diboyong ke negara suaminya. Sedangkan
aku, walau rumah tanggaku dengan istriku semakin dingin kami tidak
bercerai, karena malu dan demi anak-anak. Aku beberapa tahun belakangan
jatuh hati dengan sesama jenisku, ia seorang petugas pajak, sebut saja
namanya GT. Aku begitu tergila-gila dengannya, tampangnya yang imut-imut
bangsat juga dengan gayanya di ranjang yang memuaskan hasratku pada
sesama jenis.
Dia begitu terbuka padaku sampai aku tahu banyak mengenai
dirinya yang terlibat mafia pajak, ia sering memanipulasi pajak dari
klien dan keuntungannya masuk ke kantongnya sendiri. Karena cintaku
padanya aku dengan sukarela membackingnya. Kami sering bercinta baik di
rumahnya atau pernah juga di kantorku bila situasi memungkinkan. Kadang
aku yang menyodominya, kadang dia yang menyodomiku, pokoknya asyik deh.
Hingga akhirnya suatu saat setelah oral seks singkat di kantorku, aku
mengutarakan perasaan hatiku padanya.
Tapi betapa hancurnya hati ini
mendengarkan bahwa dia menolak cintaku yang tulus padanya. GT berterus
terang bahwa ia sebenarnya sudah mencintai seseorang lain, orang itu
adalah AB, konglomerat kaya dan politisi busuk yang sangat berpengaruh
di tanah air. Ia mengaku terus terang bahwa ia sangat mencintai AB dan
AB pun mencintainya walau mereka tidak bisa benar-benar bersatu secara
sah karena hukum dan situasi sosial di negeri ini. Ia juga minta maaf
padaku karena selama ini seperti memberi harapan padaku untuk
mendapatkan cintanya. Aku benar-benar marah, sedih, dan terluka, aku
mengusirnya dari kantorku saat itu juga.
Tak lama kemudian aku terkena
kasus dan diselidiki oleh KPK dan DPR, karena masih memendam amarah pada
GT, aku membuka semua skandalnya ketika dalam penyidikan. Sejak itulah
nama GT yang tadinya tidak dikenal publik mendadak jadi seperti
selebritis yang nama dan fotonya menghiasi media cetak dan elektronik.
Setelah penyidikan yang bertele-tele ala negeri ini akhirnya GT dan aku
pun divonis hukuman penjara. Kami bertemu lagi di penjara, dan entah
mengapa waktu itu kemarahanku sirna ketika bertemu dengannya. Aku
langsung memeluknya dan menangis tersedu-sedu. Yang kuinginkan hanyalah
bersama dengannya, tapi bagaimanapun GT tidak bisa menerimaku.
Di
situlah aku menyadari GT benar-benar tulus mencintai AB. Dan akhirnya
aku menyerah tidak bisa mendapatkan cintanya, tapi kami masih tetap
bersama di penjara ini, dan kami masih sering berhubungan badan sesama
jenis setiap ada kesempatan. Bahkan sempat ikut liburan bersama GT ke
Bali mencuri-curi kesempatan dengan menyogok petugas penjara. Untung
waktu nonton turnamen tenis itu aku sakit kepala dan terpaksa tinggal di
hotel dan tidak menyertai GT, kalau tidak fotoku yang memakai wig
gimbal dan kacamata berbentuk bintang yang sudah disiapkan pasti ikut
tersebar di media. Baiklah sekian dulu tulisanku dari penjara, semoga
mupengers puas.
No comments:
Post a Comment