Saturday, May 21, 2016

Cerita Dewasa , Hanya antara kita Berdua.

AGEN DOMINO

Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa


Perkenalkan namaku Adit aku anak nomer satu dari lima bersaudara ayahku adalah pegai perkebunan di kotaku, aku mempunyai masalah dimana aku selalu risi atau canggung jika bergaqul dengan wanita kecuali ibuku, soalnya dari masa sekolah kebanyakan temanku adalah cowok dan cewek hanya beberapa saja.

Selain itu aku merasa rendahdiri dengan penampilan diriku di hadapan perempuan. Aku tinggi kurus dan hitam, jauh dari ciri-ciri pemuda ganteng. Wajahku jelek dengan tulang rahang bersegi. Karena tampangku yang mirip keling, teman-temanku memanggil aku Pele, karena aku suka main sepakbola.

Tapi sekalipun aku jelek dan hitam, otakku cukup encer. Pelajaran ilmu pasti dan fisika tidak terlalu sulit bagiku. Dan juga aku jagoan di lapangan sepakbola. Posisiku adalah kiri luar. Jika bola sudah tiba di kakiku penonton akan bersorak-sorai karena itu berarti bola sudah sukar direbut dan tak akan ada yang berani nekad main keras karena kalau sampai beradu tulang kering, biasanya merekalah yang jatuh meringkuk kesakitan sementara aku tidak merasa apa-apa.

Dan kalau sudah demikian lawan akan menarik kekuatan ke sekitar kotak penalti membuat pertahanan berlapis, agar gawang mereka jangan sampai bobol oleh tembakanku atau umpan yang kusodorkan. Hanya itulah yang bisa kubanggakan, tak ada yang lain.

Tampang jelek muka bersegi, tinggi kurus dan hitam ini sangat mengganggu aku, karena aku sebenarnya ingin sekali punya pacar. Bukan pacar sembarang pacar, tetapi pacar yang cantik dan seksi, yang mau diremas-remas, dicipoki dan dipeluk-peluk, bahkan kalau bisa lebih jauh lagi dari itu.

Dan ini masalahnya. Kotaku itu adalah kota yang masih kolot, apalagi di lingkungan tempat aku tinggal. Pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang sedikit mencolok menjadi sorotan tajam masyarakat. Dan jadi bahan gunjingan ibu-ibu antar tetangga.

Oh ya mungkin ada yang bertanya mengapa kok soal punya pacar atau tidak punya pacar saja begitu penting. Ya itulah. Rahasianya aku ini punya nafsu syahwat besar sekali. Entahlah, barangkali aku ini seorang *********.

Melihat ayam atau ****** main saja, aku bisa tegang. Setiap pagi penisku keras seperti kayu sehingga harus dikocok sampai muncrat dulu baru berkurang kerasnya. Dan kalau muncrat bukan main banyaknya yang keluar.

Mungkin karena ukuranku yang lebih panjang dari ukuran rata-rata. Dan saban melihat perempuan cantik syahwatku naik ke kepala. Apalagi kalau kelihatan paha. Aku bisa tak mampu berpikir apa-apa lagi kalau gadis dan perempuan cantik itu lewat di depanku. Senjataku langsung tegang kalau melihat dia berjalan berlenggak-lenggok dengan panggul yang berayun ke kiri dan ke kanan. Ngaceng abis kayak siap berlaga.
Dia? Ya dia. Maksudku Lala dan .. Tante Ratih.

Lala adalah murid salahsatu SMU di kotaku. Kecantikannya jadi buah bibir para cowok lanang seantero kota. Dia tinggal dalam jarak beberapa rumah dari rumahku, jadi tetanggaku juga. Aku sebenarnya ingin sekali seandainya Lala jadi pacarku, tapi mana bisa.

Cowok-cowok keren termasuk anak-anak penggede pada ngantri ngapelin dia, mencoba menjadikannya pacar. Hampir semua bawa mobil, kadang mobil dinas bapaknya, mana mampu aku bersaing dengan mereka.

Terkadang kami berpapasan kalau ada kegiatan RK atau kendurian, tetapi aku tak berani menyapa, dia juga tampaknya tidak tertarik hendak berteguran dengan aku yang muka saja bersegi dan hitam pula.

Ya pantaslah, karena cantik dan dikejar-kejar banyak pemuda, bahkan orang berumur juga, dia jadi sombong, mentang-mentang. Atau barangkali itu hanya alasanku saja. Yang benar adalah, aku memang takut sama perempuan cantik. Berdekatan dengan mereka aku gugup, mulutku terkatup gagu dan nafasku sesak. Itu Lala.

Dan ada satu lagi perempuan yang juga membuat aku gelisah jika berada di dekatnya. Tante Ratih. Tante Ratih tinggal persis di sebelah rumahku. Suaminya pemasok yang mendatangkan beberapa bahan kebutuhan perkebunan kelapa sawit. Karena itu dia sering bepergian. Kadang ke Jakarta, Medan dan ke Singapura.

Belum lama mereka menjadi tetangga kami. Entahlah orang dari daerah mana suaminya ini. Tapi aku tahu Tante Ratih dari Bandung, dan dia ini wuahh mak sungguh-sungguh audzubile cantiknya.
Wajah cakep. Putih. Bodinya juga bagus, dengan panggul berisi, paha kokoh, meqi tebal dan pinggang ramping. Payudaranya juga indah kenceng serasi dengan bentuk badannya. Pernah di acara pentas terbuka di kampungku kala tujuhbelas agustusan dia menyumbangkan peragaan tari jaipongan. Wah aku betul-betul terpesona.

Dan Tante Ratih ini teman ibuku. Walau umur mereka berselisih barangkali 15 tahun, tapi mereka itu cocok satu sama lain. Kalau bergunjing bisa berjam-jam, maklum saja dia tidak punya anak dan seperti ibuku tidak bekerja, hanya ibu rumahtangga saja. Terkadang ibuku datang ke rumahnya, terkadang dia datang ke rumahku.

Dan satu kebiasaan yang kulihat pada Tante Ratih ini, dia suka duduk di sofa dengan menaikkan sebelah atau kedua kakinya di lengan sofa. Satu kali aku baru pulang dari latihan sepakbola, saat membuka pintu kudapati Tante Ratih lagi bergunjing dengan ibuku.

Rupanya dia tidak mengira aku akan masuk, dan cepat-cepat menurunkan sebelah kakinya dari sandaran lengan sofa, tapi aku sudah sempat melihat celah kangkangan kedua pahanya yang putih padat dan celana dalam merah jambu yang membalut ketat meqinya yang bagus cembung.

Aku mereguk ludah, kontolku kontak berdiri. Tanpa bicara apapun aku terus ke belakang. Dan sejak itu pemandangan sekilas itu selalu menjadi obsesiku. Setiap melihat Tante Ratih, aku ingat kangkangan paha dan meqi tebal dalam pagutan ketat celana dalamnya.
Oh ya mengenai Tante Ratih yang tak punya anak. Saya mendengar ini terkadang jadi keluh-kesahnya pada ibuku. Aku tak tahu benar mengapa dia dan suaminya tak punya anak, dan entah apa yang dikatakan ibuku mengenai hal itu untuk menghibur dia.

Apalagi? Oh ya, ini yang paling penting yang menjadi asal-muasal cerita. Kalau bukan karena ini barangkali takkan ada cerita hehehhehe . Tante Ratih ini, dia takut sekali sama setan, tapi anehnya suka nonton film setan di televisi hehehe .

Terkadang dia nonton di rumah kami kalau suaminya lagi ke kota lain untuk urusan bisnesnya. Pulangnya dia takut, lalu ibuku menyuruh aku mengantarnya sampai ke pintu rumahnya.
Dan inilah permulaan cerita.

Pada suatu hari tetangga sebelah kanan rumah Tante Ratih dan suaminya (kami di sebelah kiri) meninggal. Perempuan tua ini pernah bertengkar dengan Tante Ratih karena urusan sepele. Kalau tidak salah karena soal ayam masuk rumah. Sampai si perempuan meninggal karena penyakit bengek, mereka tidak berteguran.

Tetangga itu sudah tiga hari dikubur tak jauh di belakang rumahnya, sewaktu suami Tante Ratih, Om Hendra berangkat ke Singapur untuk urusan bisnes pasokannya. Sepanjang hari setelah suaminya berangkat Tante Ratih uring-uringan sama ibuku di rumahku.

Dia takut sekali karena sewaktu masih hidup tetangga itu mengatakan kepada banyak orang bahwa sampai di kuburpun dia tidak akan pernah berbaikan dengan Tante Ratih.
Lanjutannya ketika aku pulang dari latihan sepakbola, ibu memanggilku. Katanya Tante Ratih takut tidur sendirian di rumahnya karena suaminya lagi pergi. Dan pembantunya sudah dua minggu dia berhentikan karena kedapatan mencuri.

Sebab itu dia menyuruhku tidur di ruang tamu di sofa Tante Ratih. Mula-mula aku keberatan dan bertanya mengapa bukan salah seorang dari adik-adikku. Kukatakan aku mesti sekolah besok pagi. Yang sebenarnya seperti sudah saya katakan sebelumnya, saya selalu gugup dan tidak tenteram kalau berdekatan dengan Tante Ratih (tapi tentu saja ini tak kukatakan pada ibuku).
Kata ibuku adik-adikku yang masih kecil tidak akan membantu membuat Tante Ratih tenteram, lagi pula adik-adikku itupun takut jangan-jangan didatangi arwah tetangga yang sudah mati itu hehehehe.

Lalu malamnya aku pergi ke rumah Tante Ratih lewat pintu belakang. Tante Ratih tampaknya gembira aku datang. Dia mengenakan daster tipis yang membalut ketat badannya yang sintal padat.
Mari makan malam Dit, ajaknya membuka tudung makanan yang sudah terhidang di meja.
Saya sudah makan, Tante, kataku, tapi Tante Ratih memaksa sehingga akupun makan juga.
Adit, kamu kok pendiam sekali? Berlainan betul dengan adik-adik dan ibumu, kata Tante Ratih selagi dia menyendok nasi ke piring.

Aku sulit mencari jawaban karena sebenarnya aku tidak pendiam. Aku tak banyak bicara hanya kalau dekat Tante Ratih saja, atau Lala atau perempuan cantik lainnya. Karena gugup.
Tapi Tante suka orang pendiam, sambungnya.

Kami makan tanpa banyak bicara, habis itu kami nonton televisi acara panggung musik pop. Kulihat Tante Ratih berlaku hati-hati agar jangan sampai secara tak sadar menaikkan kakinya ke sofa atau ke lengan sofa. Selesai acara musik kami lanjutkan mengikuti warta berita lalu filem yang sama sekali tidak menarik.

Karena itu Tante Ratih mematikan televisi dan mengajak aku berbincang menanyakan sekolahku, kegiatanku sehari-hari dan apakah aku sudah punya pacar atau belum. Aku menjawab singkat-singkat saja seperti orang bloon.
Kelihatannya dia memang ingin mengajak aku terus bercakap-cakap karena takut pergi tidur sendirian ke kamarnya. Namun karena melihat aku menguap, Tante Ratih pergi ke kamar dan kembali membawa bantal, selimut dan sarung.

Di rumah aku biasanya memang tidur hanya memakai sarung karena penisku sering tidak mau kompromi. Tertahan celana dalam saja bisa menyebabkan aku merasa tidak enak bahkan kesakitan. Tante Ratih sudah masuk ke kamarnya dan aku baru menanggalkan baju sehingga hanya tinggal singlet dan meloloskan celana blujins dan celana dalamku menggantinya dengan sarung ketika hujan disertai angin kencang terdengar di luar.

Aku membaringkan diri di sofa dan menutupi diri dengan selimut wol tebal itu ketika suara angin dan hujan ditingkah gemuruh guntur dan petir sabung menyabung. Angin juga semakin kencang dan hujan makin deras sehingga rumah itu seperti bergoyang. Dan tiba-tiba listrik mati sehingga semua gelap gulita.
Kudengar suara Tante memanggil di pintu kamarnya.
Ya, Tante?
Tolong temani Tante mencari senter.

Dimana Tante?, aku mendekat meraba-raba dalam gelap ke arah dia.
Barangkali di laci di dapur. Tante mau ke sana. Tante baru saja menghabiskan kalimatnya saat tanganku menyentuh tubuhnya yang empuk. Ternyata persis dadanya. Cepat kutarik tanganku.
Saya kira kita tidak memerlukan senter Tante. Bukankah kita sudah mau tidur? Saya sudah mengantuk sekali.
Tante takut tidur dalam gelap Dit.

Gimana kalau saya temani Tante supaya tidak takut?, aku sendiri terkejut dengan kata-kata yang keluar dari mulutku, mungkin karena sudah mengantuk sangat. Tante Ratih diam beberapa saat.
Di kamar tidur Tante?, tanyanya.
Ya saya tidur di bawah, kataku. di karpet di lantai. Seluruh lantai rumahnya memang ditutupi karpet tebal.

Di tempat tidur Tante saja sekalian asal
Aku terkesiap. Aasal apa Tante?
Asal kamu jangan bilang sama teman-temanmu, Tante bisa dapat malu besar. Dan juga jangan sekali-kali bilang sama ibumu.

Ah buat apa itu saya bilang-bilang? Tidak akan, Tante. Dalam hati aku melonjak-lonjak kegirangan. Tak kusangka aku bakalan dapat durian runtuh, berkesempatan tidur di samping Tante Ratih yang cantik banget. Siapa tahu aku nanti bisa nyenggol-nyenggol dia sedikit-sedikit.
Meraba-raba seperti orang buta menjaga jangan sampai terantuk ke dinding aku kembali ke sofa mengambil selimut dan bantal, lalu kembali meraba-raba ke arah Tante Ratih di pintu kamarnya. Cahaya kilat dari kisi-kisi di puncak jendela membantu aku menemukan keberadaannya dan dia membimbing aku masuk.

Badan kami berantuk saat dia menuntun aku ke tempat tidurnya dalam gelap. Ingin sekali aku merangkul tubuh empuknya tetapi aku takut dia marah. Akhirnya kami berdua berbaring berjajar di tempat tidur.
Selama proses itu kami sama menjaga agar tidak terlalu banyak bersentuhan badan. Perasaanku tak karuan. Baru kali inilah aku pernah tidur dengan perempuan bahkan dengan ibuku sendiripun tak pernah. Perempuan cantik dan seksi lagi.
Kamu itu kurus tapi badanmu kok keras Dit? bisiknya di sampingku dalam gelap. Aku tak menjawab.

Seandainya kau tahu betapa ******-ku lebih keras lagi sekarang ini, kataku dalam hati. Aku berbaring miring membelakangi dia. Lama kami berdiam diri. Kukira dia sudah tidur, yang jelas aku tak bisa tidur. Bahkan mataku yang tadinya berat mengantuk, sekarang terbuka lebar.
Dit,kudengar dia memecah keheningan. Kamu pernah bersetubuh?
Nafasku sesak dan mereguk ludah.

Belum Tante, bahkan melihat celana dalam perempuanpun baru sekali.Wah berani sekali aku.
Celana dalam Tante?
Hmmh.
Kamu mau nanggelin Dit? dalam gelap kudengar dia menahan tawa.
Aku hampir-hampir tak percaya dia mengatakan itu.
Nanggelin celana dalam Tante?
Iya. Tapi jangan dibilangin siapapun.
Aku diam agak lama.
Takutnya nanti bilah saya tidak mau kendor Tante.
Nanti Tante kendorin.
Sama apa?

DOMINO ONLINE

Ya tanggelin dulu. Nanti bilahmu itu tahu sendiri. Suaranya penuh tantangan.
Dan akupun berbalik, nafsuku menggelegak. Aku tahu inilah kesempatan emas untuk melampiaskan hasrat berahiku yang terpendam pada perempuan cantik-seksi selama bertahun-tahun usia remajaku.

Rasanya seperti aku dapat peluang emas di depan gawang lawan dalam satu pertandingan final kejuaraan besar melawan kesebebelasan super kuat, dimana pertandingan bertahan 0-0 sampai menit ke-85.

Umpan manis disodorkan penyerang tengah ke arah kiri. Bola menggelinding mendekati kotak penalti. Semua mengejar, kiper terjatuh dan aku tiba lebih dulu. Dengan kekuatan penuh kulepaskan tembakan geledek. GOL! Begitulah rasanya ketika aku tergesa melepas sarungku dan menyerbu menanggalkan celana dalam Tante Ratih.

Lalu dalam gelap kuraih kaitan BH dipunggungnya, dia membantuku. Kukucup mulutnya. Kuremas buah dadanya dan tak sabaran lagi kedua kakiku masuk ke celah kedua pahanya. Kukuakkan paha itu, kuselipkan paha kiriku di bawah paha kanannya dan dengan satu tikaman kepala kontolku menerjang tepat akurat ke celah labianya yang basah. Saya tancapkan terus. MASUK!

Aku menyetubuhi Tante Ratih begitu tergesa-gesa. Sambil menusuk liang vaginanya kedua buah dadanya terus kuremas dan kuhisap dan bibirnya kupilin dan kulumat dengan mulutku. Mataku terbeliak saat penisku kumaju-mundurkan, kutarik sampai tinggal hanya kepala lalu kubenam lagi dalam mereguk nikmat sorgawi vaginanya. Kenikmatan yang baru pertama kalinya aku rasakan. Ohhhhh Ohhhhh.

Tetapi malangnya aku, barangkali baru delapan kali aku menggenjot, itupun batang kemaluanku baru masuk dua pertiga sewaktu dia muntah-muntah dengan hebat. Spermaku muncrat tumpah ruah dalam lobang kewanitaannya.

Dan akupun kolaps. Badanku penuh keringat dan tenagaku rasanya terkuras saat kusadari bahwa aku sudah knocked out. Aku sadar aku sudah keburu habis sementara merasa Tante Ratih masih belum apa-apa, apalagi puas.

Dan tiba-tiba listrik menyala. Tanpa kami sadari rupanya hujan badai sudah reda. Dalam terang kulihat Tante Ratih tersenyum disampingku. Aku malu. Rasanya seperti dia menertawakan aku. Laki-laki loyo. Main beberapa menit saja sudah loyo.

Lain kali jangan terlampau tergesa-gesa dong sayang, katanya masih tersenyum. Lalu dia turun dari ranjang. Hanya dengan kimono yang tadinya tidak sempat kulepas dia pergi ke kamar mandi, tentunya hendak cebok membersihkan spermaku yang berlepotan di celah selangkangannya.
Keluar dari kamar mandi kulihat dia ke dapur dan akupun gantian masuk ke kamar mandi membersihkan penis dan pangkal penisku berserta rambutnya yang juga berlepotan sperma. Habis itu aku kembali ke ranjang. Apakah akan ada babak berikutnya? Tanyaku dalam hati. Atau aku disuruh kembali ke sofa karena lampu sudah nyala?

Tante Ratih masuk ke kamar membawa cangkir dan sendok teh yang diberikan padaku
Apa ini Tante?
Telor mentah dan madu lebah pengganti yang sudah kamu keluarkan banyak tadi, katanya tersenyum nakal dan kembali ke dapur.

Akupun tersenyum gembira. Rupanya akan ada babak berikutnya. Dua butir telur mentah itu beserta madu lebah campurannya kulahap dan lenyap kedalam perutku dalam waktu singkat. Dan sebentar kemudian Tante kembali membawa gelas berisi air putih.
Dan kami duduk bersisian di pinggir ranjang.
Enak sekali Tante, bisikku dekat telinganya.
Telor mentah dan madu lebah?, tanyanya.
Bukan. Meqi Tante enak sekali.
Mau lagi? tanyanya menggoda.
Iya Tante, mau sekali, kataku tak sabar dengan melingkarkan tangan di bahunya.
Tapi yang slow ya Dit? Jangan buru-buru seperti tadi.
Iya Tante, janji.

Dan kamipun melakukannya lagi. Walau di kota kabupaten aku bukannya tidak pernah nonton filem bokep. Ada temanku yang punya kepingan VCD-nya. Dan aku tahu bagaimana foreplay dilakukan. Sekarang aku coba mempraktekkannya sendiri.

Mula-mula kucumbu dada Tante Ratih, lalu lehernya. Lalu turun ke pusar lalu kucium dan kujilat ketiaknya, lalu kukulum dan kugigit-gigit pentilnya, lalu jilatanku turun kembali ke bawah seraya tanganku meremas-remas kedua payudaranya. Lalu kujilat belahan vaginanya. Sampai disini Tante Ratih mulai merintih.

Kumainkan itilnya dengan ujung lidahku. Tante Ratih mengangkat-angkat panggulnya menahan nikmat. Dan akupun juga sudah tidak tahan lagi. Penisku kembali tegang penuh dan keras seakan berteriak memaki aku dengan marah Cepatlah *******, jangan berleha-leha lagi, teriaknya tak sabar. Penis yang hanya memikirkan mau enaknya sendiri saja.

Aku merayap di atas tubuh Tante Ratih. Tangannya membantu menempatkan bonggol kepala penisku tepat di mulut lobang kemaluannya. Dan tanpa menunggu lagi aku menusukkan penisku dan membenamkannya sampai dua pertiga. Lalu kupompa dengan ganas.
Diiiiiiiit, rengeknya mereguk nikmat sambil merangkul leher dan punggungku dengan mesra. Rangkulan Tante Ratih membuat aku semakin bersemangat dan terangsang. Pompaanku sekarang lebih kuat dan rengekan Tante Ratih juga semakin manja.

Dan kupurukkan seluruh batangku sampai ujung kepada penisku menyentuh sesuatu di dasar rahim Tante. Sentuhan ini menyebabkan Tante menggeliat-geliat memutar panggulnya dengan ganas, meremas dan menghisap kontolku. Reaksi Tante ini menyebabkan aku kehilangan kendali. Aku bobol lagi. Spermaku muncrat tanpa dapat ditahan-tahan lagi. Dan kudengar Tante Ratih merintih kecewa. Kali ini aku keburu knocked out selagi dia hampir saja mencapai orgasme.
Maafkan Tante, bisikku di telinganya.

Tak apa-apa Dit, katanya mencoba menenangkan aku. Dihapusnya peluh yang meleleh di pelipisku.
Dit, jangan bilang-bilang siapapun ya sayang? Tante takut sekali kalau ibumu tahu. Dia bakalan marah sekali anaknya Tante makan, katanya tersenyum masih tersengal-sengal menahan berahi yang belum tuntas penuh.

Kontolku berdenyut lagi mendengar ucapan Tante itu, apa memang aku yang dia makan bukannya aku yang memakan dia? Dan aku teringat pada kekalahanku barusan. Ke-lelakian-ku tersinggung. Diam-diam aku bertekad untuk menaklukkannya pada kesempatan berikutnya sehingga tahu rasa, bukan dia yang memakan aku tetapi akulah yang memakan dia.

Aku terbangun pada kokokan ayam pertama. Memang kebiasaanku bangun pagi-pagi sekali. Karena aku perlu belajar. Otakku lebih terbuka mencerna rumus-rumus ilmu pasti dan fisika kalau pagi. Kupandang Tante Ratih yang tergolek miring disampingku. Dia masih tidak ber-celana dalam dan tidak ber-BH.

Sebelah kakinya menjulur dari belahan kimono di selangkangannya membentuk segitiga sehingga aku dapat melihat bagian dalam pahanya yang putih padat sampai ke pangkalnya. Ujung jembutnya juga kulihat mengintip dari pangkal pahanya itu dan aku juga bisa melihat sebelah buah dadanya yang tidak tertutup kimono.

Aku sudah hendak menerkam mau menikmatinya sekali lagi sewaktu aku merasa desakan mau buang air kecil. Karena itu pelan-pelan aku turun dari ranjang terus ke kamar mandi.
Aku sedang membasuh muka dan kumur-kumur sewaktu Tante Ratih mengetok pintu kamar mandi. Agak kecewa kubukakan pintu dan Tante Ratih memberikan handuk bersih. Dia sodorkan juga gundar gigi baru dan odol.
Ini Dit, mandi saja disini, katanya. Barangkali dia kira aku akan pulang ke rumahku untuk mandi? ****** bener.

Akupun cepat-cepat mandi. Keluar dari kamarmandi dengan sarung dan singlet dan handuk yang membalut tengkuk, kedua pundak dan lengan kulihat Tante Ratih sudah di dapur menyiapkan sarapan.

Ayo sarapan Dit. Tante juga mau mandi dulu, katanya meninggalkan aku.
Kulihat di meja makan terhidang roti mentega dengan botol madu lebah Australia disampingnya dan semangkok besar cairan kental berbusa. Aku tahu apa itu. Teh telor. Segera saja kuhirup dan rasanya sungguh enak sekali di pagi yang dingin.

Saya yakin paling kurang ada dua butir telor mentah yang dikocokkan Tante Ratih dengan pengocok telur disana, lalu dibubuhi susu kental manis cap nona dan bubuk coklat. Lalu cairan teh pekat yang sudah diseduh untuk kemudian dituang dengan air panas sembari terus dikacau dengan sendok.

Lezat sekali. Dan dua roti mentega berlapis juga segera lenyap ke perutku. Kumakan habis selagi berdiri. Madu lebahnya kusendok lebih banyak.
Tante tidak lama mandinya dan aku sudah menunggu tak sabar.
Dengan hanya berbalut handuk Tante keluar dari kamar mandi.
Tante, ini teh telornya masih ada, kataku.
Kok tidak kamu habiskan Dit? tanyanya.
Tante kan juga memerlukannya , kataku tersenyum lebar. Dia menerima gelas besar itu sambil tersenyum mengerling lalu menghirupnya.

Saya kan dapat lagi ya Tante, tanyaku menggoda. Dia menghirup lagi dari gelas besar itu. Tapi jangan buru-buru lagi ya? katanya tersenyum dikulum. Dia menghirup lagi sebelum gelas besar itu dia kembalikan padaku. Dan aku mereguk sisanya sampai habis.

Penuh hasrat aku mengangkat dan memondong Tante Ratih ke kamar tidur.
Duh, kamu kuat sekali Dit, pujinya melekapkan wajah di dadaku.
Kubaringkan dia di ranjang, handuk yang membalut tubuh telanjang-nya segera kulepas. Duhhh cantik sekali. Segalanya indah. Wajah, toket, perut, panggul, meqi, paha dan kakinya. Semuanya putih mulus mirip artis filem Jepang.

Semula aku ragu bagaimana memulainya. Apa yang mesti kuserang dulu, karena semuanya menggiurkan. Tapi dia mengambil inisiatif. Dilingkarkannya tangannya ke leherku dan dia dekatkan mulutnya ke mulutku, dan akupun melumat bibir seksinya itu.

Dia julurkan lidahnya yang aku hisap-hisap dan perasan airludahnya yang lezat kureguk. Lalu kuciumi seluruh wajah dan lehernya. Lalu kuulangi lagi apa yang aku lakukan padanya tadi malam. Meremas-remas payu daranya, menciumi leher, belakang telinga dan ketiaknya, menghisap dan menggigit sayang pentil susunya. Sementara itu tangan Tante juga liar merangkul punggung, mengusap tengkuk, dan meremas-remas rambutku.

Lalu sesudah puas menjilat buah dada dan mengulum pentilnya, ciumanku turun ke pusar dan terus ke bawah. Seperti kemarin aku kembali menciumi jembut di vaginanya yang tebal seperti martabak Bangka, menjilat klitoris, labia dan tak lupa bagian dalam kedua pahanya yang putih. Lalu aku mengambil posisi seperti tadi malam untuk menungganginya.

Tante menyambut penisku di liang vaginanya dengan gairah. Karena Tante Ratih sudah naik birahi penuh, setiap tusukan penisku menggesek dinding liangnya tidak hanya dinikmati olehku tetapi dinikmati penuh oleh dia juga.

Setiap kali sambil menahan nikmat dia berbisik di telingaku Jangan buru-buru ya sayang,.. jangan buru-buru ya sayang. Dan aku memang berusaha mengendalikan diri menghemat tenaga. Kuingat kata-kata pelatih sepakbola-ku.

Kamu itu main dua kali 45 menit, bukannya cuman setengah jam. Karena itu perlu juga latihan lari marathon. Dari pengalaman tadi malam kujaga agar penisku yang memang berukuran lebih panjang dari orang kebanyakan itu jangan sampai terbenam seluruhnya karena akan memancing reaksi liar tak terkendali dari Tante Ratih. Aku bisa bobol lagi. Aku menjaga hanya masuk dua pertiga atau tiga perempat.

Dan kurasakan Tante Ratih juga berusaha mengendalikan diri. Dia hanya menggerakkan panggulnya sekadarnya menyambut kocokan batangku. Kerjasama Tante membantu aku. Untuk lima menit pertama aku menguasai bola dan lapangan sepenuhnya.
Kujelajahi sampai dua pertiga lapangan sambil mengarak dan mendrible bola, sementara Tante merapatkan pertahanan menunggu serangan sembari melayani dan menghalau tusukan-tusukanku yang mengarah ke jaring gawangnya. Selama lima menit berikutnya aku semakin meningkatkan tekanan.
Terkadang bola kubuang ke belakang , lalu kugiring dengan mengilik ke kiri dan ke kanan, terkadang dengan gerakan berputar. Kulihat Tante mulai kewalahan dengan taktik-ku. Lima menit berikutnya Tante mulai melancarkan serangan balasan.

Dia tidak lagi hanya bertahan. Back kiri dan bek kanan bekerjasama dengan gelandang kiri dan gelandang kanan, begitupun kiri luar dan kanan luar bekerjasama membuat gerakan menjepit barisan penyerangku yang membuat mereka kewalahan.

Sementara merangkul dan menjepitkan paha dan kakinya ke panggulku Tante Ratih berbisik mesra jangan buru-buru ya sayang . jangan tergesa-gesa ya Dit?. Akupun segera mengendorkan serangan, menahan diri. Dan lima menit lagi berlalu.

Lalu aku kembali mengambil inisiatif menjajaki mencari titik lemah pertahanan Tante Ratih. Aku gembira karena aku menguasai permainan dan lima menit lagi berlalu. Tante Ratih semakin tersengal-sengal, rangkulannya di punggung dan kepalaku semakin erat. Dan aku tidak lagi melakukan penjajakan. Aku sudah tahu titik kelemahan pertahanannya.

Sebab itu aku masuk ke tahap serangan yang lebih hebat. Penggerebekan di depan gawang. Penisku sudah lebih sering masuk tiga perempat menyentuh dasar liang kenikmatan Tante Ratih. Setiap tersentuh Tante Ratih menggelinjang. Dia pererat rangkulannya dan dengan nafas tersengal dia kejar mulutku dengan mulutnya dan mulut dan lidah kamipun kembali berlumatan dan kerkucupan.
Dit, bisiknya. Punyamu panjang sekali.

Memek Tante tebal dan enak sekali, kataku balas memuji dia. Dan pertempuran sengit dan panas itu berlanjut lima lalu sepuluh menit lagi. Lalu geliat Tante Ratih semakin menggila dan ini menyebabkan aku semakin gila pula memompa. Aku tidak lagi menahan diri. Aku melepaskan kendali syahwat berahiku selepas-lepasnya.

Kutusuk dan kuhunjamkan kepala ******-ku sampai ke pangkalnya berkali-kali dan berulang-ulang ke dasar rahimnya sampai akhirnya Tante Ratih tidak sadar menjerit oooooohhhhhh . Aku terkejut, cepat kututup mulutnya dengan tanganku, takut kedengaran orang, apalagi kalau kedengaran oleh ibuku di sebelah.

Sekalipun demikian pompaanku yang dahsyat tidak berhenti. Dan saat itulah kurasakan tubuh Tante Ratih berkelojotan sementara mulutnya mengeluarkan suara lolongan yang tertahan oleh tanganku. Dia orgasme hebat sekali.

Sudah Dit, Tante sudah tidak kuat lagi, katanya dengan nafas panjang-singkatan setelah mulutnya kulepas dari bekapanku. Kulihat ada keringat di hidung, di kening dan pelipisnya. Wajah itu juga kelihatan letih sekali. Aku memperlambat lalu menghentikan kocokanku. Tapi senjataku masih tertanam mantap di memek tebalnya.
Enak Tante?, bisikku.

Iya enak sekali Dit. Kamu jantan. Sudah ya? Tante capek sekali, katanya membujuk supaya aku melepaskannya. Tapi mana aku mau? Aku belum keluar, sementara batang kelelakianku yang masih keras perkasa yang masih tertancap dalam di liang kenikmatannya sudah tidak sabaran hendak melanjutkan pertempuran.

Sebentar lagi ya Tante, kataku meminta , dan dia mengangguk mengerti. Lalu aku melanjutkan melampiaskan kocokanku yang tadi tertunda. Kusenggamai dia lagi sejadi-jadinya dan berahinya naik kembali, kedua tangannya kembali merangkul dan memiting aku, mulutnya kembali menerkam mulutku.

Lalu sepuluh menit kemudian aku tak dapat lagi mencegah air mani-ku menyemprot berkali-kali dengan hebatnya, sementara dia kembali berteriak tertahan dalam lumatan mulut dan lidahku. Liang vaginanya berdenyut-denyut menghisap dan memerah sperma-ku dengan hebatnya seperti tadi. Kakinya melingkar memiting panggul dan pahaku.

Persetubuhan nikmat diantara kami ternyata berulang dan berulang dan berulang dan berulang lagi saban ada kesempatan atau tepatnya peluang yang dimanfaatkan.

Suami Tante Ratih Om Hendra punya hobbi main catur dengan Bapakku. Kalau sudah main catur bisa berjam-jam. Kesempatan itulah yang kami gunakan. Paling mudah kalau mereka main catur di rumahku. Aku datangi terus Tante Ratih yang biasanya berhelah menolak tapi akhirnya mau juga.

Aku juga nekad mencoba kalau mereka main catur di rumah Tante Ratih. Dan biasanya dapat juga walau Tante Ratih lebih keras menolaknya mula-mula. Hehe kalau aku tak yakin bakalan dapat juga akhirnya manalah aku akan begitu degil mendesak dan membujuk terus.

Tiga bulan kemudian sesudah peristiwa pertama di kala hujan dan badai itu aku ketakutan sendiri. Tante Ratih yang lama tak kunjung hamil, ternyata hamil. Aku khawatir kalau-kalau bayinya nanti hitam. Kalau hitam tentu bisa gempar. Karena Tante Ratih itu putih. Om Hendra kuning. Lalu kok bayi mereka bisa hitam? Yang hitam itu kan si Adit. Hehehehe tapi itu cerita lain lagilah.

AGEN DOMINO

Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa

Cerita Dewasa , Pengalaman pertama melakukan Maturbasi.

AGEN DOMINO

Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa


Aku sejak kecil memang sudah tidak suka dan tidak pernah mau memakai BH. Kebiasaan ini berlanjut hingga kini. Hal ini tentu membuat kedua orang tuaku jadi kelabakan. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, aku hanya memakai kaos singlet di dalam hem seragam sekolahku.

Mungkin kebiasaan memakai singlet sejak kecil inilah yang membuatku hingga saat ini lebih leluasa memakai T Shirt yang lebih mirip singlet itu. Demikian pula saat aku duduk di bangku SMA, aku juga hanya memakai kaos singlet di dalam hem seragam sekolahku.

Memang agak mending sih, ketimbang aku hanya langsung memakai hem saja tanpa BH di dalamnya, jadi fungsi kaos singletku adalah sebagai pengganti BH. Soal CD memang sejak usiaku masih anak-anak, aku lebih suka yang model sexy, namun saat SD aku tidak bisa berkutik karena Mamaku yang selalu membelikan semua kebutuhanku.

Baru sejak SMP aku sudah bisa memilih model CD kesukaanku sendiri, karena saat itu aku sudah dipercaya untuk membeli kebutuhanku sendiri, walau uangnya tetap kudapat dari kedua orang tuaku.
Pada awalnya saat aku masih SMP, model CD yang kubeli masih biasa-biasa saja, karena untuk CD yang mini seperti model berenda atau G String rata-rata harganya masih sangat mahal untuk anak seusiaku, apa lagi aku dari kalangan keluarga yang hidupnya hanya pas-pasan.

Baru saat SMA aku bisa membeli dan memakai CD yang kuidam-idamkan dari sejak masih kecil, karena saat itu uang sakuku juga sudah mulai agak banyak, jadi aku bisa menabung dulu untuk membeli penutup alat vital yang kuidam-idamkan itu.

Dan saat SMA-lah aku mulai terbiasa dengan memakai rok mini sebagai seragam sekolah. Pokoknya sejak aku SMU-lah aku merasakan merdeka, bisa memiliki dan memakai CD berenda atau G String yang kuidam-idamkan.

Bayangkan saja modelnya, keduanya hampir sama mininya, hanya yang satu berenda dan yang lainnya G String terbuat dari seutas tali nylon. Saat kukenakan melingkari pinggangku, yang model G String sedikit ada perbedaan, ada ikatannya di samping kanan dan kiri pinggangku.

Semua modelnya seperti bikini yang amat sangat mini, hanya ada secarik kain berbentuk segi tiga di bagian depan, fungsinya hanya mampu menutupi bagian depan liang vaginaku. Sedangkan CD berenda yang kumiliki bagian depannya berbentuk hati kecil dengan renda di pinggirannya.

Waktu SMP masih belum seberapa, namun baru saat aku SMA banyak teman sekolahku, baik teman sekelas atau dari kelas lain termasuk para guruku, sering menelan ludah saat aku lewat di hadapan mereka. Karena saat SMP rok bawahanku masih biasa-biasa seperti layaknya murid wanita yang lain, namun saat SMA aku sudah berani memakai rok mini saat sekolah.

Awalnya pihak sekolah memang melarang, namun lama kelamaan pihak sekolah mungkin bosan juga, atau mungkin juga kepala sekolahku merasa ada baiknya bisa ikut menikmati memandang pahaku yang mulus (Haa.. Haa.. Haa..!).

Bukan GR lho, aku sejak kecil memang sudah cantik dan selalu menjadi bintang sekolah, bukan hanya bintang di kelas saja. Banyak cowok teman sekolahku yang menaksirku tapi mereka harus mundur dengan patah hati karena aku memang tidak mau terikat sejak dulu.

Aku paling tidak suka dengan cowok yang egois, yang jika merasa sudah dekat denganku lalu yang lain tidak boleh lagi mendekatiku. Aku ingin dapat berteman tanpa ada ikatan apa lagi paksaan. Pertama kali aku mengenal permainan sex adalah saat aku masih SMA, bukan sex sungguhan sampai ML.

Maksudku, kami hanya sampai petting hingga oral sex saja, istilahku saat itu SKTR (Sex Kecil Tanpa Resiko). Bagaimana kisahnya, nanti akan kuceritakan pada kisahku yang akan datang, untuk kali ini aku akan menceritakan pengalaman masturbasiku yang pertama.

DOMINO ONLINE

Aku pertama kali melakukan masturbasi saat masih duduk di bangku SMP. Aku sudah lupa waktunya, namun aku masih ingat saat itu aku masih duduk di bangku kelas dua SMP. Sebenarnya ada teman sekelasku yang kutaksir saat itu, namanya Joko. Anaknya pandai.

Dia menjadi temanku saat kelas dua, karena saat masih kelas satu dia bersekolah di Solo, dan baru pada kelas dua orang tuanya pindah tugas ke Surabaya hingga Joko pun harus ikut pindah sekolah.
Banyak teman-teman cewekku yang juga menaruh perhatian pada Joko namun Joko anaknya cuek saja. Tidak seperti teman-teman cowokku yang saat itu yang sudah mulai puber dan banyak tingkahnya, Joko anaknya tenang, lebih pendiam dan sedikit berwibawa.

Mungkin ini juga yang membuat teman-teman cewek lainnya jadi penasaran padanya. Saat-saat aku di rumah, aku sering membayangkan bagaimana kalau seandainya Joko mencium bibirku, meremas payudaraku yang sudah tumbuh membesar itu.

Bahkan aku juga membayangkan bagaimana kalau seandainya jari-jari tangan Joko membelai selangkanganku, menyentuh vaginaku yang bagian luarnya sudah mulai ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku hanya bisa berandai-andai saja, namun aku juga tidak mengerti apakah itu yang dinamakan cinta atau hanya nafsu.

Namun itulah yang kurasakan saat itu. Saat mandi aku mulai sering meraba-raba payudara, selangkangan dan daerah erogenku yang lainnya. Namun aku belum pernah melakukan sesuatu sampai satu saat aku mengalami orgasme, bahkan saat itu aku pun belum tahu apa itu orgasme dan sebagainya. Aku semakin hari semakin asyik merabai tubuhku sendiri hingga aku mulai tahu dimana saja letak bagian tubuhku yang paling nikmat kalau disentuh.

Aku paling senang memainkan klitorisku dengan ujung jari sambil meremas-remas payudaraku. Liang vaginaku selalu becek kalau aku melakukan hal seperti itu. Ada cairan bening merembes keluar dari dalam liang vaginaku keluar membasahi sekitar selangkanganku.

Aku semakin berani menggesek-gesekkan jari ke belahan bibir vaginaku, sambil membayangkan kalau semua ini dilakukan oleh Joko. Kalau di kamar mandi aku selalu mengoleskan sabun cair dulu di seputar bagian luar vaginaku.

Lain lagi kalau kulakukan di atas tempat tidur, sering kugunakan hand body lotion dulu, kulumuri di seputaran selangkanganku baru aku melakukan aktifitas. Licinnya sabun cair atau body lotion tersbut menjadi lebih licin lagi saat bercampur dengan cairan bening yang mengalir keluar dari dalam liang vaginaku saat aku sudah mengalami nafsu yang sangat tinggi.

Kumainkan klitorisku dengan ujung jari, kugesek-gesekkan sambil tanganku yang satu lagi tetap meremas-remas payudaraku dan memilin-milin puting susuku. Aku merasakan sesuatu yang terasa akan meledak keluar dari dalam tubuhku, desakannya semakin lama semakin kuat hingga membuatku menggeliat tidak karuan.

Bibirku terus mendesah menceracau bagaikan anak kecil yang tiba-tiba terserang demam yang tinggi, sampai akhirnya aku mengalami rasa ingin pipis, namun yang terjadi adalah adanya kedutan-kedutan di vaginaku.

Badanku menggigil hebat sekali, kurasakan ada sesuatu yang tumpah keluar dari dalam rahimku memenuhi seluruh bagian dalam liang vaginaku, membasahi dinding-dinding dalam vaginaku. Aku tidak tahu apakah ini yang dinamakan orgasme? Yang jelas setelah itu aku mengalami kelegaan yang amat sangat luar biasa.

Bebanku menjadi hilang, badanku menjadi ringan, pokoknya sulit dilukiskan dengan kata-kata. Belakangan baru kutahu bahwa itulah yang dinamakan orgasme, karena hal-hal itu makin sering kualami, paling tidak tiga kali dalam seminggu aku mengalami hal seperti itu, karena hampir tiga kali dalam seminggunya aku selalu melakukan masturbasi.

Terus terang saat masih SMP aku belum berani membiarkan teman cowokku menyentuhku walau sebanarnya dalam hati ingin sekali, namun aku masih takut akan aturan dan norma-norma pada saat itu.

Apa lagi saat itu aku masih perawan dan pada anak seusiaku sudah ditanamkan betapa pentingnya arti sebuah keperawanan bagi anak gadis. Ini pun mempengaruhi juga caraku melakukan masturbasi.
Aku tidak berani memasukkan ujung jariku ke dalam liang vaginaku, karena aku takut keperawananku akan terenggut oleh jari-jariku sendiri. Padahal pada saat-saat tertentu saat bermasturbasi, ingin sekali rasanya aku memasukkan jariku ke dalam liang vaginaku yang terasa sangat gatal ingin digaruk saja rasanya.

Biasanya hal ini terjadi pada saat aku hampir mengalami orgasme. Dorongan seperti itu datangnya kuat sekali. Tapi untungnya semua mampu kuatasi, aku bisa mencapai puncak kepuasan hanya dengan memainkan klitorisku dengan ujung jariku.

Sementara jari tangan kiriku memainkan klitoris, jari tangan kananku menggosok-gosok belahan bibir vaginaku. Atau saat jari sebelah tanganku memainkan klitoris, tanganku yang lain meremas-remas payudaraku sambil sesekali memilin-milin puting susuku.

Libidoku sejak SMP memang sudah sangat tinggi, aku paling tidak tahan kalau tidak melakukan masturbasi tiga kali dalam seminggu, rasanya selalu ingin uring-uringan saja. Demikianlah sedikit pengalamanku pertama kalinya melakukan masturbasi.

AGEN DOMINO

Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa

Friday, May 20, 2016

Cerita Dewasa , Tiga Wanita Idamanku.

AGEN DOMINO

Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa


Cerita ini berawal ketika aku pacaran dengan Dian. Dian adalah seorang gadis mungil dengan tubuh yang seksi dan dibalut oleh kulit yang putih mulus. Walaupun payudara nya tidak terlalu besar, ya… kira-kira berukuran 34 lah. Selama pacaran, kami belum pernah berhubungan badan.

Hanya saja kalau nafsu sudah tidak bisa ditahan, biasanya kami melakukan oral seks. Dian memiliki dua orang adik perempuan yang cantik. Adiknya yang pertama, namanya Elsa, juga mempunyai kulit yang putih mulus. Namun payudara nya jauh lebih besar daripada kakaknya. Menurut kakaknya, ukurannya 36B.

Inilah yang selalu menjadi perhatianku kalau aku sedang ngapel ke rumah Dian. Payudara nya yang berayun-ayun kalau sedang berjalan, membuat penisku berdiri tegak karena membayangkan betapa enaknya memegang payudara nya. Sedangkan adiknya yang kedua masih kelas 2 SMP. Namanya Agnes. Tidak seperti kedua kakaknya, kulitnya berwarna sawo matang.

Tubuhnya semampai seperti seorang model cat walk. Payudara nya baru tumbuh. Sehingga kalau memakai baju yang ketat, hanya terlihat tonjolan kecil dengan puting yang mencuat. Walaupun begitu, gerak-geriknya sangat sensual.

Pada suatu hari, saat di rumah Dian sedang tidak ada orang, aku datang ke rumahnya. Wah, pikiranku langsung terbang ke mana-mana. Apalagi Dian mengenakan daster dengan potongan dada yang rendah berwarna hijau muda sehingga terlihat kontras dengan kulitnya. Kebetulan saat itu aku membawa VCD yang baru saja kubeli. Maksudku ingin kutonton berdua dengan Dian.

Baru saja hendak kupencet tombol play, tiba-tiba Dian menyodorkan sebuah VCD porno. “Hei, dapat darimana sayang?” tanyaku sedikit terkejut. “Dari teman. Tadi dia titip ke Dian karena takut ketahuan ibunya”, katanya sambil duduk di pangkuanku. “Nonton ini aja ya sayang. Dian kan belum pernah nonton yang kayak gini, ya?” pintanya sedikit memaksa.

“Oke, terserah kamu”, jawabku sambil menyalakan TV. Beberapa menit kemudian, kami terpaku pada adegan panas demi adegan panas yang ditampilkan. Tanpa terasa penisku mengeras. Menusuk-nusuk pantat Dian yang duduk di pangkuanku. Dian pun memandang ke arahku sambil tersenyum.

Rupanya dia juga merasakan. “Ehm, kamu udah terangsang ya sayang?” tanyanya sambil mendesah dan kemudian mengulum telingaku. Aku hanya bisa tersenyum kegelian. Lalu tanpa basa-basi kuraih bibirnya yang merah dan langsung kucium, kujilat dengan penuh nafsu.

Jari-jemari Dian yang mungil mengelus-elus penisku yang semakin mengeras. Lalu beberapa saat kemudian, tanpa kami sadari ternyata kami sudah telanjang bulat. Segera saja Dian kugendong menuju kamarnya. Di kamarnya yang nyaman kami mulai melakukan foreplay. Kuremas payudara nya yang kiri. Sedangkan yang kanan kukulum putingnya yang mengeras.

Kurasakan payudara nya semakin mengeras dan kenyal. Kuganti posisi. Sekarang lidahku liar menjilati vaginanya yang basah. Kuraih klitorisnya, dan kugigit dengan lembut. “Aahh… ahh… sa.. sayang, Dian udah nggak kuat… emh… ahh… Dian udah mau keluar… aackh… ahh… ahh!” Kurasakan ada cairan hangat yang membasahi mukaku.

Setelah itu, kudekatkan penisku ke arah mulutnya. Tangan Dian meremas batangku sambil mengocoknya dengan perlahan, sedangkan lidahnya memainkan buah pelirku sambil sesekali mengulumnya. Setelah puas bermain dengan buah pelirku, Dian mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Mulutnya yang mungil tidak muat saat penisku masuk seluruhnya.

Tapi kuakui sedotannya memang nikmat sekali. Sambil terus mengulum dan mengocok batang penisku, Dian memainkan puting susuku. Sehingga membuatku hampir ejakulasi di mulutnya. Untung masih dapat kutahan. Aku tidak mau keluar dulu sebelum merasakan penisku masuk ke dalam vaginanya yang masih perawan itu.

Saat sedang hot-hotnya, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Aku dan Dian terkejut bukan main. Ternyata yang datang adalah kedua adiknya. Keduanya spontan berteriak kaget. “Kak Dian, apa-apan sih? Gimana kalau ketahuan Mama?” teriak Agnes.

Sedangkan Elsa hanya menunduk malu. Aku dan Dian saling berpandangan. Kemudian aku bergerak mendekati Agnes. Melihatku yang telanjang bulat dengan penis yang berdiri tegak, membuat Agnes berteriak tertahan sambil menutup matanya. “Iih… Kakak!” jeritnya. “Itunya berdiri!” katanya lagi sambil menunjuk penisku.

Aku hanya tersenyum melihat tingkah lakunya. Setelah dekat, kurangkul dia sambil berkata, “Agnes, Kakak sama Kak Dian kan nggak ngapa-ngapain. Kita kan lagi pacaran. Yang namanya orang pacaran ya… kayak begini ini. Nanti kalo Agnes dapet pacar, pasti ngelakuin yang kayak begini juga.
Agnes udah bisa apa belum?” tanyaku sambil mengelus pipinya yang halus. Agnes menggeleng perlahan. “Mau nggak Kakak ajarin?” tanyaku lagi. Kali ini sambil meremas pantatnya yang padat. “Mmh, Agnes malu ah Kak”, desahnya. “Kenapa musti malu? Agnes suka nggak sama Kakak?” kataku sambil menciumi belakang lehernya yang ditumbuhi rambut halus.

“Ahh, i.. iya. Agnes udah lama suka ama Kakak. Tapinya nggak enak sama Kak Dian”, jawabnya sambil memejamkan mata. Tampaknya Agnes menikmati ciumanku di lehernya. Setelah puas menciumi leher Agnes, aku beralih ke Elsa.

“Kalo Elsa gimana? Suka nggak ama Kakak?” Elsa mengangguk sambil kepalanya masih tertunduk. “Ya udah. Kalo gitu tunggu apa lagi”, kataku sambil menggandeng keduanya ke arah tempat tidur. Elsa duduk di pinggiran tempat tidur sambil kusuruh untuk mengulum penisku. Pertamanya sih dia nggak mau, tapi setelah kurayu sambil kuraba payudara nya yang besar itu, Elsa mau juga.

Bahkan setelah beberapa kali memasukkan penisku ke dalam mulutnya, Elsa tampaknya sangat menikmati tugasnya itu. Sementara Elsa sedang memainkan penisku, aku mulai merayu Agnes. “Agnes, bajunya Kakak buka ya?” pintaku sedikit memaksa sambil mulai membuka kancing baju sekolahnya.

Lalu kulanjutkan dengan membuka roknya. Ketika roknya jatuh ke lantai, terlihat CD-nya sudah mulai basah. Segera saja kulumat bibirnya dengan bibirku. Lidahku bergerak-gerak menjilati lidahnya. Agnes pun kemudian melakukan hal yang sama.

Sambil tetap menciumi bibirnya, tanganku bermaksud membuka BH-nya. Tapi segera ditepiskannya tanganku. “Jangan Kak, malu. Dada Agnes kan kecil”, katanya sambil menutupi dadanya dengan tangannya. Dengan tersenyum kuajak dia menuju ke kaca yang ada di meja rias. Kusuruh dia berkaca.

Sementara aku ada di belakangnya. “Dibuka dulu ya!” kataku membuka kancing BH-nya sambil menciumi lehernya. Setelah BH-nya kujatuhkan ke lantai, payudara nya kuremas perlahan sambil memainkan putingnya yang berwarna coklat muda dan sudah mengeras itu. “Nah, kamu lihat sendiri kan. Biar dada kamu kecil, tapi kan bentuknya bagus.

Lagian kamu kan emang masih kecil, wajar aja kalo dada kamu kecil. Nanti kalo udah gede, dada kamu pasti ikutan gede juga”, kataku sambil mengusapkan penisku ke belahan pantatnya. Agnes mendesah keenakan. Kepalanya bersandar ke dadaku. Tangannya terkulai lemas.

Hanya nafasnya saja yang kudengar makin memburu. Segera kugendong dia menuju ke tempat tidur. Kutidurkan dan kupelorotkan CD-nya. Bulu kemaluannya masih sangat jarang. Menyerupai bulu halus yang tumbuh di tangannya. Kulebarkan kakinya agar mudah menuju ke vaginanya.

Kucium dengan lembut sambil sesekali kujilat klitorisnya. Sementara Elsa kusuruh untuk meremas-remas payudara nya adiknya itu. “Aahh… ach… ge… geli Kak. Tapi nikmat sekali, aahh terus Kak. Jangan berhenti. Mmh… aahh… ahh.” Setelah puas dengan vagina Agnes.

DOMINO ONLINE 

Aku menarik Elsa menjauh sedikit dari tempat tidur. Dian kusuruh meneruskan. Lalu dengan gaya 69, Dian menyuruh Agnes menjilati vaginanya. Sementara itu, aku mulai mencumbu Elsa. Kubuka kaos ketatnya dengan terburu-buru. Lalu segera kubuka BH-nya.

Sehingga payudara nya yang besar bergoyang-goyang di depan mukaku. “Wow, tete kamu bagus banget. Apalagi putingnya, merah banget kayak permen”, godaku sambil meremas-remas payudara nya dan mengulum putingnya yang besar. Sedangkan Elsa hanya tersenyum malu.

“Ahh, ah Kakak, bisa aja”, katanya sambil tangan kirinya mengelus kepalaku dan tangan kanannya berusaha manjangkau penisku. Melihat dia kesulitan, segera kudekatkan penisku dan kutekan-tekankan ke vaginanya. Sambil mendesah keenakan, tangannya mengocok penisku. Karena kurasakan air maniku hampir saja muncrat, segera kuhentikan kocokannya yang benar-benar nikmat itu.
Harus kuakui, kocokannya lebih nikmat daripada Dian. Setelah menenangkan diri agar air maniku tidak keluar dulu, aku mulai melorotkan CD-nya yang sudah basah kuyup. Begitu terbuka, terlihat bulu kemaluannya lebat sekali, walaupun tidak selebat Dian, sehingga membuatku sedikit kesulitan melihat vaginanya. Setelah kusibakkan, baru terlihat vaginanya yang berair.

Kusuruh Elsa mengangkang lebih lebar lagi agar memudahkanku menjilat vaginanya. Kujilat dan kuciumi vaginanya. Kepalaku dijepit oleh kedua pahanya yang putih mulus dan padat. Nyaman sekali pikirku. “aahh, Kak… Elsa mau pipiss…” erangnya sambil meremas pundakku.

“Keluarin aja. Jangan ditahan”, kataku. Baru selesai ngomong, dari vaginanya terpancar air yang lumayan banyak. Bahkan penisku sempat terguyur oleh pipisnya. Wah nikmat sekali jeritku dalam hati. Hangat. Setelah selesai, kuajak Elsa kembali ke tempat tidur.

Kulihat Dian dan Agnes sedang asyik berciuman sambil tangan keduanya memainkan vaginanya masing-masing. Sementara di sprei terlihat ada banyak cairan. Rupanya keduanya sudah sempat ejakulasi. Karena Dian adalah pacarku, maka ia yang dapat kesempatan pertama untuk merasakan penisku. Kusuruh Dian nungging.

“Sayang, Dian udah lama nunggu saat-saat ini”, katanya sambil mengambil posisi nungging. Setelah sebelumnya sempat mencium bibirku dan kemudian mengecup penisku dengan mesra. Tanpa berlama-lama lagi, kuarahkan penisku ke vaginanya yang sedikit membuka. Lalu mulai kumasukkan sedikit demi sedikit.

Vaginanya masih sangat sempit. Tapi tetap kupaksakan. Dengan hentakan, kutekan penisku agar lebih masuk ke dalam. “Aachk! Sayang, sa… sakit! aahhck… ahhck…” Dian mengerang tetapi aku tak peduli. Penisku terus kuhunjamkan.

Sehingga akhirnya penisku seluruhnya masuk ke dalam vaginanya. Kuistirahatkan penisku sebentar. Kurasakan vaginanya berdenyut-denyut. Membuatku ingin beraksi lagi. Kumulai lagi kocokan penisku di dalam vaginanya yang basah sehingga memudahkan penisku untuk bergerak.

Kutarik penisku dengan perlahan-lahan membuatnya menggeliat dalam kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Makin kupercepat kocokanku. Tiba-tiba tubuh Dian menggeliat dengan liar dan mengerang dengan keras. Kemudian tubuhnya kembali melemas dengan nafas yang memburu. Kurasakan penisku bagai disemprot oleh air hangat.

Rupanya Dian sudah ejakulasi. Kucabut penisku dari vaginanya. Terlihat ada cairan yang menetes dari vaginanya. “Kok ada darahnya sayang?” tanya Dian terkejut ketika melihat ke vaginanya. “Kan baru pertama kali”, balas Dian mesra. “Udah, nggak apa-apa. Yang penting nikmat kan sayang?” kataku menenangkannya sambil mengeluskan penisku ke mulut Elsa.

Dian cuma tersenyum dan setelah kucium bibirnya, aku pindah ke Elsa. Sambil mengambil posisi mengangkang di atasnya, kudekatkan penisku ke mulutnya. Kusuruh mengulum sebentar. Lalu kuletakkan penisku di antara belahan payudara nya.

Kemudian kudekatkan kedua payudara nya sehingga menjepit penisku. Begitu penisku terjepit oleh payudara nya, kurasakan kehangatan. “Ooh… Elsa, hangat sekali. Seperti vagina”, kataku sambil memaju-mundurkan pinggulku. Elsa tertawa kegelian. Tapi sebentar kemudian yang terdengar dari mulutnya hanyalah desahan kenikmatan.

Setelah beberapa saat mengocok penisku dengan payudara nya, kutarik penisku dan kuarahkan ke mulut bawahnya. “Dimasukin sekarang ya?” kataku sambil mengusapkan penisku ke bibir kewanitaannya. Kusuruh Elsa lebih mengangkang. Kupegang penisku dan kemudian kumasukkan ke dalam kewanitaannya.

Dibanding Dian, vagina Elsa lebih mudah dimasuki karena lebih lebar. Kedua jarinya membuka kewanitaannya agar lebih gampang dimasuki. Sama seperti kakaknya, Elsa sempat mengerang kesakitan. Tapi tampaknya tidak begitu dipedulikannnya. Kenikmatan hubungan seks yang belum pernah dia rasakan mengalahkan perasaan apapun yang dia rasakan saat itu. Kupercepat kocokanku.

“Aahh… aahh… aacchk… Kak terus Kak… ahh… ahh… mmh… aahh… Elsa udah mau ke… keluar.” Mendengar itu, semakin dalam kutanamkan penisku dan semakin kupercepat kocokanku. “Aahh… Kak… Elsa keluar! mmh… aahh… ahh…” Segera kucabut penisku. Dan kemudian dari bibir kemaluannya mengalir cairan yang sangat banyak.

“Elsa, nikmat khan?” tanyaku sambil menyuruh Agnes mendekat. “Enak sekali Kak. Elsa belum pernah ngerasain yang kayak gitu. Boleh kan Elsa ngerasain lagi?” tanyanya dengan mata yang sayu dan senyum yang tersungging di bibirnya. Aku mengangguk. Dengan gerakan lamban, Elsa pindah mendekati Dian. Yang kemudian disambut dengan ciuman mesra oleh Dian.

“Nah, sekarang giliran kamu”, kataku sambil merangkul pundak Agnes. Kemudian, untuk merangsangnya kembali, kurendahkan tubuhku dan kumainkan payudara nya. Bisa kudengar jantungnya berdegup dengan keras. “Agnes jangan tegang ya. Rileks aja”, bujukku sambil membelai-belai vaginanya yang mulai basah. Agnes cuma mengangguk lemah. Kubaringkan tubuhku.

Kubimbing Agnes agar duduk di atasku. Setelah itu kuminta mendekatkan vaginanya ke mulutku. Setelah dekat, segera kucium dan kujilati dengan penuh nafsu. Kusuruh tangannya mengocok penisku. Beberapa saat kemudian,

“Kak… aahh… ada yang… mau… keluar dari memek Agnes… aahh… ahh”, erangnya sambil menggeliat-geliat. “Jangan ditahan Agnes. Keluarin aja”, kataku sambil meringis kesakitan. Soalnya tangannya meremas penisku keras sekali. Baru saja aku selesai ngomong, vaginanya mengalir cairan hangat.

“Aahh… aachk… nikmat sekali Kak… nikmat…” jerit Agnes dengan tangan meremas-remas payudara nya sendiri. Setelah kujilati vaginanya, kusuruh dia jongkok di atas penisku. Begitu jongkok, kuangkat pinggulku sehingga kepala penisku menempel dengan bibir vaginanya. Kubuka vaginanya dengan jari-jariku, dan kusuruh dia turun sedikit-sedikit.

Vaginanya sempit sekali. Maklum, masih anak-anak. Penisku mulai masuk sedikit-sedikit. Agnes mengerang menahan sakit. Kulihat darah mengalir sedikit dari vaginanya. Rupanya selaput daranya sudah berhasil kutembus. Setelah setengah dari penisku masuk, kutekan pinggulnya dengan keras sehingga akhirnya penisku masuk semua ke vaginanya.

Hentakan yang cukup keras tadi membuat Agnes menjerit kesakitan. Untuk mengurangi rasa sakitnya, kuraba payudara nya dan kuremas-remas dengan lembut. Setelah Agnes merasa nikmat, baru kuteruskan mengocok vaginanya. Lama-kelamaan Agnes mulai menikmati kocokanku.

Kunaik-turunkan tubuhnya sehingga penisku makin dalam menghunjam ke dalam vaginanya yang semakin basah. Kubimbing tubuhnya agar naik turun. “Aahh… aahh… aachk… Kak… Agnes… mau keluar… lagi”, katanya sambil terengah-engah. Selesai berbicara, penisku kembali disiram dengan cairan hangat.

Bahkan lebih hangat dari kedua kakaknya. Begitu selesai ejakulasi, Agnes terkulai lemas dan memelukku. Kuangkat wajahnya, kubelai rambutnya dan kulumat bibirnya dengan mesra. Setelah kududukkan Agnes di sebelahku, kupanggil kedua kakaknya agar mendekat. Kemudian aku berdiri dan mendekatkan penisku ke muka mereka bertiga.

Kukocok penisku dengan tanganku. Aku sudah tidak tahan lagi. Mereka secara bergantian mengulum penisku. Membantuku mengeluarkan air mani yang sejak tadi kutahan. Makin lama semakin cepat. Dan akhirnya, crooottt… croott… creet… creet! Air maniku memancar banyak sekali. Membasahi wajah kakak beradik itu. Kukocok penisku lebih cepat lagi agar keluar lebih banyak.

Setelah air maniku tidak keluar lagi, ketiganya tanpa disuruh menjilati air mani yang masih menetes. Lalu kemudian menjilati wajah mereka sendiri bergantian. Setelah selesai, kubaringkan diriku, dan ketiganya kemudian merangkulku.

Agnes di kananku, Elsa di samping kiriku, sedangkan Dian tiduran di tubuhku sambil mencium bibirku. Kami berempat akhirnya tertidur kecapaian. Apalagi aku, sepanjang pengalamanku berhubungan seks, belum pernah aku merasakan yang senikmat ini. Dengan tiga orang gadis, adik kakak, masih perawan pula semuanya.

AGEN DOMINO

Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa

Cerita Dewasa , Pesona Lekuk Tubuh Tante Girang.

AGEN DOMINO

Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa


Setelah sepulang sekolah bisanay aku disuruh untuk menjaga took milik tante girang, dia adalah teman dari ibuku yang saudaranya jauh sekali, aku mulai menjaga toko ini 3 minggu yang lalu, yang beli biasanya ibu iu rumah tangga karena yang disediakan disini adalah menjual sembakao, Toko milik tante Lina berdempetan dengan toko tante girang.

Dia biasanya saling omong-omong, bersenda gurau dengan Tante Girang xxx, dan apabila telah begini tentu lama sekali selesainya. Dan seperti biasanya, aku pulang duluan ke rumah karena Tante Girang xxx biasanya dijemput oleh suaminya atau anaknya.

Tapi suatu saat, ketika mau pulang aku teringat bahwa harus mengantarkan Indomie ke pelanggan, aku cepat-cepat balik ke toko. Dan memang toko sudah sepi, pintu pun hanya ditutup tanpa dikunci. Aku pun langsung masuk menuju tempat penyimpanan Indomie.

Ternyata aku menyaksikan peristiwa yang tidak kuduga sama sekali, kulihat Tante Girang xxx dengan posisi tetelentang di antara tumpukan karung beras sedang dioral kemaluannya oleh Bu Lina. Tante Girang xxx sangat menikmati dengan rintihannya yang ditahan-tahan dan tangannya memegang kepala Bu Lina untuk dirapatkan ke selangkangannya.

Karena terkejut atas kedatanganku, maka keduanya pun berhenti dengan memperlihatkan wajah sedikit malu-malu. Tapi tidak sampai lima detik, mereka pun tersenyum dengan penuh artii
“Kamu belum pulang to Her (Hery namaku), kebetulan lho kita bisa rame-rame, ya kan Bu Lina..?” ucap Tante Girang xxx sambil menariktangan Bu Lina ke arah kedua dadanya yang terbuka.
“Ayo sini Her.., jangan malu, ughh, ahh..!” desah Tante Girang xxx lagi, kali ini tangannya melambai ke arahku.

Dan aku pun sempat bingung tidak tahu harus berbuat apa, tapi karena kedua wanita dalam keadaan tanpa pakaian seperti itu memanggilku, nafsu kelelakianku bangkit walaupun aku belum pernah merasakan sebelumnya.

Perlahan aku mendekati keduanya sambil melihat mereka berdua. Seperti seorang raja aku pun disambut, mereka yang tadinya telentang dan menindih kini mereka bangkit dan duduk sambil menata rambutnya masing-masing.
Hanya lima langkah aku pun sampai di hadapanya, dan dengan lihai mereka berdua langsung meremas selangkanganku.

“Her, ini pernah masuk ke sarangnya belum..?” tanya Tante Girang xxx manja.
“Be.., belum Tante..!” jawabku polos sambil menahan rasa geli yang begitu nikmat.
“Wah.., hebat dong belum pernah. Pertama kali langsung dapat dua lubang..!” canda Bu Lina, sementara tangannya menarik lepas celanaku hingga aku benar-benar telanjang di hadapan mereka.
Dan sesaat kemudian aku merasakan kehangatan padabatang kemaluanku. Terdengar srup, srup ahh. Tante Girang xxx dan Bu Lina seakan ingin berebut untuk menikmati batang kemaluanku yang berukuran normal-normal saja.

“Ayo Bu.., hisap yang lebih kenceng biar keluar isinya..!”
“Iya Bu.., ini kontol kok enak banget sih..?”
“Cupp.., crupp..!” kata mereka berdua saling menyahut.
Aku hanya pasrah menikmati perlakuannya dan sesekali kuusap pipi-pipi kedua Tante-Tante itu dengan nafsu juga.

Tidak sampai 10 menit, aku merasakan sesuatu kenikmatan luar biasa yang biasanya terjadi dalam mimipi, badanku menegang, mataku terpejam untuk merasakan sesuatu yang keluar dari kemaluanku. Tumpahan maniku memuncrat mengenai wajah Bu Lina dan Tante Girang xxx, dan dengan serta merta Tante Girang xxx mengalihkan lumatan dari punyaku ke wajah Bu Lina.
Dengan buas sekali mereka saling berciuman bibir, berebutan untuk menelan air kenikmatan punyaku. Aku pun berjongkok dan membuka paha Tante Girang xxx, Tante Girang xxx hanya menurut.

“Mau apa kau Sayang..?” desah Tante Girang xxx.
Aku hanya diam saja dan mengarahkan wajahku ke arah selangkangannya yang berbau anyir dan tampak mengkilap karena sudah basah. Aku mencoba untuk melakukan seperti di film-film. Kumasukkan lidahku ke dalam rongga-rongga vaginanya serta menyedot-nyedot klitorisnya yang kaku itu.

DOMINO ONLINE

Kurasakan ketika aku menyedot benda kecil Tante Girang xxx, Tante Girang xxx selalu menggelinjang dan mengangkat pantatnya, sehingga kadang hidungku ikut mencium benda kecil itu.

“Her.., kamu kok pinter banget sih, terus, terus uggh.. ughh.. ahhh, ehh, aahhh..!” ceracau Tante Girang xxx.
“Terus Her, terus..! Beri Tantemu surga kenikmatan, ayo Her..!” ucap Bu Lina yang memilin dan mengemut puting susu Tante Girang xxx.
“Terus Bu..! Her.., aku mau muncrat! Ayo Her.., sedot yang keras lagi..!” pinta Tante Girang xxx.
Aku pun semakin liar memainkan vaginanya, dan dengan teriakan Tante Girang xxx, “Aghh.., ughh..!” lidahku merasakan ada cairan kental keluar dari vagina Tante Girang xxx. Aku cepat-cepat menangkapnya dan sedikit ragu untuk menelannya.

“Her, sudah Her.., Tante sudah puas nih..! Kamu gantian dengan Bu Lina ya..!” ucapnya sambil tangannya mengusap cairannya yang keluar dari liang senggamanya.
Aku pun tidak sadar bahwa batang kemaluanku sudah bangun lagi, tegak dengan sempurna walaupun sedikit terasa ngilu.

“Bentar Her.., kamu disini dulu ya..!” pinta Bu Lina sambil keluar ke tempat tumpukan koran dan mengambil beberapa lembar.
Kemudian Bu Lina masuk ke gudang lagi dengan menggelar koran yang dibawanya. Setelah kira-kira cukup, Bu Lina menelentangkan tubuhnya dan memanggilku, “Ayo sekarang giliran saya dong Her..!” katanya sambil tangannya meremas susunya sendiri.

Aku pun langsung mengangkanginya dan kedua tangan pun mengganti tangannya untuk meremas susu-susunya yang masih kenyal. Lembut, halus, enak rasanya memegang payudara orang dewasa.
“Her.., masukin dong tuh burung kamu ke lubang Lina, ayo dong Her..!” bisiknya lembut.
intermezooo….Silahkan lanjutkan baca Cerita Ngentot Tante Girang nya ya….||||
Aku pun berusaha untuk mengarahkan masuk ke liangnya, tapi dasar memang masih amatir, terasa terpeleset terus.

“Ayo Lina bantu biar nggak salah sasaran..!” ucapnya.
Dan tangannya pun memegang batang kemaluanku dengan lembut dan memberikan kocokan sebentar, dan akhirnya dibimbing masuk ke lubang kenikmatannya.
Ini pertama kali kurasakan penisku masuk ke sarangnya. Terasa hangat, lembab, nikmat dan seperti ditarik-tarik dari dalam kamaluan Bu Lina. Secara naluri aku pun mulai menggerakkan pantatku maju mundur secara pelan dan berirama.

“Terus Her.., masukkin lagi yang lebih dalam, ayooo, ughh..!” desah Bu Lina.
Tangan Bu Lina pun telah memegang pantatku dan menekan-nekan supaya doronganku lebih keras, sedangkan kakinya telah melingkar di pinggangku.

Kira-kira hanya 10 menit berlalu, Bu Lina menjerit sambil menggaruk punggungku dengan keras, “Ooohhh.., aku ngejrot.., Her..! Yeess.., uhhh..!”
Kemudian tubuhnya lunglai dan melepaskan kakinya yang melingkar di pinggangku. Aku pun bangkit meninggalkan Bu Lina yang telentang dan tampak dari liang kenikmatannya sangat banyak cairan yang keluar. Kuhampiri Tante Girang xxx yang mulai menutup pintu-pintu tokonya. Aku pun turut membantunya untuk mengemasi barang-barang.

Setelah beberapa menit menunggu jemputan, terdengar telpon berdering. Setelah kuangkat ternyata mobil yang dipakai menjemput dipakai suaminya untuk ngantar tetangga pindahan. Kemudian aku pun menawarkan untuk mengantarkan ke rumah Tante Girang xxx dengan Impresa 95 kesayanganku.

Di dalam perjalanan, Tante banyak bercerita bahwa hubungan lesbinya dengan Bu Lina sudah 3 tahun, karena Omku suka pulang malam (mabuk-mabukan, judi, nomor buntut, dan sebagainya) sehingga tidak puas bila dicumbu oleh Omku. Sedangkan Bu Lina memang janda karena suaminya minggat dengan wanita lain.

Sampai di rumah Tante Girang xxx, suasananya memang sepi karena anaknya kuliah dan Omku sedang mengantar tetangga pindah rumah. Setelah aku angkat-angkat barang ke dalam rumah, aku pun lalu pamitan mau pulang kepada Tante Girang xxx. Aku terkejut, ternyata Tante Girang xxx bukannya memperbolehkan aku pulang, tetapi malah menarik tanganku menuju kamar Tante Girang xxx.

“Her.., Tante tolong dipuasin lagi ya Yang..!” pintanya sambil memelukku dan menempelkan kedua buah dadanya ke tubuhku.

Aku pun mencium bibirnya yang terbuka dan mengulumnya dengan nafsu, demikian pula Tante Girang xxx. Kemudian dengan dorongan, jatuhlah tubuh kami berdua di kasurnya, dan dengan bersemangat kami saling meraba, menindih, merintih. Hingga akhirnya aku melepaskan maniku ke dalam kemaluan Tante Girang xxx.

Aku pun pamitan pulang dengan mencium bibirnya dan meremas susunya dengan lembut. Kemudian dari laci lemari diambilnya uang seratus ribuan, dan diberikan kepadaku, “Untuk rahasia kita..!” katanya.

Sampai saat ini lebih dari 2 tahun aku bekerja di toko Tante Girang xxx, dan hubungan badanku dengan Tante Girang xxx dan Bu Lina masih berlangsung. Dan yang menyenangkan adalah Tanti, anak Bu Lina mau kupacari, dan aku ingin menjadikannya sebagai istri.

AGEN DOMINO

Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa

Thursday, May 19, 2016

Cerita Dewasa , Sentuhan Penuh Arti.

AGEN DOMINO

Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa

Aku baru selesai mandi sore dan mulai membuka buku untuk dibaca. Tetapi kulihat seseorang memasuki halaman dan aku segera menguakkan korden agar lebih jelas siapa yang memasuki halaman itu.

Aku kaget dan gembira, ternyata yang datang adalah Eva, saudara sepupuku yang kuliah di Surabaya, semester pertama, usianya sekitar 19 tahun. “Hai, kamu sukanya bikin kejutan. Kenapa nggak bilang-bilang kalau mau datang?” kataku basa-basi.

“Kalau bilang dulu mau nyediain apa..” Setelah basa-basi kutawarkan mandi dulu agar hilang capeknya. Selesai mandi, ia membereskan kembali tasnya. Sepintas ia melihat dinding di sekeliling kamarku, yang penuh dengan gambar telanjang. Dia tersenyum dan berkomentar.

“Bagaimana kalau ada anak-anak yang masuk ke kamar ini”, aku jawab bahwa kamar ini khusus untuk orang yang sudah dewasa. “Kalau begitu ada gambar yang lebih porno lagi dong..” “Ada, mau lihat?” Sebelum menjawab, kuambilkan beberapa foto porno kegemaranku yang kusimpan di dalam lemari pakaianku. “Mau lihat, nggak apa-apa kok untuk pelajaran aja.”

Dengan ragu-ragu ia terima juga foto-foto kategori Mesum, dan dilihatnya dengan cermat, entah apa yang berkecamuk di dalam hatinya aku tidak tahu, tapi terlihat ekspresinya begitu tenang sekali. Entah karena sudah terbiasa, atau karena begitu pandainya ia menyembunyikan perasaannya. “Gimana, komentar dong.”

“Ada filmnya nggak?” “Nggak ada, tapi kalau yang asli justru ada”, kataku sambil bergurau. “Yang asli mana, coba” aku terkejut mendengar pernyataannya, sampai-sampai aku hampir tidak bisa menjawabnya.

“Eh, ada tapi itu anu..” aku jadi gugup, sambil kuarahkan jariku ke arah kemaluanku. “Tapi apa Mas..” “Tapi harus ada gantinya, barter gitulah.” “Tapi kalau yang ini aku nggak punya”, sambil ujung jarinya menunjukkan kemaluan pada gambar yang ia pegang.

“Yang semacam juga nggak pa-pa” “Yang bener nih”, sambil tangannya bersiap-siap mau memegang daerah terlarangku yang masih terbungkus celana. “He-eh bener”, kujawab saja sekenanya, aku kira hanya gertakan saja dia mau memegang kemaluanku. Betapa kagetku ternyata tangannya benar-benar memegang kemaluanku dari luar celana.

Aku tidak bisa bilang apa-apa, selain menikmatinya dengan perasaan senang. Secara refleks kuraih kepalanya dan kudekap sambil dalam hati berkecamuk memikirkan peristiwa ini. Kalau pacar atau orang lain aku tidak bingung, tetapi ini adalah saudara sepupuku yang sewaktu kecil sering bermain bersama.

Tetapi karena ia terus mengusap kemaluanku dari luar celana, aku buang pikiran itu jauh-jauh keraguanku. Keputusanku adalah menikmati saja peristiwa ini. Kucium keningnya, pipinya dan bibirnya. Sambil kugerayangi punggungnya, lehernya, pinggangnya, pantatnya dan terakhir buah dadanya.

Sebagai penjajakan saja apa reaksinya. Ternyata ia diam saja, bahkan semakin keras memegang selangkanganku. Terus kuciumi bibirnya sampai nafasnya memburu. Kubuka kausnya, dan aku melihat kulit tubuh yang tidak pernah terkena matahari itu demikian menimbulkan birahiku.

DOMINO ONLINE 

Kubuka BH-nya dan tambah kagum aku atas keindahannya. Kuelus buah dadanya yang kenyal dan sekali-kali kupencet putingnya yang membuat nafasnya makin memburu. Begitu aku berusaha mencium buah dadanya, ia mundur sambil menarik tanganku ke arah tempat tidur. Dalam keadaan telentang tampaknya ia sudah siap menerima tindakanku berikutnya, buah dadanya yang menantang bergelantungan.

Sebelum aku mendekatkan diri, aku melepaskan pakaianku hingga tuntas, sehingga batang kejantananku yang sudah membesar tergantung-gantung mengikuti gerak dan langkahku. Bersamaan dengan itu ia melepaskan juga pembungkus tubuhnya yang masih tersisa, sehingga kami benar-benar sudah telanjang bulat.

Tubuhnya benar-benar mulus, tidak ada cacat, payudaranya sedang, masih kencang, puting susunya coklat tua, mendekati hitam, perutnya ramping, lipatan kecil di perutnya menunjukkan belum begitu banyak lemak di situ, pinggulnya sedang, bulu kemaluannya tipis, sehingga bibir kemaluannya yang mengatup dengan rapi terlihat begitu indahnya. Ia raih batang kemaluanku, dan aku mendekatkan diri sehingga mudah baginya untuk mengulum dan menjilati batang kejantananku.

Sementara tanganku tanpa kusadari sudah meraih bibir liang kewanitaan nya yang sudah basah. Kuelus-elus bibir kemaluannya sambil kucari dan sesekali kusentuh klitorisnya. Dan kumasukkan jari tengahnya menggapai dasar kemaluannya. “Jilat kepalanya”, aku berbisik kepadanya. Dengan sigapnya ia segera tahu maksudku.

Ia segera mulai menjilati kepala kemaluanku yang semakin membesar saja dan mengkilap oleh jilatan. Rasa geli dan nikmat bercampur jadi satu. Birahiku benar-benar sudah sampai di ujung, ingin segera mengikuti naluriku untuk segera memasukkan ke dalam liang kewanitaan nya.

Tetapi nanti dulu, kuciumi dulu tubuh Eva, dari mulai bibir, telinga, leher, buah dada, perut dan liang kewanitaan nya. Kujilat-jilat klitorisnya yang membuat dia menggelinjang ke kanan kiri tidak karuan, pantatnya dia angkat tinggi-tinggi sehingga aku mempunyai ruang yang baik untuk melakukan kegiatanku menjilati klitorisnya yang sekilas kulihat semakin bengkak dan merah.

Sampai suatu saat tubuhnya makin menegang sambil berteriak menyebutkan sesuatu yang tidak jelas, bersamaan dengan itu membanjirlah cairan bening dari liang kewanitaan nya. “Aku sampai Mas, aku sampai Mas…” begitulah ucapan yang kutangkap dengan nafas terengah-engah.

Kemudian kuambil posisi untuk menyetubuhinya, kemaluanku yang sudah tegang dan membesar di ujungnya kusiapkan di depan pintu gerbang kewanitaannya. Dengan bimbingan tangannya, kumasukkan kemaluanku sampai habis tertelan oleh liang kewanitaan nya. Kembali ia mengerang, sambil memelukku dengan keras.

Sejenak kudiamkan saja batang kejantananku di dalam. Kurasakan pijitan liang kewanitaan nya sangat membuatku semakin nikmat. Batang kejantananku masih kudiamkan terendam di situ. Eva mulai menggerak-gerakkan pinggulnya, sampai kusentuh dasar kemaluannya yang terasa seperti benjolan yang semakin keras menyentuh-nyentuh kepala kemaluanku.

Semakin nikmat rasanya, sehingga aku sendiri tidak tahan lagi dengan gesekan dan pijitan dari liang kewanitaan nya sehingga otot-otot pada tubuhku menegang dan bersamaan dengan itu, tanpa kusadari keluar maniku membasahi dan menghangatkan dasar kemaluannya.

Kurasakan Eva lagi-lagi mencapai orgasme. Kali ini lebih panjang erangannya, semakin kuat ia memelukku dan gerakan tubuhnya semakin tidak teratur. Kutancapkan dalam-dalam kemaluanku, hingga kami saling berpelukan. Beberapa detik kemudian kami terkulai. Aku masih belum ingin mencabut kemaluanku yang bersarang dengan damai di liang kewanitaan nya.

Kubalik tubuhku sehingga ia menjadi menindihku. Eva benar-benar puas dan sangat-sangat kelelahan. Beberapa menit kemudian ia sudah tertidur dengan pulas. Kemaluanku yang sudah melemah masih berada di dalam liang kewanitaan nya. Aku pun tertidur, dengan perasaan lega. Tengah malam kami bangun dan bermain lagi sampai puas.

Tiap bangun bermain lagi. Sampai akhirnya kami benar-benar tertidur hingga jam 10 pagi. Karena di rumah tempat kost-ku cukup tesedia makanan instan. Sehingga hari itu kami bisa melakukan dengan sepuas-puasnya, dan kami merasa tidak perlu lagi memakai baju di dalam rumah. Memasak air, menyapu mencuci piring selalu diselingi dengan adegan percintaan.

Sampai sore hari ia berpamitan kembali ke Surabaya melanjutkan kuliahnya. Sejak saat itu ia sering ke kotaku. Sampai ia mempunyai pacar dan menikah.

Cerita Dewasa , Metode Pengobatan Yang Konyol.

AGEN DOMINO

Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa

Ini adalah pengalamanku waktu aku masih duduk di bangku SMU. Aku termasuk salah satu bunga sekolah di sekolahku dan berprestasi di bidang seni. Rumahku sering didatangin tamu-tamu papaku, baik partner bisnis, karyawan atau temen.

Temen papa yg bernama Om Wawan sering datang ke rumah aku di sore hari, hanya sekedar ngobrol dan minum teh ama papa di kebun belakang rumahku. Konon, Om Wawan mempunyai indra keenam, bisa melihat dan melamar nasib, dan bisa melihat dan berkomunikasi dengan makhluk2 halus.

Kadang-kadang dia bawa anaknya atau istrinya juga, dan aku suka ikut nimbrung dgn mereka, topik apa aja mereka juga bahas. Om Wawan yg berkacamata tebal sudah lumayan tua, sekitar umur 65 thn, dan badannya agak gemuk dgn perut yg buncit dan napas yg bau. Tipe-tipe badan orang tua yang tidak fit lagi. Keriput di muka dan tangannya sudah terlihat jelas.

Om Wawan suka ngelirik aku, curi-curi pandang mukaku lalu badanku. Aku risih sekali apalagi yg ngelirik adalah temen papaku sendiri yg sudah tua. Aku hanya suka membalas Om Wawan dgn senyuman, dan berkata ,”Om, jgn lihatin Nini sampe gt dong, kan malu.” Om Wawan suka tersenyum mesum, “Habis Nini manis dan cakep sih, cowok yg mana gak suka liatin Nini.” Dan aku jadi tersipu malu.

Suatu Sabtu sore hari, seperti biasanya, Om Wawan datang ke rumah aku utk ngobrol ama papa, tp wkt itu papa dan mama sedang keluar, jadi aku yg ngobrol ama Om Wawan. Tiba-tiba Om Wawan tanya aku, “Nini gak perawan lagi ya?” Trus aku kaget dan diam aja, lalu Om Wawan bilang ,”Gak apa apa kok, jujur aja, Om janji gak kasih tau papa mama deh.” Aku diem aja dan merasa takut kalau Om Wawan bisa membaca pikiran aku.

“Om sudah tau kok dari dulu, makhluk halus yg Om pelihara kasih tau ke Om, katanya kamu sudah gak perawan. Sudah banyak yg tidurin kamu. Dan ada penyakit di badan kamu.” Aku jadi kaget ketakutan krn dikasih tau ada penyakit di dlm badanku, “Penyakit apa Om? Parah gak? Bisa disembuhin gak?”, tanyaku bertubi-tubi.

“Yah, mayan parah lah” Aku hanya diem membisu karena sudah ketakutan. “Tp Nini gak usah takut, Om bisa sembuhin kok.” Aku agak lega ,”Oh ya? Gimana?” “Nini harus ikut instruksi Om tanpa bantah, bisa gak?” “Ok, Nini akan ikut semua instruksi dari Om.” “Nah, sekarang ambil segelas air putih buat Om.”

Perasaanku bercampur antara takut dan nervous, pergi ke dapur utk ambil segelas air. “Nih airnya Om” “Ok, Nini minum airnya dikit.” Aku merasa aneh tapi hanya turut aja disuruh minum lalu Om Wawan minum air yg baru aku minum. “Ini Om lagi mencoba membersihkan penyakit di dalam tubuh kamu. Sekarang julurkan lidah kamu. Om mau liat.” Aku menjulurkan lidahku, lalu Om Wawan menyedot dgn kuat lidahku. Ada sensasi aneh di dlm tubuhku.

Lalu Om Wawan memasukkan tangannya di dlm celana dalamku, aku kaget! “Jangan takut, Nini. Om mau tau separah apa penyakit yg dijangkitin Nini. Ada makhluk halus di dalam tubuh Nini yg suka mengganggu kesehatan Nini.” Aku ketakutan dikasih tau ada makhluk halus di dalam tubuhku, jadi aku diem saja Om Wawan menyentuh vaginaku.

DOMINO ONLINE

Aku merasa enak Om Wawan menyentuh vaginaku, dan aku merasa vaginaku dah basah, Om Wawan mengeluarin tangannya dan menjilat jarinya yg basah, “Nini dah basah ya?” Trus aku diem saja, lalu Om Wawan menaikin kausku, dan mengeluarkan pentilku dari BH, lalu dia mengemut pentilku dgn kuat, aku merasa enak dan tanpa sadar aku sudah mendesah keenakan. “Ke kamar Nini yuk, biar Om lebih leluasa mengobati Nini.”

Aku nurut saja ama kata2 Om Wawan Begitu di kamarku, Om Wawan melepaskan celananya ,”Nini, kulumin kontol Om!” Aku enggan mengulumin kontol nya karena keliatan bau n kotor kontol nya. “Katanya mau diobatin penyakitnya? Kulum kontol Om buat ngusir makhluk halus di dlm tubuh Nini.” Aku jadi nurut karena aku mau diobatin.

Aku mengulum kontol Om yg lagi lemas ketiduran, aku mengemut kontol Om sampe mengeras dan Om Wawan mendesah keenakan ,”lbh cepat kulumnya… ashh ahhh… ngemut2 kontol Om lbh keras dan lebih cepat.” Aku ikut instruksinya dan menahan napas dr bau kontol Om. Om mendesah keenakan terus, lalu Om Wawan menyuruh aku telanjang, karena ini adalah upacara utk mengusir makhluk halus.

Om merebahkan aku di atas ranjang lalu dia menciumin aku, dia melumat bibirku dengan ganas, menciumin seluruh mukaku, melumat pentil aku kuat lalu menjilati vaginaku ,”aashhhh… enak Om…. ah ahh ashh hmm… Om, aku ga tahan lagi Om, ahhhh ashhhhhhhhhh…. masukin kontol Om dong….”

Tapi Om Wawan sengaja ga mo masukin kontol nya, dia masih bermain2 dgn vaginaku dgn lidah dan jarinya… sampe aku memohon mohon, “Om, cepet dong… masukin kontol Om ke dalam memekku, aku dah ga tahan lagi… ahh ahhhh… tolong Om… cepet masukin”

Lalu Om Wawan memasukin kontol nya di dalam vaginaku, “Oh… asiknya Om… ah ahahhh ashhhh” Om Wawan mengenjot pelan pelan, “Om, ahh ahh…. cepet dong ngenjotnya… ahhh ashhh ahhhhahhhh… lbh kuat dong…” “Wah, Nini binal sekali… Om baru tau…” Lalu dia mengenjot lbh cepat n kuat sambil melumat bibirku dan memeras tetekku kuat kuat. “Om lbh kuat meremas tetekku ahhhh ahhh” Kita ganti posisi ke doggy style dan aku on top….

Om Wawan sangat lihai dlm permainan ini… dia membuat aku lupa diri dan merasa high sekali… kita berdua meraung raung keenakan di dlm kamar… ahhh aaaaaaaaaahhhhhsssssahhhhhhhhh ihhhhhhh assshhhhh uhhhhhhhhahhhhha….. “Nini, Om sudah mau keluar…. Om crut di dlm memek Nini yah” “Iya, Om… boleh ahh ahhhh cepet, ahhh Nini juga udah mau keluar ahh ahhhh”

Om Wawan mengenjot lebih cepet dan kuat, ahhh ahhhh tiba2 tubuhnya megenjang, tandanya dia sudah keluarin spermanya di dalam vaginaku… lalu Om Wawan mengeluarin kontol nya dan meletakan di dalam mulutku, aku mengulum kontol nya dgn asik dan Om Wawan mengerang dgn asik dan bergetar-getar keenakan.

Lalu kita berbaring sejenak sambil berciuman. “Besok-besok Om mau ngentotin Nini lagi utk bersihin tubuh Nini dari makhluk halus."
 
 

Tuesday, May 17, 2016

Cerita Dewasa , Menjadi Budak Seks.

AGEN DOMINO

Cerita Dewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa


Awal perkenalanku dengan miss Eva sebenarnya secara tidak sengaja dan iseng aja dari dunia maya. Waktu itu aku sedang chat di room bandung , setelah aku lihat2 pengunjung room chat aku lihat ada nick yang mengundang perhatianku yaitu ce-cari –brondong-virgin.

Iseng-iseng aku klik nicknya dan dia merepylnya. Dari situ dia mengaku cewek berusia 26 tahun yang sedang mencari remaja pria yang masih virgin untuk memuaskanya, awalnya agak aneh juga ko cewek malah cari cowok yang masih virgin emang ketahuan apa kalo laki-laki virgin itu gimana pikirku.

Dia bersedia memberikan sejumlah uang atau memberi handpone seri terbaru kalo cocok tapi dengan syarat harus mau melakukan apapun untuk memuaskannya. Sebenarnya awalnya aku hanya penasaran dan sekedar tanya-tanya apalagi aku belum pernah berhubungan intim sperti itu. Paling banter paling Cuma ciuman dan pegang-pegang punya mantan cewekku. Aku pikir ini juga tidak akan serius jadi iseng-iseng aku kasih alamat FB ku.

Setelah dia melihat fbku dengan sederet foto narsisku ternyata dia merespon positif dan minta nomer
hapeku. Memang kata orang aku lumayan cakep dan imut, bahkan aku pernah masuk 40 besar lomba coverboy majalah remaja di jakarta. Setelah melihat profilnya akhirnya aku kasih juga nomer hapeku. Dari foto yang terpasang dia ternyata seorang wanita keturunan chinese, lumayan cantik dengan rambut panjang.

Namanya Eva. Singkat cerita Setelah sekian lama tetpon-telponan,smsan, dan chat dan dia rasa aku tidak membohonginya dengan profil dan foto palsu akhirnya dia mengajak kencan. Tapi justru aku yang bingung dan takut menemuinya karena dia lebih dewasa dari aku. Aku juga pernah beberapa kali ketemuan dengan teman dari dunia maya tapi masih seumuranku dan Cuma sebatas untuk hank out bareng. Saat ini aku masih sekolah kelas 3 di sebuah sekolah swasta, tapi karena tergiur dengan janjinya akan diberi hape terbaru akhirnya aku beranikan diri untuk ketemuan di sebuah mall ternama di bandung. Apalagi dari obrolan di telefon sepertinya orangnya asyik pikirku.

Sabtu siang itu aku menemuinya di foodcourt mall. Agak canggung juga awalanya tapi setelah diselingi
dengan candaannya akhirnya aku tidak lagi grogi. Kemudian aku juga dipesankan makanan dan minuman.
Sosoknya tidak jauh beda dengan di fotonya dan terlihat cantik dengan baju yang modis. Dari tatatapanya
sepertinya dia menyukaiku. “ gimana vino, serius ga kamu mo kencan ntar?” Tanyanya.
“ tapi aku belum pernah ka” kataku polos.
“tenang aja ntar kaka ajarin ko” katanya sambil bercanda
Akhirnya aku nekat untuk ikut pulang denganya. Antara perasaan deg-degan dan takut melanda hatiku .
setelah selesai makan kami langsung menuju tempat parkiran. Rupanya dia memakai mobil lumayan mewah
menandakan kalo dia memang orang berduit.
Iklan Sponsor :
Sekitar 30 menit mobil melaju kerumahnya di pinggiran kota bandung. Rumahnya berada di perumahan elit di
kawasan ini. Aku kemudiandisuruh menunggu di ruang tamu. Agak canggung aku mencoba melihat sekeliling
rumah yang sepertinya sepi dan tidak ada orang lain.Tidak berapa lama ka eva dating dengan membawa
segelas minuman dingin. Kemudian kami ngobrol basa basi sambil aku meminum minuman yang disajikan. Tapi
tidak berapa lama aku menghabiskan minuman itu aku merasa kepalaku pusing dan pandanganku kabur setelah
itu aku tak tahu lagi.
Saat aku sadar dan membuka mata aku benar-benar terkejut. Tak ada selembar benang pun yang menempel di
tubuhku. Aku benar-benar bugil. Dan yang lebih membuatku takut karena aku tidak bias menggerakan tangan
dan kakiku yang terikat di sebuah tiang di dalam ruangan. Pergelangan Kakiku terikat menyatu dengan
tiang sementara kedua tanganku terikat terentang ke atas. Dan aku juga tidak bisa mengeluarkan suara
karena ada suatu benda seperti bola yang menyumbat mulutku dengan tali yang mengikat ke belakang
kepalaku. Aku mencoba meronta tapi tali-tali ini terlalu kuat. Aku yakin ini perbuatan ka eva tapi
kenapa? Pikirku… bukankah tadi ka eva begitu baik dan tidak ada gelagat untuk menyakitiku. Aku mencoba
memanggilnya tapi hanya suara2 tidak jelas yang keluar dari mulutku yang tersumbat.
Setelah beberapa saat barulah pintu ruangan terbuka. Dan benar saja ka eva yang datang. Tapi kali ini
dengan penampilan berbeda. Dia memakai celana ketat hitam seperti dari kulit, begitu juga atasanya
dengan bagian payudara yang sedikit menyembul dari balik pakaiannya. Sungguh sexy! Tapi tidak saat ini.
Aku Cuma perlu penjelasan dari ka eva kenapa aku diperlakukan seperti ini.Dengam tenang dia
mendatangiku. Langkahnya terdengar dari suara sepatu hak tingginya. Setelah sampai di depanku dia
tersenyum memandangiku. “ hmmm sudah bangun rupanya slave”
Aku mencoba meronta minta untuk dilepaskan smbil mulutku mencoba berbicara.“ kamu bingung slave dengan
apa yang terjadi?” tanyanya. Aku angguk-anggukan kepalaku.Aku jelasin yah. Ini adalah permainan bdsm dan
kamu disini hanyalah seorang slave atau budak yang harus mematuhi perintah mistress. Kamu ingat kan kalo
syarat untuk memuaskanku harus mau melakukan apapun? Yah inilah maksudnya.” Katanya. Dia lalu mengambil
camera digital memfoto dan merekam tubuh telanjangku yang terikat di tiang. Aku benar-benar takut
setelah mendengar penjelasanya.
Sepertinya ka Eva seorang psikopat yang punya kepribadian ganda, pikirku. Aku meronta berusaha
melepaskan diri dan mencoba menjelaskan padanya kalo aku tidak bersedia dan ingin dilepaskan tapi sia-
sia saja.
“kenapa? Kamu takut? Semakin kamu meronta aku semakin suka melihatnya. Benar-benar membuatku bergairah….
Dari pertama kali melihat fotomu aku yakin kamulah calon korban yang ideal untuk jadi bonekaku” ucapnya
sambil tangannya memegangi daguku.
“mulai sekarang kamu adalah budakku! Dan panggil aku mist eva! Paham?” katanya.
Karena posisiku yang tidak bias melawan aku hanya bisa menganggukan kepalaku.
“Badan kamu kurus dan wajah kamu imut jadi pasti cocok kalo jadi boneka mainanku ntar” ucapnya sambil
tangannya mulai menggerayangi seluruh badan telanjangku dan mulai memegangi penisku. Sedikit sentuhan
saja dari tangannya yang halus sudah cukup membuat penisku bangun dan langsung tegak berdiri, ditambah
lagi karena rasa takut yang menyelimutiku.
Sementara aku hanya bisa pasrah saat tangannya memainkan penisku.
“enak kan?” katanya lagi meledeku yang memang terasa nikmat penisku dikocok-kocokin.
“tapi jangan senang dulu, kamu disini untuk memuaskanku jadi bukan kamu yang keenakan! Dan aku paling
suka kalo melihat cowok cakep yang tidak berdaya dipermainkan” ucapnya.
Dia menuju ke sebuah lemari kecil dan mengambil sesuatu. Aku gemetaran ketika dia ternyata mengambil
sebuah gunting dan alat pencukur. Aku takut kalo aku akan dibunuh dan dimutilasi pikirku. Aku hanya bisa
memejamkan mata dan berdoa.
Apalagi ketika dia memegangi penisku lagi. Aku piker dia akan memotongnya. Aku benar-benar ketakutan.
Tapi ternyata dia memegangi rambut di sekitar kemaluanku dan mengguntingnya. Hhhmm aku sedikit lega
karena ternyata dia hanya mencukur bulu kemaluanku dan menghaluskanya dengan alat cukur. Begitu juga
demgan bola pelerku juga dicukur halus.
Setelah semuanya rata, lalu dibersihkan dengan handuk basah. Dan entah kenapa penisku tetap tegang
berdiri selama proses pencukuran itu. Sekarang penisku terlihat halus mengkilat tanpa rambut satupun
tersisa.
Iklan Sponsor :
“Kamu suka kan slave, kontolnya dicukur bersih gini?” Tanya mist eva.
Aku hanya diam saja.
“Heeh budak! Jawab kalo ditanya!” ucapnya keras sambil tangannya meremas penisku.
Spontan aku angguk-anggukan kepalaku karena sakit.
“ awas kalo diulangi lagi dan tidak patuh, mist tidak akan segan-segan menghukum kamu! Ngerti?” katanya
lagi yang langsung aku jawab dengan menganggukan kepalaku.
“kalo jadi bonekaku seluruh badan kamu harus smooth jadi smua bulu badan kamu harus dicukur” ucapnya
sambil tangannya mulai mencukur bulu ketiakku.
Setelah semua rambut ketiakku dicukur mulus, mist eva jongkok di depanku dan mulai memegangi kakikku.
“kaki kamu juga harus mulus demi penampilan kamu nanti” aku coba protes karena kaki kan pasti kelihatan
kalo lagi pake celana pendek pasti akan malu kalo kaki terlihat mulus dicukur.
Apalagi saat ini rambut di kakiku sudah tumbuh lebat. Tapi mist eva tidak menghiraukanku. Dia mulai
mencukur bulu-bulu kakiku. Agak lama juga mist eva mencukur bersih semua bulu kakiku. Selelah
membersihkan dengan handuk basah dia terlihat puas melihat tubuh telanjangku yang sekarang benar-benar
mulus tanpa bulu badan.
Lalu mist eva kembali ke lemari kecil tadi untuk menaruh gunting dan alat cukur.
Terlihat dia datang membawa sebuah kotak.
“ sekarang untuk menguji kepatuhan kamu, kamu perlu dihukum supaya bisa patuh dan selalu menuruti
perintahku. “ katanya sambil tangannya mulai memainkan puting susuku.
Dari dalam kotak dia mengambil sebuah jepitan jemuran dan menjepitkanya ke puting susuku.
“ emmmpphhhh” jeritku tertahan ballgag di mulutku karena rasanya sakit sekali.
Aku meronta supaya mist eva melepaskan jepitanya tapi dia tidak menghiraukanya. Justru jepitan satu lagi
dijepitkan ke putting sebelahku. Kali ini aku benar-benar meronta tak terkendali.
“ tenang slave kalo tidak ingin sakit” ucap mist eva kalem. Enak bicara seperti itu karena bukan dia
yang dijept pikirku. Aku mencoba tenang dengan menggigit ballgag yang menyumbat mulutku.
Setelah bebrapa saat rasa sakitnya berkurang. Tapi mist eva tidak berhenti sampai disitu. Dia kembali
menjepit bagian perut di bawah puting susuku beberapa buah memanjang sampai ke pinggangku. Aku gigit
ballgag kuat-kuat setiap jepitan menempel di tubuhku untuk menahan sakit. Sekarang ada 10 buah jepitan
yang menjepit badanku. Aku mencoba memohon mist eva untuk melepaskan jepitanya tapi dia malah tersenyum
puas melihat penderitaanku. Aku pikir akan sia-sia aku mencoba memohon untuk dilepaskan jadi aku tahan
semampuku.
Tapi rupanya belum puas juga mist eva melihat penderitaanku. Dia mengambil seutas tali dan mengikat
batang penisku yang masih tegang, begitu pula dengan biji pelerku. Lalu ujung tali yang tersisa
diikatkan dengan beban timbangan 1 kg untuk beban di penis dan pelerku menambah sakitku. Karena sekarang
ada beban yang mengikat penisku. Belum cukup sampai disitu, mist eva mengikat ujung penisku kuat-kuat
dan kedua ujung talinya diikatkan ke dua jepitan yang menjepit putting susuku.
“mmmmmmppppphhh” kali ini aku benar-benar kesakitan karena jepitan yang menjepit putingku tertarik tali
yang mengikat ujung penisku.
Tapi justru mist eva semakin puas memandangiku. Aku coba diam dan memejamkan mata untuk menahan sakit.
Karena semakin aku banyak bergerak semakin sakit rasanya. Rupanya mist eva tahu dan dia mulai meraba
bagian tubuhku di sekitar puting membuatku gelinjingan menahan sakit. Bahkan mist eva menjilati tubuhku.
Sedikit sentuhan di sekitar jepitan saja sudah tarasa sakit dan perih apalagi ketika kemudian mist eva
memainkan jepitannya. Aku menjerit tertahan sumbatan mulutku.
Iklan Sponsor :
” aemmmpphhhhhh!!!!!!” mist eva tersenyum puas. Lalu menambah beberap jepitan di penis dan biji penisku.
Aku semakin takut ketika mist eva mengambil sebuah lilin dan menyalakannya. Tanpa ragu-ragu dia lalu
meneteskannya tepat di batang penisku. Spontan aku menggerakan penisku karena panas lilin yang menempel
di penisku. Tapi justru puting susuku yang juga terasa sangat sakit karena tertarik tali yang mengikat
ujung penisku. Belum lagi biji pelerku yang sakit menahan beban timbangan yang terikat. Jadi aku tahan
dan tetap diam ketika tanpa ampun mist eva meneteskan lelehan lilin panas ke penisku. Rasanya sungguh
tak terkira. Setelah beberapa lama penisku terlihat tertutup olehlelehan lilin panas. Tahu dengan
sikapku mist eva lalu menarik dan menggoyangkan beban timbangan yang tergantung dari biji pelerku ke
kiri kanan tanpa bisa aku cegah. Menambah penderitaan yang kualami.
Setelah bebrapa saat aku terdiam sambil terus menggigit ballgag untuk menahan rasa sakit. Mist eva
kembali mendatangiku. Aku sedikit lega ketika mist eva membuka lapisan lilin yang tercetak di penisku
dan melepaskan jepitan yang menjepit batang penisku. Sakitnya bukan main ketika jepitan itu dilepaskan.
Aku piker mist eva akan segera melepaskanku tapi ternyata tidak juga melepas tali yang mengikat di ujung
penisku. Penisku hanya dibersihkan dengan handuk basah. Entah kenapa penisku tetap tegang selama
penyiksaan ini.
Mataku terbelalak kaget ketika mist eva mengambil sebuah balsam geliga merah super panas. Rupanya dia
masih senang melihat penderitaanku dan tidak berniat mengakhirinya sekarang. Benar saja kekhawatiranku
terbukti. “ini akan membuat kamu semakin keenakan” katanya . Dengan tenang mist eva mengoleskan balsam
super panas itu ke seluruh penis dan biji pelerku. Kontan saja aku langsung merasakan panas di penis dan
pelerku dan aku yakin ini akan bertambah panas. Setelah puas mengoleskannya mist eva membersihkan
tangannya dengan handuk dan mulai mengambil gambarku dengan kameranya.Cerita Sex Dewasa
Benar saja tidak berapa lama efek balsam itu mulai terasa dan aku merasakan penis dan pelerku seperti
terbakar karena sangat panas. Benar-benar aku tidak kuat menahanya sampai aku meronta tak terkendali
berharap mist eva mau mengasihaniku smpai aku menangis dan menjerit tetapi tertahan. Tapi mist eva tetap
tidak peduli dengan penderitaanku,justru dia tersenyum puas. yang kurasakan justru semakin sakit di
putingku karena jepitan di putingku yang terikat tertarik penisku. Ditambah sakit di pelerku karena
beban yang terikat bergoyang-goyang. Aku menggigit kuat-kuat ballgag mencoba untuk diam tapi tidak bisa
karena penisku semakin terasa panas dan ingin terus aku gerakan. Sementara mist eva terus saja asyik
merekamku dengan kameranya. “selamat menikmati yah slave, mist tinggal dulu” kata mist eva setelah puas
merekamku.
Aku semakin meronta karena takut ditinggalkan sendiri dalam keadaan kaya gini tapi tetap mist eva
melangkah meninggalkan ruangan yang mirip seperti gudang ini dan meninggalkanku sendirian dalam keadaan
tersiksa. Aku benar-benar tidak kuat dengan panas di penisku dan sakit di jepitan tubuhku.
…Aku menangis karena tidak kuat menahan rasa panas di penisku, sakit dan perih di badanku karena jepitan
dan juga rasa mulas karena sakit di pelerku yang tergantung beban berat. Benar2 sebuah siksaan yang tak
pernah aku bayangkan sebelumnya. Aku terus menggigit ballgag untuk sebisa mungkin menahan sakit dan
tidak banyak bergerak . setelah beberapa lama tersiksa panas di penisku sedikit berkurang tapi tetap
saja aku tersiksa.
Sekian lama barulah aku dengar pintu ruangan terbuka dan mist eva mendatangiku.
“gimana slave? Enak kan?” aku menggelengkan kepala dan memohon dilepaskan.
“ini untuk pelajaran biar kamu selalu mematuhi perintahku dan mist tidak akan main-main” jelasnya.
Akhirnya dia melepaskan tali yang mengikat peler dan batang penisku. Terasa lega ketika berat beban di
pelerku dilepaskan. Kmdn tali yang mengikat ujung penisku juga dilepaskan, begitu juga tali yang
mengikat jepitan di putingku. Tapi begitu jepitan dilepaskan sakit yang teramat sangat kurasakan smpai
aku gigit ballgag kuat2 dan kupejamkan mata. Demikian seterusnya setiap jepitan dilepaskan terasa sakit
tak terkira.
Akhirnya
semua jepitan dilepaskan dan mist eva dengan penuh perhatian membersihkan bekas jepitan dan ikatan
dengan handuk hangat.
Sekarang mist akan melepaskan ikatan kamu tapi jangan coba-coba untuk berbuat bodoh kalo kamu tidak
ingin celaka. Mist sudah tau dimana kamu tinggal dan mist punya banyak kenalan jadi gampang saja
menyuruh orang untuk menculik kamu kalo kamu berbuat bodoh. Mist juga sudah mengcopy semua phonebook
kamu jadi jangan macam-macam!” ancamnya. Ternyata dia sudah merencanakan semuanya pikirku.
Tali yang mengikat kakiku kemudian dilepaskan, begitu juga tali yang mengikat tanganku ke atas. Pegal
semua rasanya seluruh badanku setelah sekian lama terikat. Tapi kembali tanganku diikat ke belakang di
pergelangan tanganku. “ mist akan buka sumbatan mulut kamu tapi jangam bicara yang tidak perlu kalo
tidak ingin dihukum.” Ucapnya sambil membuka ballgag yang sekian lama menyumpal mulutku. Pegal rasanya
bahkan aku susah untuk menutup mulutku karena terlalu lama terbuka. Mist eva lalu membawaku keluar
ruangan. Agak susah juga aku berjalan setelah lama terikat.
Ternyata aku dibawa ke kamar mandi dan karena tanganku yang terikat ke belakang mist eva lah yang
memandikanku dan menyabuni tubuh telanjangku dengan lembut. Benar-benar kontras dengan apa yang tadi
dilakukanya padaku. Aku pikir memang mist eva punya kepribadian ganda. Tak lupa dia menyabuni bagian
tubuh sensitifku sampai memainkan penisku dengan menggenggam batang penisku maju mundur. Rasanya sungguh
nikmat, aku hanya memejamkan mata menikmatinya.
Cukup lama mist eva memainkan penisku sampai detak nafasku semakin memburu menandakan aku menikmati
perbuatanya. rupanya mist eva mengetahui kalo aku hamper orgasme dan seketika menghentikan kocokanya.
Aku sungguh kecewa karena hampir saja aku orgasme tapi tidak jadi karena mist eva mengguyurku dengan air
dingin. Rupanya mist eva memang Cuma ingin mempermainkanku.
“belum saatnya kamu nikmati permainan ini, tunggu saja. “ katanya singkat.
Setelah tubuhku bersih dari air sabun mist eva mengeringkan tubuhku dengan handuk lalu membawaku keluar
kamar mandi. Rupanya aku dibawa ke kamar tidurnya karena dari desain kamarnya menandakan itu kamar
cewek. “ sekarang waktunya makeover untuk jadi bonekaku” ucapnya. Aku tidak tahu apa maksud mist eva
dari awal untuk menjadikanku bonekanya tapi aku hanya diam duduk di tepi tempat tidur sementara mist eva
mengambil sesuatu dari lemarinya.
Aku heran ketika dia dating tidak membawa pakaianku tapi malah membawa beberapa lembar kain berwarna
merah menyala.
“ waktunya berpakaian” katanya sambil mengambil sebuah celana dalam cewek. Spontan aku menolaknya
“ mist, aku kan bukan banci. Aku ga mau pake itu” ucapku lugu karena menurutku akan sangat memalukan
kalo cowok memakai celana dalam cewek. Tapi
“ plaaaak” tiba-tiba mist eva menamparku keras sekali sampai aku terjatuh.
“kamu inget kan, kalo kamu disini hanya seorang budakku. Jadi harus patuh semua perintahku tanpa
membantah! Ingat itu!!! Atau kamu mau dihukum lagi yang lebih berat?” Cerocosnya ketus.
“ tidak mist, ampuun.” Jawabku terbata-bata sambil masih terduduk di lantai.
‘cepet nurut pake ini” aku segera bangun dan mist eva memakaikan celana dalam cewek warna merah menyala
yang ketat dan sexy dengan model berenda dan di tengah juga ada hiasan kupu. Benar-benar membuatku malu
memakainya. Modelnya juga mini yang hanya pas menutup penisku saja.
“ tuh kan kamu lucu pake ini” kata mist eva meledekku.
Aku diam tertunduk malu. Kemudian dia mengambil sebuah benda yang dijepitkan di putingku.
“..aaawhh” jeritku spontan karena memang sakit apalagi sakit bekas jepitan tadi juga belum hilang.
Jepitannya berbentuk pipih dan melekat erat di putting susuku. Begitu pula putting satuku juga dijepit.
Mist eva lalu mengambil sesuatu dan memamerkanya padaku. Kamu pasti lucu kalo pake ini. Kata mist eva
sambil menempelkanya di dadaku. Sebuah benda sangat mirip payudara cewek sepertinya terbuat dari bahan
karet karena lentur. Lalu mengaitkan talinya ke punggungku. Semakin membuatku malu karena sekarang ada
buah payudara montok menempel di dadaku. Mist eva lalu mengelus dan meremas payudara palsuku membuatku
merintih karena sakit di putingku yang terjepit.
Entah apa yang akan direncanakan mist eva tapi sepertinya dia berniat mendandaniku dengan pakaian cewek
untuk mempermainkan dan mempermalukanku. Aku tak berani menolak ketika mist eva membuka ikatan di
tanganku dan memakaikan bra dengan warna dan model yang sama dengan celana dalam yang kupakai saat ini.
Ada pikiran untuk melawan dan kaburtapi aku tidak tahu jalan keluar, apalagi ingat dengan ancaman mist
eva membuat ciut nyaliku.
“jangan berpikir macam-macam kalo ingin selamat” ucap mist eva yang sepertinya bias membaca pikiranku.
Akhirnya aku hanya menurut saja ketika mist eva memakaikan dress cewek sexy yang ketat di badanku
sebatas paha dan menutup bra yang kupakai dengan tali kecil yang mengait ke pundak.
Entah seperti apa wajahku saai ini, aku tak berani membayangkanya karena malu. Aku paling jijik dengan
banci tapi kenapa malah sekarang aku harus berdandan seperti banci kayak gini.
Selesai memakaianku baju cewek mist eva kembali mengikat tanganku ke belakang. Tapi kali ini lebih kencang dari siku atas, siku bahak sampai pergelangan tanganku diikat menjadi satu. Membuatku harus membusungkan dada dan putingku yang terjepit agak sakit tertarik.
Aku lalu didudukan di tepi ranjang. Mist eva kembali mengambil sesuatu dan perlahan memasangkannya di kakiku. Rupanya mist eva masih belum puas mendandaniku dan kali ini aku dipakaikan stoking jaring.

Rasanya ada sensasi sendiri ketika stoking itu digulung sampai sebatas pahaku. Stokingnya berwarna hitam sangat kontras dengan kakiku yang putih mulus setelah dicukur bersih mist eva.
“ inilah gunanya kaki kamu dicukur, supaya terlihat indah saat memakai stoking seperti ini” kata mist
eva setelah selesai memakaikan dua buah stoking di kakiku.

Belum cukup sampai disitu mist eva mengambil sebuah kardus sepatu dan membukanya lalu mengeluarkan sepasang sepatu hak tinggi warna merah menyala. Hmm rupanya aku masih harus memakai sepatu hak tinggi juga. Entah apalagi yang direncanakan mist eva. Sepatu itu dipasangkan di kedua kakiku. “wooow anggun sekali kamu dengan high heel seperti ini” mist eva kelihatan puas melihat pekerjaannya.

Kemudian aku dituntun di depan meja riasnya. Agak susah aku berjalan dengan sepatu hak yang tinggi ini, apalagi tanganku terikat kuat ke belakang. Lalu aku didudukan di kursi. Aku tak berani menatap kaca di depanku karena malu dengan keadaanku. Mist eva mengambil seutas tali dan mengikat kedua pergelangan kakiku ke kaki kursi. Kembali aku terikat tak berdaya.

“saatnya kamu dimake up supaya cantik dan sempurna jadi boneka” ucap mist eva.
Gila rupanya aku juga akan dimake up. Aku menggelengkan kepala tapi mist eva mengancam
“ mau dihukum lagi” ucapnya ketus membuatku takut dan terpaksa pasrah.
Mist eva mengambil peralatan riasnya dan mulai memoles mukaku. Agak lama aku dimake up, entah mist eva
memakai apa aja untuk meriasku tapi terakhir dia memoles bibirku dengan lipstick merah menyala. Setelah
selasia mist eva mengambil wig dengan rambut panjang dan memakaikannya di kepalaku lalu menyisirnya.
“ lihat slave, kamu cantik sekali” kata mist eva setelah selesai mendandaniku sambil mendongakan
kepalaku ke cermin.
Terpaksalah aku menatap cermin dan betapa kagetnya aku karena hamper aku tak bias mengenali diriku
sendiri. Di depanku terlihat sesosok sangat mirip cewek memakai dress sexy dengan rambut panjang sedang
terikat di kursi. Tapi tetap saja aku malu melihat diriku sendiri. “ sudah mist duga kamu pasti akan
sangat cantik kalo dimakeover” ucap mist eva puas.
“ mist paling suka dengan boneka seperti kamu slave” ucapnya.
Aku hanya diam karenai buatku ini lebih menyiksaku secara mental karena aku dipermalukan seperti ini.
Kemudian tanpa aku duga mist eva mencium bibirku, sepertinya dia bernafsu melihat penampilanku setelah
dimakeover.
Dia memainkan lidah di mulutku dan aku balas pagutanya dengan memainkan bibir indahnya. Lama kami
berciuman mulut sampai mist eva menghentikanya dan beralih ke leherku sambil tangannya menggerayangi
tubuhku. Terlihat mist eva begitu bergairah menyusuri leher dan dadaku. Tangannya mulai memngelus dan
meremas payudara palsuku membuatku menjerit dan merintih karena sakit di putingku yang terjepit.
Antara nikmat dan sakit aku pejamkan mataku sambil mulutku mendesah nikmat. Aku tak bisa berbohong kalo
rangsangannya sungguh nikmat. Dan aku seakan diperkosa karena tak bias melawan cumbuannya dengan
tanganku yang terikat ke belakang dan kakiku terikat ke kaki kursi. Aku semakin renggangkan kakiku untuk
menikmati sensasinya, penisku juga sudah ngaceng tapi masih terkurung di balik celana dalam cewek yang
aku pakai. Mist eva tak berhenti mencumbuiku bahkan mengangkat dress yang aku pakai lalu mengeluarkan
penisku dari balik celana dalam.
Sambil terus mencumbuiku, penisku dipegang dan dipermainkan oleh tangan halus mist eva. Entah kenapa aku sungguh menikmatinya dipermainkan seperti ini. Tanpa malu lagi aku mengerang kenikmatan ketika penisku dimaju mundurin.

Cukup lama aku dipermainkan tapi ketika aku hampir mencapai orgasme kembali aku dibuat kecewa karena tiba-tiba mist eva menghentikannya. Sungguh aku benar-benar kecewa karena spermaku sudah di ujung tanduk dan sekali kocokan saja pasti keluar. Aku sampai goyang-goyangkan penisku tapi tetap tidak bias keluar.

“ mist tolong aku pengen keluar” kataku menghiba.
“ belum saatnya, tunggu saja nanti” kata mist eva singkat sambil berlalu meninggalkanku.

Benar-benar mist eva Cuma mempermainkanku dan membuatku frustasi karena kepuasanku tertunda. Dia kembali dengan membawa sebuah benda seperti kalung lalu mengaitkannya ke leherku dan menguncinya. Aku hanya diam saja ketika mist eva kembali merapikan riasan wajahku.

“ sekarang waktunya latihan kamu jadi boneka yang patuh” ucapnya sambil mengikat tali panjang ke kalung di leherku. Mist eva lalu membuka ikatan di pergelangan kakiku dan aku di suruh berdiri.
“ ayo waktunya belajar jalan sebagai boneka” dengan agak susah aku berdiri dengan sepatu hak tinggi yang kupakai dan mulai berjalan ke ujung kamar tapi tak berapa lama aku tertarik hampir mau jatuh ketika tali yang mengikat di kalung leherku ditarik mist eva.

Sudah pasti aku susah menjaga keseimbangan karena tanganku masih terikat ke belakang.
“ jalan yang bener! Kamu kan cewek jadi harus jalan yang anggun! Kamu kan model.” Kata mist eva keras.

DOMINO ONLINE

Memang aku juga sering ikut model dan fashion show tapi jelas aku Cuma diajarkan sebagai model cowok yang harus berjalan tegak. Jadi sebisa mungkin aku ingat cara jalan model cewek temanku. Aku coba jalan dengan meluruskan kakiku pada satu garis lurus seperti biasa dilakukan model cewek walaupun agak susah karena sepatu hak tinggi ini benar-benar menyiksaku. Dengan perlahan aku berjalan mengitari tempat tidur dimana mist eva duduk di ranjang memperhatikanku sambil tangannya memegang tali yang mengikat kalung di leherku.

“ nah gitu lebih baik. Busungkan dada kamu” ucap mist eva.

Dengan terpaksa aku menurutinya karena tak segan-segan mist eva menarik tali di leherku setiap aku tidak mematuhinya sampai aku hampir terjatuh beberapa kali. Setelah agak lama barulah aku bisa sedikit menjaga keseimbanganku saat berjalan memakai sepatu hak tinggi ini.

“ ini latihan jalan biar kamu bias jalan kayak cewek kalo jadi boneka” terang mist eva.
Ahirnya aku diperbolehkan berhenti. Cape juga rasanya. Tapi belum hilang rasa capekku, mist eva kembali memerintahku.

“ slave, sekarang jilati spatu hak tinggi mist sampai bersih” menurutku ini sangat menghinaku tapi aku tak punya pilihan lain.

Dengan susah payah aku membungkuk dan bersujud di depan kakinya bertumpu pada lututku karena tanganku terikat ke belakang.

Aku sorongkan wajahku ke depan sepatu mist eva dan mulai menjilatinya pelan-pelan. Aku takut debu yang menempel di lidahku akan tertelan jadi ake sedikit meludah untuk membuangnya tapi tiba-tiba aku rasakan pantatku dipukul mist eva. Ketika aku dongakan wajahku Nampak mist eva sudah membawa sebuah alat pemukul seperti rotan.
“ jangan ulangi lagi!” hardik mist eva.

Kembali aku jilati sepatu hak tinggi mise eva dari bagian depan, samping sampai belakang. Sementara mist eva duduk di tepi ranjang sambil merekamku dengan kameranya. Sesekali dia memukul pantatku dengan pemukul rotan. Aku decak-decakan ludahku setiap kali menjilati sepatunya tapi tak berani meludahkanya lagi. Benar-benar terhina rasanya aku disuruh menjilati sepatunya seperti ini tapi aku tak punya pilihan lain selain mematuhinya.

Setelah bersih sepatunya dia menyorongkan sepatu sebelahbya. Mau tak mau aku kembali menjilatinya dengan susah payah. Kmdn dengan enaknya dia menyandarkan kaki sebelahnya di punggungku. Setelah beberapa saat akhirnya aku diperbolehkan berhenti menjilati sepatunya.

Kali ini mist eva turun dari ranjang dan mengambil tali. Aku disuruh duduk lalu mist eva mengikat
pergelangan kakiku menyatu dengan paha. Begitu juga kaki satunya. Kembali aku terikat tak berdaya,
setelah sebelumnya mist eva juga mengikat tanganku ke belakang, bahkan sekarang mulai terasa pegal dan kesemutan. Selesai mengikatku mist eva meninggalkanku. Entah apalagi yang direncanakanya.

Rupanya dia berganti baju. Tanpa malu dia melepas celana kulit dan baju kulit ketatnya sampai terlihat hanya memakai cd dan bra saja. Dia menggantinya dengan baju tidur transparan membuat tubuh sintalnya tetap terlihat sexy membuat penisku menegang.Kembali mist eva mendatangiku dan mengambil tali panjang yang mengikat ke leherku.

“ sekarang jalan lagi” perintah mist eva.
Tapi aku tak mengerti karena kakiku terikat tidak bias berdiri apalagi buat jalan. Mist eva spontan
menarik tali di leherku.

“ bodoh banget kamu slave! Kaya gitu saja ga tau? Jalan jongkok donk!” aku segera paham maksudnya dan mulai berjalan jongkok dengan susah pyaha karena tangan dan kakiku yang terikat. Apalagi aku masih memakai sepatu hak tinggi.

Aku terus berjalan jongkok mengitari tempat tidur sambil seskali tali di leherku ditarik-tarik mist eva.
Ternyata jalan dengan jongkok seperti ini lebih terasa cepat cape daripada berjalan biasa. Setelah
beberapa putaran barulah tali leherku ditarik dan aku berjalan menghampirinya ke tepi ranjang.
Mist eva lalu menyorongkan kaki telanjangnya ke wajahku.

“ jilati sampai bersih” perintah mist eva.

Hmmm mau tidak mau aku kembali menjilati kakinya mulai dari telapak kakinya. Rasanya sungguh mual karena tercium bau kaki dan sepatu yang lama dipakai dari awal menyiksaku. Tapi aku tahan karena mist eva tak segan memukulku dengan rotan yang dipeganginya.

“ jilat semuanya sampai sela-sela jari dan kulum satu persatu jarinya!” aku turuti perintahnya dengan
menjilati dan mengulum satu persatu jari kaki mist eva.
Sungguh terhina rasanya harus menjilati kaki seperti ini tapi aku terus mengerjakanya. Selanjutnya kaki sebelah mist eva juga aku bersihkan dengan lidahku.
“ sekarang jilati kaki mist dari ujung kaki sampai paha” kali ini aku lebih bisa menikmatinya ketika
diperintahkan menjilati kakinya yang mulus.

Dengan bernafsu aku jilati ujung kakinya menyusur terus sampai ke pahanya. Sesekali mist eva mendesah puas ketika ujung lidahku menyusuri kulit lembut kakinya.

Apalagi ketika mist eva tanpa malu membuka celana dalamnya dan duduk di tepi ranjang. Aku masih jongkok di hadapannya. Dia membuka baju tidurnya dan tampak pemandangan yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Baru kali ini aku lihat langsung karena selama ini hanya melihat di internet dan video. Vaginanya terlihat merah dengan rambut yang tercukur rapi.

“ jilati sampai mist puas!” tanpa disuruhpun aku akan dengan senang hati melakukannya, pikirku dalam hati.

Dengan sedikit gemetar karena baru pertama kali aku jilati daerah sekitar vaginanya. Penisku mulai
bereaksi dan semakin menegang di balik celana dalam cewek yang kupakai. Aku terus menyusuri daerah sekitar vagina mist eva lalu sedikit demi sedikit aku mulai menjelajah ke daerah lubang kenikmatanya. Aku mainkan ujung lidahku di dalam vaginanya dan tampak mist eva mendesah nikmat, tangannya mulai  menjambak rambutku dan menekan kepalaku supaya tidak lepas dari vaginanya.

Aku terus mainkan lidahku di dalam vaginanya dengan memutar lidahku dan menjelajah semampu ujung lidahku, nafasnya mulai memburu dan desahanya semakin terdengar sexy tapi mist eva tidak juga mencapai orgasme setelah sekian lama. Lidahku mulai terasa kelu tapi aku terus mengerjakannya. Kuat juga mist eva. Akhirnya mist eva menjauhkan kepalaku dari vaginyanya.

“ lidah kamu Cuma bisa menggelitiki saja ga bisa sampai memuaskanku” ucap mist eva seenaknya membuatku malu.

Dia mengambil sesuatu dari lemarinya dan memamerkannya padaku. Aku tidak tahu benda apa itu, seperti penis dildo ukuran panjang tapi di tengahnya ada semacam tali sabuknya.

“ jilati sampai basah!” perintah mist eva sambil menyodorkan penis dildo itu ke mulutku.
Agak aneh dan jijik rasanya harus menjilati benda yang sangat mirip penisku itu tapi mau tak mau aku kerjakan, lagian itu bukan penis beneran pikirku. Aku jilati penis buatan itu dari ujung sampai
batangnya sampai semua basah oleh ludahku.

“ waah kamu suka jilatin kontol juga yah?” kata mist eva meledekku, aku langsung gelengkan kepalaku sambil terus memasukan batang penis besar itu ke mulutku.

Mist eva mengeluarkan penis itu dari mulutku dan memasukan ujung satunya yang lebih gemuk ke mulutku lagi. Kali ini aku agak kesulitan karena ukurannya besar sampai mulutku terasa penuh dan tersumbat. Lalu dua buah tali di sampingnya di ikatkan ke belakang kepalaku. Praktis aku tidak bisa mengeluarkan suara lagi dan yang lebih menjijikan karena sekarang ada penis besar di dalam mulut dan juga mengacung keluar dari mulutku.

Tanpa menunggu lama mist eva kembali menjambak rambutku dan menuntun penis dildo di mulutku ke lubang vaginanya. Sepertinya mist eva sudah terbiasa karena penis besar ini begitu mudah masuk ke vaginanya, apalagi dildo ini sudah basah oleh ludahku dan bercampur dengan sedikit cairan di vaginanya. Mist eva mulai mendorong kepalaku ke lubang kenikmatanya dan memaju mundurkan kepalaku dengan menjambak kepalaku.

Desahannya kembali terdengar.aku mulai kesulitan menjaga keseimbanganku ketika kepalaku semakin di tekan dan mist eva merebahkan diri dengan bertumpu pada siku tangan satunya. Sepertinya mist eva mulai menikmatinya terlihat dari desahanya yang semakin kencang dan matanya terpejam dengan wajah menghadap ke atas.

Tapi ini membuatku tersiksa karena kakiku yang terikat hanya bisa jongkok dan bertumpu pada sepatu hak tinggiku, sehingga ketika kepalaku lebih di tekan mengikuti badannya ke atas kakiku terasa semakin sakit. Apalagi tanganku yang masih terikat kuat ke belakang sampai aku hampir jatuh tdk bisa menjaga keseimbanganku. Belum lagi mulutku yang penuh dengan dildo penis ini terus digerkain maju mundur membuatku rahangku ngilu. Tapi aku tak bisa melawan karena mist eva menjambak rambutku kuat-kuat.

Mist eva semakin bernafsu menekan-nekan mulutku ke dalam vaginanya membuat aku semakin kewalahan, akhirnya setelah sekian lama tersiksa mist eva menekan keras-keras kepalaku ke dalam liangnya dan tak melepaskannya , ini membuat aku tak bisa bernafas karena hidungku tertutup badannya. Lalu aku merasa suatu cairan keluar dari liang vaginanya dan membasahi pipi dan ada yang masuk ke mulutku. Rasanya sangat aneh. Akhirnya kepalaku dilepaskan dan mist eva tampak menikmati puncak orgasmenya sambil memejamkan mata.

Kmdn merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Sementara aku masih duduk jongkok terikat dengan penis dildo di mulutku yang penuh dengan cairan kenikmatannya. Akhirnya aku berhasil juga memuaskannya, kataku dalam hati.

Agak lama mist eva merebahkan dirinya di tempat tidur. Aku takut kalo mist eva tertidur karena tangan dan kakiku yang terikat terasa sakit dan kesemutan. Belum lagi ada dildo penis yang memenuhi mulutku sampai aku susah mengeluarkan suara. Tapi aku tak berani membangunkannya.

Setelah beberapa saat barulah mist eva bangun tapi langsung berlalu masuk ke kamar mandi tanpa
mempedulikanku. Terpaksalah aku kembali menunggu tanpa bisa berbuat apa-apa. Cukup lama mist eva mandi sampai kmdn dia keluar kamar mandi dengan piyama mandinya. Rambutnya tampak basah dan dikeringkan dengan handuknya. Barulah kmdn miet eva mendatangiku. Cukup lega aku ketika mist eva membuka ikatan di kaki tanganku lalu tanpa aku duga mist eva memijiti tanganku yang bekas ikatan.

Barulah kemudian dildo penis yang menyumbat mulutku juga dilepaskan. Tapi Baru beberapa saat ikatanku dilepaskan kembali tanganku diikat tapi kali ini ke depan agak longgar.

“ mist aku kan sdh memuaskan mist. Ko masi diikat? Aku sdh sangat cape n pengin pulang.” Kataku
memberanikan diri. “ ssst diem! Kan kamu belum puas. Sekarang gantian biar impas.” Kata mist eva.
“ ga papa mist,yang penting mist udah puas.” Jawabku karena memang aku sudah sangat lelah.
“ diem kamu! Atau pengen dihukum lagi?” bentak mist eva.

Kali ini aku tak berani lagi membantahnya karena takut dihukum. Aku lalu dituntun keluar kamar. Agak susah rasanya setelah kakiku lama terikat tertekuk. Apalagi aku berjalan masih memakai sepatu hak tinggi. Sesampai di ruang makan mist eva menyuruhku duduk dan kembali mengikat pergelangan kakiku ke kaki kursiku. Dia pergi ke lemari pendingin dan mengambil segelas minuman dingin lalu menyodrkan ke mulutku.

Segar sekali rasanya setelah cape karena lama terikat. Kembali mist eva mengambil sesuatu. Aku lihat jam dinding menunjukan jam 7 malam. Padahal tadi aku datang kesini sekitar jam 4 sore. Berarti sudah tiga jam aku dipake mist eva. Mist eva datang kembali dengan membawa sepiring makanan lalu menyuapiku, aku hanya menurut saja.

Sepertinya ini bubur tapi rasanya enak . yang aku heran kenapa kadang mist eva bisa bersikap kejam
menyiksaku tapi kadang juga bersikap penuh perhatian. Setelah habis mist eva kembali menyuapiku buah anggur. Lalu dia memberikanku beberapa tablet pil lalu menyuruhku meminumnya.
“ apa ini mist? “ kataku penasaran karena aku takut ini pil extacy .

“ udah minum aja ga akan membahayakan kamu. Itu Cuma vitamin biar kamu fit” ucap mist eva.
Akhirnya aku meminumnya walaupun sebernya aku takut juga. Kmdn mist eva kembali mengikat tanganku ke belang kursi. Entah apa lagi rencana mist eva karena kmdn mist eva kembali menyumpal mulutku dengan dildo penis gag yang tadi sudah digunakan. Tapi kmdn dia kembali masuk kamar dan meninggalkanku sendirian. Entah apa yang dikerjakan mist eva di dalam kamar, sepertinya istirahat sebentar setelah tadi mencapai klimax.

Sementara aku tak bisa berbuat apa-apa disini menunggunya terikat di kursi makan. Walaupun ikatanya tidak terlalu kencang tapi yang membuatku tidak nyaman karena ada dildo penis gede di mulutku dengan penis dildo yang keluar dari mulutku membuatku jijik. Beberapa saat lamanya aku menunggu sampai mist eva datang dengan berganti pakaian kembali memakai celana dan baju ketat kulitnya.

Sementara sepatu boot tingginya membuatnya semakin anggun. Dia kembali merapikan make up ku yang mungkin sekarang sudah acak-acakan. Lalu merapikan dan menyisir rambut wig yang masih aku pakai. Aku takut ketika mist eva membawaku kembali ke ruangan gudang yang tadi sore dipakai untuk menyiksaku. Jangan- jangan mist eva akan menyiksaku lag, pikirku membayangkan apa yang akan dilakukan mist eva.

Di bawah dua buah tiang kayu yang membentuk seperti tiang kayu Dia mengikat kedua tanganku ke belakang tapi kali ini dengan posisi pergelangan tangan kanan ke siku kiri dan begitu sebaliknya. Sehingga tanganku terikat kuat di punggung. Sedangkan kakiku direntangkan lalu mist eva memasangkan sejenis dua buah besi panjang yang di ujungnya terdapat lubang setengah lingkaran. Sehingga ketika Lubang itu dipasangkan di masing-masing pergelangan kakiku menjadi semacam pasungan yang memasung kakiku. Lalu dikunci dan diikat kuat. Aku tak bisa menggerakan kakiku yang sekarang terentang lebar.

Lalu mist eva melemparkan sebuah tali ke palang kayu di atas. Ujungnya di tarik dan dibuat untuk
mengikat dada dan pundakku sangat kencang. Setelah terikat kuat ujung tali satunya ditarik kuat sehingga badanku meregang tertarik ke atas sehingga posisiku sekarang agak membungkuk. Setelah merasa badanku sudah teregang ke atas, ujung talinya diikatkan kembali ke kedua d sikuku sehingga sekarang aku dalam kondisi terikat tergantung membungkuk dengan kaki terentang lebar. Belum cukup sampai disitu, kedua besi pemasung kakiku diikat ujungnya ke samping ke masing2 tiang membuat posisi kakiku terikat kuat tanpa bisa aku gerakan lagi.

Setelah puas mengikatku mist eva merekamku dengan kameranya sampai mengclose up wajahku dengan mulutku yang masih terpasang dildo penis. Dia keliahatan puas melihatku yang malu2 mencoba menghindari camera.

Lalu mist eva kembali ke belakangku dan dreass yang aku pakai diangkatnya. aku merasa pinggulku ditepuk2. Kmdn dengan memakai sesuatu memukul2 bokongku agak keras. Aku mencoba menghindar dan berteriak kesakitan tapi suaraku tersumbat gag penis di mulutku.

Sepertinya mist eva memakai pemukul rotan yang tadi digunakannya. Percuma saja aku menghindar karena aku dalam posisi terikat jadi aku Cuma bisa menggoyangkan pinggulku. Untunglah tidak berapa lama mist eva menghentikanya. Tapi kmdn memelorotkan celana dalam cewek yang aku pakai. Aku kaget setengah mati ketika aku merasa lubang anusku dimasuki sesuatu. Sakit rasanya sehingga aku goyang2kan pinggulku.

“ diemm!!” bentak mist eva sambil memukul pinggulku keras2.
“ ini ga akan sakit kalo kamu nurut” aku terpaksa menurutinya ketika benda itu sedikit demi sedikit
masuk ke lubang anusku.

Benda itu terus ditekan masuk sementara tangan mist eva membuka belahan pantatku. Lalu aku merasa ada cairan pelican yang dioleskan ke lubangku sehingga benda itu tidak terlalu kesat dan sakit memasukiku.

Tapi aku merasa tetap sakit ketika benda itu semakin menerobos anusku. Aku mencoba menahan tapi justru semakin sakit rasanya sehingga aku coba tenangkan pikiran dan pasrah. Aku gigit dildo kuat2 untuk menahan sakit.

Rasanya sungguh aneh ketika benda itu semakin dalam didorong mist eva masuk ke anusku, aku merasa ingin buang air besar. Sepertinya benda itu sudah masuk sepenuhnya karena mist eva tidak mendorongnya lagi. Tapi mengikat ujungnya ke pahaku sehingga benda itu tetap di dalam lubang anusku, tidak akan keluar lagi meskipun aku coba mendorongnya.

Mist eva lalu keluar ruang meninggalkanku begitu saja yang terikat. benda yang masuk ke lubang anusku membuatku benar2 merasa tidak nyaman karena serasa ingin buang air besar.

Aku terus mencoba mendorongnya keluar tapi tetap saja benda itu di dalam lubangku. Aku kembali
membayangkan siksaan apalagi yang akan dilakukan mist eva padaku. Sepertinya dia sangat suka membuat orang menderita. Aku mulai merasa cape karena terikat tergantung membungkuk seperti ini, apalagi kakiku juga terpasung terentang lebar.

Akhirnya mist eva masuk kembali ke ruangan tempat penyiksaan ini. Langkahnya terdengar dari sepatu hak tinggi yang dipakainya. Dia berdiri di depanku dengan tersenyum puas. Tapi kali ini agak aneh karena mist eva memakai benda seperti penis besar di antara selangkangannya.

“ kamu tahu apa ini?” aku Cuma menggeleng pelan karena memang tidak tahu benda apalagi itu.
“ ini akan memuaskan kamu slave.’

Kata mist eva sambil mengadu penis di selangkangannya dengan penis gag yang keluar menjulur dari
mulutku. Aku mulai takut jangan2 mist eva akan menydomiku dengan benda mirip penis besar itu.
Kekhawatiranku semakin menjadi ketika mist eva mulai melepas benda yang terikat di lubang anusku.

Sepertinya benda itu Cuma untuk pemanasan masuk ke lubang anusku. Aku mulai meronta ketika kembali lubang anusku dimasuki ujung penis buatan yang dipakai mist eva. Penis itu sepertinya lebih besar dari benda yang tadi dimasukan ke lubangku karena kali ini terasa lebih sakit ketika baru ujungnya saja yang memasuki lubangku.

“ diam!!! Kamu bakal keenakan nanti!” bentak mist eva sambil menepuk2 pinggulku dan merenggangkan belahan pantatku. “aooogghhh” jeritku tertahan ketika benda itu semakin masuk.
Mist eva terus menekan dan mendorong benda itu masuk ke lubang anusku kali ini terasa sangat sakit
sampai aku tak kuasa meneteskan air mata. Benar-benar aku serasa diperkosa. Rupanya inilah maksudnya kenapa mist eva mencari cowok yang masih virgin, untuk diperkosa seperti ini. Aku sungguh menyesal kenapa menerima tawarannya.

‘ kamu benar-benar masih perawan yah slave” ucap mist eva meledekku sambil terus menekan benda itu masuk.

Ketika aku tahan benda itu justru aku merasa lebih sakit maka aku coba untuk tenang dan membiarkan benda itu masuk lebih dalam lagi ke lubangku. Cara ini sedikit berhasil karena penis itu terus masuk sedikit demi sedikit . walaupun tetap sakit tapi lebih mengurangi penderitaanku. Apalagi ketika mist eva menambah pelicin ke batang penis itu semakin mudah menerobos masuk.

Aku coba lebih meregangkan kakiku lebih lebar supaya benda itu cepat masuk semuanya dan ternyata berhasil. Aku merasa paha mist eva menyentuh pinggulku menandakan benda itu sudah masuk seluruhnya. Mist eva lalu mulai menggoyang-goyang pinggulnya membuat penis buatan yang masuk di lubangku semakin masuk lebih dalam. Aku ikut bergoyang2 mengikutinya. Mist eva memegangi pinggangku dan memaju mundurkan penis

itu di dalam lubangku. Pertama pelan tapi kemudian semakin kencang. Apalagi batang penis itu kembali diberi pelican sehingga penis itu bisa sliding maju mundur dengan lebih mudah.
Aku tak pernah membayangkan keadaanku saat ini. Aku diperkosa dan disodomi oleh seorang wanita. Rasanya malu sekali ada dua buah penis yang memasukiku yaitu di lubang anusku dan juga di mulutku. Tapi aku tak bisa berbuat apa-apa untuk melawannya karena aku terikat tak berdaya. Akhirnya aku pasrah saja ketika mist eva terus saja memompa penis buatan itu di dalam lubangku. Aku terus menggigit dildo gag di mulutku.

Tapi entah kenapa semakin lama aku merasa ada getaran gairah yang mengalir ke tubuhku. Apalagi ketika mist eva semakin intens memompa penis itu dan sesekali menggoyangnya. Tak terasa penisku yang sudah tak tertutup celana dalam sudah tegang penuh. Apalagi ketika mist eva mulai menyentuh dan memainkannya.

“ gimana? Enak kan? Kata mist eva sambil terus memompaku.

Aku hanya diam sambil mencoba pejamkan mata kenapa aku justru menikmati disodomi seperti ini. Aku tak kuasa menahan nafsu ketika aku merasa semakin menikmati pompaan mist eva dan tangannya yang memainkan penisku. Akhirnya aku ikut mengikuti ritme pompaannya yang semakin dahsyat. Rupanya mist eva sudah tahu aku mulai menikmatinya. Dia lalu membuka gag penis di mulutku. Lega rasanya setelah lama mulutku tersumbat. Tanpa sadar aku mulai mengeluarkan desahan kenikmatan sambil terus mengikuti dorongan mist eva yang terus memaju mundurkan penis itu di dalam lubangku.

“aaaahhhg” desahku lirih sambil terus membuka mulut dan memejamkan mata untuk menikmati sensasi yang belum pernah aku alami sebelumnya ini. “ tuh kan kamu menikmatinya, enak kan? Kata mist eva yang tak aku pedulikan karena aku benar-benar menikmati kenikmatan yang intens ini.
Namun sekarang tangan mist eva beralih dari memainkan penisku ke payudara palsu yang masih aku pakai.

Payudaraku di remas-remas perlahan membuat sakit jepitan yang menjepit putingku. Antara sakit dan nikmat aku terus mendesah tak karuan. Bahkan tanpa sadar desahanku semakin keras tapi aku tak mempedulikannya karena yang kurasakan sekarang hanyalah nafsu yang semakin menggebu. Penisku benar-benar tegang sepertinya siap meluncurkan cairan kenikmatanya.

Sepertinya mist eva tahu aku hampir mencapai klimax dan seperti biasa dia kembali mempermainkanku dengan menghentikan sodokannya. Tapi penis itu masih di dalam lubangku. Tanpa sadar aku yang bergerak maju mundur memompa penis itu. Tapi rasanya kurang begitu nikmat.

“ kenapa slave? “ Tanya mist eva meledekku lagi.
“ plzz mist…” kataku menghiba tanpa malu lagi karena kenikmatanku terhenti.
“bilang fuck me plzzz mist” kata mist eva mempermainkanku.

“ fuck me plzzz mist….” Kataku tanpa malu-malu karena aku sudah terbawa nafsu sampai tak mempedulikan apa-apa lagi.

Mist eva segera menyodok dan memompaku lagi membuatku kembali mendesah kenikmatan sambil memejamkan mata.

“aaaaghhhhh….. aoooohhh desahku tak karuan.
“ayo minta yang kenceng” kata mist eva menghentikan pompaannya lagi.
“ FUCK ME MIST PLZZZZ…………” kataku setengah berteriak berulang-ulang.

Mist eva tertawa melihat keberhasilannya mempermainkanku. Mist eva terus menyodok dan memompa penis itu ke lubangku semakin keras dan kadang digoyang-goyangkannya. Aku benar-benar melayang dibuatnya. Nafasku semakin memburu, Sampai pada satu sodokan penisku yang sudah sangat tegang meluncurkan gelombang demi gelombang kenikmatan tanpa ada sentuhan.

Aku bergetar hebat menikmati sensasi yang sungguh luar biasa ini. Belum pernah aku merasakan kepuasan yang sangat dahsyat seperti ini. Aku renggangkan kakiku lebar-lebar sementara mulutku menganga lebar dan mataku masih aku pejamkan untuk menikmati momen yang sungguh menakjubkan ini.