AGEN DOMINO
Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa
Cerita ini terjadi di tahun 2015, ketika aku,
dan Bagas, dan Very bekerja di sebuah perusahaan IT di bilangan Jakata
Selatan. Perusahaan aku saat itu menyewa sebuah rumah yang dijadikan
kantor. Selain itu perusahaan aku, rumah tersebut juga disewa oleh dua
perusahaan lainnya yang bergerak di bidang jasa. Saat itu aku bekerja
sebagai staf administrasi. Perusahaan aku terbilang kecil, hanya
memiliki karyawan di bawah 10 orang saja.
Kehidupan seksual aku sebenarnya normal,
aku telah berkeluarga dan memiliki anak berumur 1 tahun. Kebahagiaan
kami berjalan seperti layaknya sebuah keluarga kecil yang bahagia, tanpa
kekurangan satu hal pun. Hingga pada suatu saat, perusahaan yang
bersebelahan dgn aku, sebut saja PT xxx, mempekerjakan seorang karyawati
baru di bidang administrasi.
Namanya Vionita. Gadis ini berperawakan
kecil mungil menarik, namun manis. Berkulit sawo matang dgn mata berbulu
lentik. Rambutnya agak ikal. Vionita ini keturunan arab. Sering aku
dengar bahwa pria keturunan Arab memiliki libido yang sangat tinggi.
Untuk perempuannya, aku belum pernah mendengar selentingan mengenai
perilaku seksnya.
Kehadirannya telah menyita perhatian
semua karyawan yang bekerja di sana, tidak hanya karyawan tempat
perusahaan Vionita berkerja, PT xxx, tapi semua perusahaan yang menyewa
tempat tersebut. Hal ini sangat memungkinkan, karena memang perangai
Vionita sangat ceria, agak centil, dan juga selalu berpakaian ketat
mengundang birahi pria manapun yang melihatnya.
Seringkali Aku dan Vionita mencuri
pandang, pandangannya mengisyaratkan sesuatu yang saat itu, aku sendiri
belum bisa menangkap makna yang tersembunyi. Suatu ketika, kami bertemu
di depan pintu masuk. Saat itu pintu masih dalam keadaan terkunci,
sehingga kami terpaksa harus menunggu sampai teman kami yang membawa
kunci datang. Dgn agak gugup, aku mencoba memberanikan diri menyapanya.
“Vionita ya.. Gimana.. Kerasan kerja di
sini?” pertanyaan yang benar-benar retoris, hanya sebagai ice breaking.
“Lumayan lah..” jawabnya sambil menyodorkan kue kecil,
“Mau Mas..?” Aku ambil biskuit pemberiannya dan mulailah pembicaraan mengalir lebih lancar.
“Dari mana dapat info tentang lowongan pekerjaan di sini?” selidikku.
“Dari mana dapat info tentang lowongan pekerjaan di sini?” selidikku.
“Saudara aku kenal dekat dgn pemiliki PT xxx, lagi pula aku masih dihitung sebagai magang kok. Jam kerjanya tidak terlalu memaksa, karena aku masih sambil kuliah,” jawabnya dgn manis.
Terlihat jelas lesung pipit di pipi sebelah kiri dan lentik bulu matanya.
“Si Mas sombong ya.. Selama 3 bulan aku kerja di sini, belum pernah menegur aku, sedangkan yang lain sudah aku kenal. Setiap aku lihat Mas, pandangan Mas, dingin, seakan tidak menghargai keberadaan aku”
“Ah itu perasaan Vionita saja, aku tidak
begitu kok, kalau tidak percaya tanya saja sama karyawan yang lain, Aku
ini tipenya periang loh..” obral aku.
“Tapi nggak apa-apa kok, justru dinginnya Mas memancing rasa penasaran aku..” timpalnya manja.
“Oh ya Mas, kalau ada waktu bisa nggak
Mas membantu aku mengajarkan komputer Sabtu ini, aku ada tugas dari
kantor, namun agak kesulitan menyelesaikannya, lagian si Mas kan libur
hari Sabtu..?” undangnya penuh manja.
“Wah.. Belum tentu bisa..” timpal aku sok menjual mahal,
“Nanti lah akan aku beritahu,” lalu kami pun saling bertukar nomor HP.
“Mas.. Jadi nggak ngajarin aku, aku sudah di kantor nih..” tanyanya pada Sabtu itu.
“Wah aku lupa..” pikirku, karena panik langsung saja aku jawab,
“Nanti lah akan aku beritahu,” lalu kami pun saling bertukar nomor HP.
“Mas.. Jadi nggak ngajarin aku, aku sudah di kantor nih..” tanyanya pada Sabtu itu.
“Wah aku lupa..” pikirku, karena panik langsung saja aku jawab,
“Iya aku dalam perjalanan kok ke sana..”. Setiba di kantor, Vionita telah berada di depan meja komputer.
Dengan celana jeans dan baju putih
ketat, jenis pakaian kesukaannya, jelas mempertontonkan lekuk tubuh
sintal dan buah dadanya yang ranum.
Sambil menelan ludah aku hampiri mejanya
sambil memulai mengajarkan komputer. Dari samping tampak jelas dua
tonjolan di balik baju ketatnya tersebut, terlebih baju tersebut agak
terbuka di bagian atasnya. Langsung saja darah aku berdesir melihat
pemandangan ini.
“Wuih.. Beda banget sama yang dirumah..” pikirku.
Cukup lama aku mengajarinya komputer hingga waktu makan siang tiba. Saat itu aku memberanikan diri menyapanya.
“Kamu nggak lapar?” tanyaku sambil memegang perutnya, maklum sudah hampir dua jam aku menahan libido melihat pemandangan menggiurkan.
Tanpa dinyana ia menjawab sekenanya.
“Lapar yang mana nih? Yang di perut atau di bawah perut?”
“Wah berani juga nih anak. Ya dua-duanya dong, terserah kamu mana yang mau diatasi lebih dahulu, perut atau bawah perut?” kataku kini dgn mengelus pahanya.
“Terserah Mas deh..” tangannya menggenggam tanganku dgn erat.
“Lapar yang mana nih? Yang di perut atau di bawah perut?”
“Wah berani juga nih anak. Ya dua-duanya dong, terserah kamu mana yang mau diatasi lebih dahulu, perut atau bawah perut?” kataku kini dgn mengelus pahanya.
“Terserah Mas deh..” tangannya menggenggam tanganku dgn erat.
AGEN DOMINO
Tak berapa lama, matanya seakan
mengajakku untuk pindah ruangan. Ruang atasannya, yang semula dikunci
dibukanya sambil menggandeng tanganku. Aku yang di belakangnya manut
saja, karena memang kami berdua sudah sangat on. Setiba di ruangan
tersebut, langsung saja kulumat bibir tipisnya.. Wuih seperti di surga
rasanya. Kecupanku dibalasnya mesra dan terasa sekali hangat bibirnya.
Lama bibir kami saling berpagutan. Tak
kusangka, ternyata responnya luar biasa. Tanpa terasa tangan kami terus
menjalar mencari arah genggaman yang seakan tidak pernah kami dapatkan.
Aku sendiri tidak jauh dari menggenggam pantatnya yang sintal di balik
jeansnya, sambil sesekali menggesekkan batangku ke arah vaginanya.
Sambil mendesah Vionita terus membalas
ciumanku seakan tidak ingin melepaskan. Sementara aku mulai mencoba
menelanjanginya. Tangan kananku kucoba untuk melepaskan zipper celana
jeans Vionita dan juga celanaku.
Kudengar semakin keras desahannya ketika
alat kelamin kami saling bertemu, meskipun masih terhalang oleh CD
masing-masing. Tak lama aku lepaskan pengikat celana kami masing-masing
dan dgn cepat Vionita menurunkan celana jeansnya, demikian juga aku.
Kulucuti celanaku dan juga T-Shirt yang menutupi badanku.
Masih mengenakan CD dan baju ketatnya,
Vionita langsung kembali melumat bibirku, sementara tangan kananku mulai
aktif mencoba menyusup ke dalam CDnya. Dgn cepat Vionita memegang
tangan kananku tersebut sambil menggelengkan kepalanya. Dgn kecewa
kutarik tanganku dari balik CDnya, meskipun sempat terasa bulu-bulu
halus yang telah membasah karena rangsangan yang ada.
Setelah gagal menembus CD, aku mencoba
memasukkan tanganku ke dalam BHnya, kali ini Vionita tidak menolaknya,
malah melenguh laksana sapi saja. Tanpa terasa ternyata, tangan kanan
Vionita telah meremas penisku sementara tangan kirinya melingkar di
leherku.
Tampak sekali betapa Vionita merasakan
setiap remasanku dan remasannya di penisku. Setiap kudenyutkan penisku,
setiap kali pula Vionita melenguh, ditambah lagi ketika kuremas buah
dadanya dan kupelintir putingnya. Tak tahan dgn permainan tanganku itu,
tiba-tiba Vionita melenguh dgn agak ditahan.
“Wah.. Cepat juga ‘dapat’nya nih anak..” pikirku, sambil terus kuremas dan kuhisap puting dan buah dadanya.
Setelah merasakan orgasme pertamanya,
Vionita kemudian membungkuk menghadapku sambil melepaskan atasannya.
Praktis kini dia hanya memakai CD saja. Sambil membungkuk langsung saja
dia menurunkan CD Crocodile ku.
Dgn mantap dijilatnya kepala penisku
sambil meremas batang dan sesekali mengelus buah pelirku. Slowly but
sure Vionita memainkan penisku dgn tiga unsur; tangan, mulut dan lidah.
Kombinasi gerakan, kocokan dan kulumannya sungguh luar biasa. Kembali
kurasakan perbedaan ketika aku menjamah istriku yang selalu ingin
konvensional saja.
Tak kuasa aku menahan gempurannya,
kuangkat kepalanya dan kini ia kembali sejajar dgnku. Kulumat mesra
kembali bibirnya sambil berbisik.
“Boleh ya..?” tanyaku dan tanganku mencoba masuk ke dalam CDnya untuk kedua kalinya.
Kali ini ia tidak menjawab dan hanya
mengangguk. Dgn senang kutelusuri bagian sensitif di bawah perut
tersebut. Terasa bulu-bulu halusnya yang telah basah sejak permainan
tangan kami pertama. Ketika tangan kananku mencobanya masuk, tangan
kiriku dgn perlahan menurunkan CDnya. Kini kami telah berhadapan naked.
Mulai kugesek-gesekkan penisku di depan
vaginanya. Desahan kudengar kembali dari bibirnya, kali ini sambil
kulirik ke sekitar ruangan untuk dapat bersandar, sampai akhirnya
kutemukan meja agak besar dan sambil kudorong badannya ke arah meja
tersebut.
Setelah bersandar, Vionita langsung
merebahkan tubuhnya di meja tersebut dan langsung tampak jelas kulit
mulusnya dgn dua gundukan di atas serta barisan ‘semut hitam’ di bagian
bawah. Tahi lalat di samping kiri perutnya menambah sensasi rangsangan
yang ada.
“Ayo cepat Mas..” ajaknya mengaburkan lamunanku sambil mencoba meraih penisku untuk diarahkan ke liang vaginanya.
Tanpa menunggu waktu lama, langsung saja kucoba membenamkan penisku ke liang vaginanya. Wuih, susah dan sempit sekali.
“Pelan-pelan Mas..” ucapnya lirih.
“Pelan-pelan Mas..” ucapnya lirih.
Tak kusangka tingkah lakunya yang agak
centil selama ini ternyata tidak serta merta membuatnya menjadi cewek
gampangan. Terbukti, dia masih perawan ketika aku menyetubuhinya saat
itu.
Dgn perlahan, kucoba membenamkan penisku
ke dalam vaginanya. Masuk, kemudian keluar dan kembali masuk, demikian
beberapa kali, untuk memberikan space yang cukup agar penisku bisa
leluasa di dalam lubang surgawi tersebut. Sampai akhirnya, berhasil juga
kubenamkan penisku itu.
“Bless..” “Ach.. Ehm..” Seperti bersahutan bunyi penetrasi penisku dgn desahannya.
Semakin lama kupacu penetrasiku di dalam
vaginanya, sementara kedua tanganku meremas payudaranya dan sesekali
kuarahkan untuk memegang pantatnya yang seksi. Sepuluh menit kemudian,
kembali Vionita melenguh ketika mendapatkan orgasmenya yang kedua siang
itu. Selang beberapa lama, Vionita bergerak, berbalik membelakangiku.
Kutahu maksudnya, sambil dituntunnya,
penisku kumasukkan ke dalam vaginanya dan kamipun memulai ‘aksi’ doggy
style. Sungguh besar juga libido Vionita yang keturunan Arab ini,
terbukti gerakannya seperti membabi buta ketika dia membelakangiku.
Sampai sakit rasanya mengikuti gerakan cepat dan rotasi yang
dilakukannya. Benar-benar pengalaman seks yang luar biasa.
Sambil menggoyang-goyangkan pantatnya,
sesekali dicobanya untuk meraih zakarku dari arah bawah, kadang tanpa
disadarinya, dipencetnya zakarku, sampai aku menjerit kesakitan.
Sementara aku, tetap memacunya dari belakang dan kedua tanganku
menggenggam buah dadanya yang ranum tersebut. Cukup lama kami dalam
posisi tersebut, sampai akhirnya terasa penisku agak berkejut ingin
memuntahkan lahar sperma hangatnya.
Sambil terbata-bata kutanya dia, mau
dikeluarkan di mana? Dgn cepat dia cabut penetrasi doggy style dan
langsung menghadapku. Diraihnya penisku dan digenggamnya dgn penuh
nafsu. Sambil menjilati kepala penisku.
Kemudian langsung dikocok-kocoknya
penisku dan dikulumnya ketika dirasakannya penisku mulai berdenyut.
Dan.. Tumpahlah semua lahar sperma yang ada dalam penisku. Dgn seksama,
ditelannya limpahan spermaku, meskipun masih ada juga bagian yang
tercecer di bibirnya yang tipis.
Ceceran di bibirnya dijilatinya dgn
lidahnya sekan tidak rela membuang percuma lelehan sperma dari penisku.
Aksinya ditutup dgn pembersihan sisa-sisa sperma di kepala penisku.
Sambil tersenyum, kami berdua menuntaskan birahi kami dgn sebuah kecupan
mesra yang panjang. Kami tahu, bahwa ini bukanlah yang terakhir yang
kami lakukan. Sambil terengah-engah Vionita berucap mesra.
“Makasih ya Mas.. Next time bisa lagi
kan?” Dgn tersenyum penuh arti, tentu saja sebagai lelaki normal, aku
anggukkan kepalaku mengiyakan.. Setelah kejadian itu, kami sering
melakukannya, malah kami sering nekat melakukannya sepulang kerja di
ruanganku, di ruang tamu bahkan di WC. Namun kini, hampir setahun kami
tidak berhubungan lagi..
"Explore a world of passion! Get exclusive access to a collection of adult stories that arouse imagination!" let's visit our website here https://ceritazeks.wordpress.com/
ReplyDelete