AGEN DOMINO
Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa
Sebelumnya perkenalkan namaku Rio.
Sampai saat ini aku masih bekerja di salah satu perusahaan IT di
Jakarta. Aku juga punya minat yang cukup tinggi dalam urusan seks.
Pengalaman seks aku yang pertama kualami dengan salah satu teman
chat-ku.
Sejak saat itu, aku mulai ketagihan.
Biasanya aku berhubungan seks dengan wanita-wanita yang kurang lebih
sebaya denganku. Kali ini aku akan cerita pengalaman seks pertamaku
dengan wanita yang beda umurnya cukup jauh denganku yaitu dengan tante
tante girang.
Awalnya dari chatting. Suatu kali entah
kenapa aku bosan dengan nick yang biasa aku pakai. Aku pun mencoba
sebuah nick menarik perhatian. Nick yang menyiratkan fisik tubuhku, tapi
tidak vulgar. Dari sekian banyak nick yang query aku, aku tertarik pada
sebuah nick yang cukup menggoda Jnd_37_Jkt.
Aku pikir pemilik nick ini pasti seorang janda berusia 37 tahun yang tinggal di Jakarta. Aku membalas querynya.
‘hi juga, asl pls..’ balasku.
‘kan di nick udah’
‘oh iya, tapi Jnd apa tuh?’ tanyaku pura2 bego.
‘Jendral ha ha ha. gak ding, janda kok’ aku tersenyum melihat kelakarnya.
‘ooo.. ic’ jawabku.
‘kan di nick udah’
‘oh iya, tapi Jnd apa tuh?’ tanyaku pura2 bego.
‘Jendral ha ha ha. gak ding, janda kok’ aku tersenyum melihat kelakarnya.
‘ooo.. ic’ jawabku.
‘asl u dong’ tanya nick itu.
‘aku lebih muda gpp nih?’ aku bertanya balik.
‘gpp, justru yang muda lebih asik ’ aku tertawa dalam hati.
‘ok, 24 m jkt’ jawabku.
‘hihihi.. 24 sih lagi seger2nya tuh ’ hmm.. mulai menggoda nih.
Kami pun terlibat obrolan yang
mengasyikkan. Sekitar setengah jam aku chat dengannya hingga akhirnya
kami bertukar nomer telepon. Aku baru saja tiba di rumah ketika
tiba-tiba ponselku berbunyi. Hmm.. nomer siapa ini. Aku langsung
mengangkat.
“Halo..” sapaku.
“Rio ya? Udah pulang?” tanya suara di ujung sana yang ternyata suara seorang wanita.
“Iya, siapa ya?” tanyaku penasaran.
“Hai…” wanita itu menyebut nick yang kugunakan tadi siang.
“Tante Rissa ya?”aku mencoba menebak.
Terdengar tawa di ujung sana. Betul,
Tante Rissa yang tadi siang menggunakan nick Jnd_37_Jkt. Kami pun
langsung menyambung obrolan tadi siang. Dari obrolan kami yang akrab aku
tahu bahwa Tante Rissa sebetulnya masih menikah.
Tante Rissa jarang sekali bisa merasakan
kehangatan suaminya karena kesibukan keduanya yang bertolak belakang.
Akibatnya wanita itu sering melepas kesepian dengan gigolo-gigolo
simpanannya. Malam itu kami saling bertukar cerita, dan ujung-ujungnya
kami pun janjian ketemu.
Tante Rissa mengajakku ketemu di Blok M
Plaza. Semula aku menolak karena di Blok M cukup ramai, apalagi hari
Sabtu. Tapi Tante Rissa beralasan bahwa di situ tempat yang paling aman
karena kerabat-kerabatnya jarang sekali ke daerah tersebut.
Akhirnya aku ok saja. Kami pun janjian
bertemu Sabtu depan. Hampir setengah jam aku menunggu di Pizza Hut
sambil mataku mencari-cari wanita berkulit putih dan berambut coklat
sepunggung dengan tinggi sekitar 170 cm dan berat 58 kg yang mengenakan
kemeja putih tanpa lengan dan celana jeans ketat sebetis.
Spaghettiku sudah tinggal separuhnya dan
mulai dingin. Aku baru saja akan menyuapnya lagi ketika tiba-tiba salah
seorang pelayan Pizza Hut menghampiriku dan memberikan secarik kertas.
Dia menggeleng ketika aku tanya dari siapa kertas tersebut. Penuh
penasaran aku membukanya. ‘CARI SIAPHAAA…? I’M BEHIND YOU MY BOY’ aku
terkejut dan langsung menoleh ke belakangku. Kira-kira 2 meja di
belakangku, aku melihat satu meja yang ditempati 2 orang wanita.
Salah satu dari wanita itu melambai ke
arahku sambil tersenyum. Aku memperhatikannya dengan cermat. Wanita itu
persis sekali dengan ciri yang disebutkan Tante Rissa saat di telepon
beberapa hari lalu. Itu pasti dia!! Tapi yang satu lagi siapa ya? Tanpa
pikir panjang aku menghampiri meja tersebut, dan wanita yang melambaikan
tangan padaku langsung berdiri menyambutku.
“Halo sayang..” sambut wanita yang ternyata memang Tante Rissa itu seraya mencium kedua pipiku.
Aku membalasnya dengan mesra.
“Tante iseng banget sih.. udah nunggu dari tadi juga, untung nggak pulang.” aku pura-pura merajuk.
Tante Rissa tersenyum sambil mengacak-acak rambutku.
“Eeh.. nggak takut rugi kalo pulang nih? Ada yang mau kenalan sama kamu tuh..” cetusnya sambil melirik ke wanita yang ada di sebelahnya.
Kami pun berkenalan. Tante Emma, wanita
yang dimaksud ternyata adalah tetangga Tante Rissa. Dari obrolan kami,
aku tahu kalau mereka bernasib sama dalam urusan rumah tangga, dan
seringkali hunting bareng mencari gigolo-gigolo yang siap memuaskan
nafsu mereka.
“Gila, Tante pikir nick kamu itu cuma boongan doang..” cetus Tante Rissa sedikit kagum pada tubuhku.
Sebetulnya tubuhku tidak atletis seperti tubuh-tubuh idaman wanita.
Mungkin dengan tinggi badanku yang 182 cm dan berat sekitar 78 kg aku jadi terlihat tinggi besar.
“Iya nih Yo, gara-gara cerita kamu waktu di telepon, Emma jadi kepengen ketemu juga sama kamu.” kata Tante Rissa.
Aku mengernyitkan kening.
“Cerita? Wah, Tante pake cerita-cerita segala sih sama Tante Emma. Kan jadi…”
“Siapa yang cerita, lha wong kamu sendiri yang cerita sama kita..hihihi.” aku semakin tidak mengerti dan menatap Tante Rissa penuh tanya.
Wanita itu tersenyum.
“Gini lho sayang, waktu kamu telepon
kemaren itu Emma juga ada di rumah Tante, jadi kita berdua asyik deh
denger cerita kamu yang hot itu hahaha..” aku langsung mencubit pinggang
Tante Rissa gemas.
Ternyata sejak awal mereka sudah berniat ngerjain aku.
AGEN DOMINO
Akhirnya kami bertiga langsung cabut ke rumah Tante Rissa yang sedang
sepi. Sampai di rumah Tante Rissa kami bertiga langsung menuju ke kamar
tidur. Aku baru saja ingin menghempaskan tubuhku di ranjang ketika Tante
Emma memeluk tubuhku dari belakang dan menciumi leherku.
“Enak aja kamu dateng-dateng mau istirahat.. pemanasan dulu ah hihihi..” celetuk Tante Emma.
Dari belakang tubuhku, jemari lentik
wanita itu masuk dari sisi kiri-kananku dan langsung melepas kancing
kemejaku satu demi satu. Sementara Tante Rissa dari depan merangkul
leherku dan mengecup bibirku.
“Mmhhh.. ayo Yo, kita pengen coba
permainan kamu… hhmmmmmhhh…” Tante Rissa melumat bibirku dengan bibir
tipisnya yang tersapu lipstik warne merah muda. Ahh.. lembut sekali
bibirnya.
ku mencoba mengimbanginya, lidahku
menjelajahi mulut Tante Rissa. Sementara Tante Emma baru saja berhasil
melepaskan kemeja yang membalut tubuhku. Tante Rissa langsung
menghentikan ciumannya dan lidahnya mulai menjelajah leher, dada dan
perutku. Di belakang Tante Emma memandikan punggungku dengan lidah dan
air liurnya. Gairahku mulai naik. Tante Rissa semakin turun ke bawah dan
bibirnya sampai ke batas celanaku. Dengan cekatan jemarinya yang lentik
mencopot kancing celana jeansku dan melorotkannya ke bawah.
Kemudian dengan liar lidahnya membasahi
celana dalam yang membungkus batang penisku. lidahnya membasahi celana
dalam yang membungkus batang penisku. Aku tidak menyadari sejak kapan
Tante Emma melepas kaus ketatnya, tiba-tiba saja aku merasakan ada dua
gumpalan lembut yang hangat menempel di punggungku.
Aku menoleh ke belakang dan mendapati
Tante Emma sedang menggesek-gesekkan payudaranya yang bulat dan montok
di punggungku. Kedua bibir sexynya yang berlapis lipstik merah bata
terbuka seakang mengundang bibirku untuk melumatnya.
“Mmhh… sslllppp… mmmm….” tanpa pikir panjang aku langsung melumat bibir sexy itu.
Kedua tangan Tante Emma yang lembut
menjelajahi dadaku yang telah basah oleh air liur Tante Rissa. Di bawah
sana Tante Rissa telah berhasil melucuti celana dalamku, hingga batang
penisku yang berukuran biasa saja itu terlihat jelas menantang. Tante
Rissa menggenggam batangnya dengan tangan kirinya, sementara kepala
penisku diusap-usap dengan jemari tangan kanannya yang lembut sambil
sesekali dijilati.
Ssshh.. nikmat sekali. Tante Emma
mengajakku berbaring di ranjang agar kami bisa leluasa bercumbu. Aku dan
Tante Emma pun berbaring di ranjang dengan setengah kakiku masih
menjulur ke lantai. Sambil berciuman, kedua tanganku aktif meremas-remas
payudara Tante Emma yang montok.
Tante Emma memelukku erat-erat. Bibir
kami tak henti-hentinya saling melumat. Tante Rissa semakin asyik dengan
batang penisku yang mulai mengeras. Dijelajahinya setiap centi penisku
dengan lidah dan bibirnya.
Ughh.. sampai akhirnya penisku amblas di
mulutnya yang hangat dan basah. Kepala Tante Rissa naik-turun seiring
kenikmatan yang diberikannya lewat mulut. Sementara kedua tangannya
menjelajahi pinggangku. Bosan dengan bibir Tante Emma, lidahku mulai
menjalar ke leher dan telinga.
Aku mengulum telinga wanita itu yang
putih bersih. Tante Emma sampai meremas rambutku karena keasyikkan. Aku
terus menjelajahi tubuhnya dengan lidahku, sampai akhirnya aku mulai
melumat kedua payudara dan putingnya.
“Ssshh..oohhh…Riooo..terussss Yoo…” tubuh Tante Emma mulai menggelinjang menahan kenikmatan yang kuberikan.
Aku tidak peduli. Lidahku semakin liar
menjilati dan mengulum putting susunya yang runcing. Kadang aku
menggigitnya dengan gemas. Tante Emma memeluk kepalaku rapat ke
payudaranya. Huuff.. hampir sesak nafas aku dibuatnya.
Tanpa aku sadari, Tante Rissa sudah
melucuti pakaiannya sendiri hingga telanjang bulat. Wanita itu kelihatan
gemas sekali dengan penisku. Padahal ukurannya biasa saja. Dibanding
gigolo-gigolo simpanannya pasti penisku tidak ada apa-apanya. Tapi Tante
Rissa bernafsu sekali menjilat, mengulum dan mengisap penisku.
Hingga akhirnya wanita itu mulai tidak
tahan dan tiba-tiba sudah berdiri mengangkangi tubuhku. Tante Rissa
berdiri dengan lututnya dan mulai merendahkan badannya. Sebelah
tangannya menggenggam batang penisku yang memang sudah keras dan basah
oleh air liurnya.
Tante Emma yang mengetahui hal itu
langsung mengambil alih, tangannya menggenggam batang penisku yang
semula digenggam Tante Rissa. Sementara kini kedua tangan Tante Rissa
yang lembut bertopang di atas dadaku. Perlahan-lahan tubuh Tante Rissa
semakin turun, dan aku mulai merasakan bibir kemaluannya menyentuh ujung
penisku.
Hhh… kepala penisku mulai masuk sebagian
ke dalam vagina Tante Rissa yang sedikit basah, dan… bleeesssss!!!
Amblas sudah penisku di dalam liang kenikmatan itu. Tubuh Tante Rissa
naik-turun seiring kenikmatan yang kami nikmati bersama. Sementara Tante
Emma langsung menyodorkan selangkangannya di wajahku.
Lidahku langsung sigap melumat klitoris
Tante Emma yang mulai basah. Posisi Tante Emma berhadapan dengan Tante
Rissa, sehingga mereka berdua menindihku sambil berciuman. Aku tak bisa
melihat karena wajahku tertutup kemaluan Tante Emma, tapi dari suara
mereka aku tahu betul bahwa mereka tengah berciuman dengan penuh gairah.
Tak lama kemudian aku mulai merasa dinding vagina Tante Rissa mulai
berdenyut-denyut. Tubuh wanita itu mulai menggelinjang tak karuan
menahan rasa nikmat.
Tante Emma kini tidak mencumbu bibir
Tante Rissa lagi, tapi menunduk ke arah penisku dan vagina Tante Rissa
yang sedang asyik menyatu. Tante Emma menjilati kemaluan kami
bergantian. Akkhh.. semakin nikmat saja rasanya.
“Ssshhh… Riiiooo…. aaahhhhh…” Tante Rissa mencapai klimaksnya.
Penisku banjir oleh lendir kenikmatan
yang mengalir dari dalam vaginanya. Ayunan tubuhnya semakin pelan.
Kemudian wanita itu mencabut penisku dari vaginanya dan memberi tempat
untukku dan Tante Emma melanjutkan permainan. Tante Emma rupanya
menginginkan posisi lain.
Wanita itu mengambil posisi nungging di
atas ranjang. Dengan gairah yang masih penuh, aku menghampiri liang
kemaluan yang menantang itu. Perlahan aku arahkan penisku yang semakin
keras ke dalam vagina Tante Emma. Slllpp… bbleeesss… Vagina 6Tante Emma
yang basah betul-betul menelan penisku. Pantatku maju-mundur memberikan
kenikmatan untuk Tante Emma. Sementara kedua tanganku asyik meremas
kedua payudaranya yang bulat dan montok itu.
“Aakhh.. Yoo.. sshhh.. sshhh…. ooohhhh….” Tante Emma merintih menahan rasa nikmat yang kuberikan.
Hmmm… liang kemaluan Tante Emma
betul-betul mencengkeram penisku. Nikmat sekali rasanya. Tadinya kupikir
ibu-ibu seperti mereka liang vaginanya sudah lebar, tapi Tante Emma dan
Tante Rissa kok masih sempit ya. Tubuh Tante Emma mulai
menggeliat-geliat. Wanita itu menjatuhkan tubuhnya hingga kami berdua
melakukannya dengan posisi menyamping. Kemudian tubuh kami berguling
hingga tubuh Tante Emma kini berada di atas tubuhku.
Kemudian wanita itu bangkit tanpa
melepas vaginanya dari penisku. Lantas Tante Emma berputar, aahhhh….aku
merasa penisku dipelintir di dalam vagina Tante Emma, nikmat sekali.
Akhirnya aku ‘terjebak’ dengan posisi woman on top.
Tante Emma tidak menaik-turunkan
tubuhnya tapi memutar pinggulnya. Uugghhh.. gila, enak sekali. Aku
sampai mengejang menahan rasa nikmat. Tubuhku pun ikut bangkit untuk
memeluk tubuh montok Tante Emma. Bibirku melumat kedua putting
payudaranya untuk menambah birahinya.
“Sshh… Riiooo… aakkhh..” Tante Emma mengerang menahan nikmatnya.
Tante Emma mendorong tubuhku hingga
terebah, dan wanita itu kembali memutar tubuhnya membelakangi aku.
Kemudian Tante Emma itu kembali merundukkan tubuhnya tanpa melepas
penisku dari dalam vaginanya. Otomatis tubuhku mesti bangkit lagi, dan
kami kembali dalam posisi doggie style. Ugghhh… pantatku kembali
mengayunkan rasa nikmat di vagina Tante Emma.
Tiba-tiba dari arah belakang aku
merasakan sesosok tubuh yang mulus merapati punggungku. Akkhh.. Tante
Rissa yang sudah kembali bergairah memelukku dari belakang. Hhhgghhh..
birahiku semakin naik ke ubun-ubun. Tubuhku menggelinjang di pelukan
Tante Rissa. Tanpa sadar ayunan pantatku semakin cepat. Aku merasa tubuh
Tante Emma juga bergoyang menahan rasa nikmat.
“Sshhh…. aaaaaahhhh… Riiiooo….. bentar lagi nih…” Tante Emma mendesah.
Aku berusaha bertahan untuk menunjukkan
keperkasaanku. Tapi gangguan Tante Rissa yang menjilati telinga dan
tengkukku membuatku tak kuasa menahan birahi.
“Aaaahh… Yooo..” Tante Emma mencapai klimaks.
Aku mencoba bertahan, namun rembesan
lendir dari dalam vagina Tante Emma yang membasahi penisku membuat
tubuhku tak kuasa menahan nikmat. Crrooottt.. ccrrott… crooot..
ccroottt.. ccrroott… sekitar lima kali penisku menyemburkan sperma
kuat-kuat ke dalam vagina Tante Emma. Kedua tanganku meremas pinggang
Tante Emma.
Sementara dari belakang Tante Rissa
mendekap tubuhku erat-erat. Itu untuk pertama kalinya aku berbagi
kenikmatan birahi dengan wanita yang jauh lebih tua dariku. Hari itu
kami bersenang-senang dua kali lagi.
Sorenya aku terpaksa harus meninggalkan
rumah Tante Rissa, karena anaknya sudah pulang. Tapi Tante Emma
mengajakku untuk bermalam di rumahnya. Dan malam itu aku dan Tante Emma
bersenang-senang sampai pagi. Ternyata Tante Emma memiliki banyak sekali
sex toy di rumahnya.
Aku betul-betul enjoy malam itu karena
Tante Emma memperkenalkanku dengan banyak variasi permainan seks. Sejak
saat itu aku sering melayani nafsu birahi mereka mereka. Kadang berdua,
kadang bertiga.
Namun sepeser pun aku menolak dibayar,
karena aku melakukannya atas dasar suka dan fun saja. Dari Tante Rissa
aku mendapat beberapa kenalan wanita teman-teman kantornya yang juga
tante tante girang kesepian, dan kadang aku juga diminta melayani nafsu
para tante tante girang. Kalau dari Tante Emma, aku dikenalkan pada adik
iparnya yang baru berumur 32 tahun, namanya Leni.
Tante Leni belum menikah dan masih
virgin. Namun wanita ini cukup nakal dalam urusan seks. Lucunya aku
sering diminta Tante Leni untuk memuaskan hasratnya tapi hanya sebatas
petting dan oral.
Demikian cerita perkenalan ku dengan
beberapa tante tante girang, dan terjadi permainan seks seru antara aku
dan para tante tante girang tersebut.
No comments:
Post a Comment